Halo, Perseners! Kenalin, aku Rebecca, Associate Writer Satu Persen.
Inget nggak sih pertanyaan yang sering ditanyain ke kita saat kita masih kecil? Yap, pertanyaan “Kamu kalau sudah besar mau jadi apa?”
Dulu, rasanya pertanyaan ini pertanyaan yang santai aja ya. Kamu bisa dengan mudah dan cepat ngejawabnya. Apa jawabanmu dulu? Mau jadi dokter? Polisi? Guru? Wah, nostalgia banget ya!
Tapi, sadar nggak sih, sekarang saat kita udah beranjak dewasa, rasanya susah banget buat kita ngejawab pertanyaan soal rencana masa depan. Masa depan rasanya abu-abu banget dan penuh ketidakpastian.
Bahkan, mungkin kamu nggak tahu sebenarnya apa keinginanmu di masa depan. Tenang, kamu nggak sendirian, lho. Kegalauan ini banyak dirasain juga oleh orang lain, terutama yang lagi ada dalam usia peralihan dari remaja ke dewasa awal. Kebimbangan ini dikenal sebagai quarter life crisis.
Quarter life crisis emang hal yang wajar, tapi bukan berarti kamu harus pasrah aja terjebak dalam kegalauan ini. Kalo kamu terus-terusan biarin diri kamu berjalan tanpa arah, berapa banyak waktu yang terbuang?
Padahal, sebenernya bisa kamu gunain waktu itu untuk ngebangun diri menuju masa depan yang kamu idam-idamkan.
Tenang, artikel ini bakal ngebantuin kamu untuk mengenal lebih jauh soal quarter life crisis, sekaligus cari tahu cara buat ngatasin kegalauan akibatnya.
Penasaran? Yuk, simak!
Sebenernya, Quarter Life Crisis itu apa sih?
Quarter life crisis adalah proses pencarian jati diri buat orang-orang yang mulai memasuki usia dewasa awal.
Menurut Teori Erikson, usia dewasa awal berkisar antara umur 20-an hingga awal 40-an. Di usia ini, banyak orang yang ngerasa bingung terhadap dirinya sendiri, termasuk apa yang sebaiknya harus dilakuin.
Kenapa sih orang justru merasa bingung? Alasannya karena sebagai orang dewasa, kamu punya ekspektasi gimana sih seharusnya orang dewasa itu bersikap.
“Orang dewasa itu harus punya gambaran jelas soal hidupnya.”
“Orang dewasa itu harusnya nggak boleh emosional.”
Dan berbagai cara pandangmu soal cara bersikap dewasa sebenarnya bisa ngebawa kamu ngerasa tertekan ketika kamu belum bisa bertindak sesuai dengan ekspektasimu. Padahal itu wajar, kamu kan baru aja memasuki usia dewasa. Tentu, banyak hal yang belum kamu tahu.
Hal ini diperparah dengan kehadiran orang yang lebih dewasa di sekitarmu yang mungkin nganggep kamu masih anak-anak. Ketika kamu berusaha buat ngambil keputusan sendiri, mereka nganggep kamu nggak tahu apa-apa soal hidup.
Alhasil, kamu jadi terjebak dalam dilema. Bukan hanya karena nggak bisa menuhin ekspektasi kamu soal sikap orang dewasa, tapi juga rasa tertekan karena nggak dapet pengakuan dari orang dewasa lainnya. Huh, tentu jadi sulit banget ya buat mosisiin diri.
Baca juga: Anak Sulung dan Segudang Ekspektasi Keluarga
Gimana sih proses terjadinya Quarter Life Crisis?
Dalam sebuah studi, ahli bilang kalau kegalauan kamu yang disebabin oleh quarter life crisis secara umum terdiri dari 5 fase utama:
1. Fase pertama quarter life crisis: Rasa Terjebak
Pernah nggak sih kamu ngerasa terjebak dengan rutinitas dan pilihan hidup yang udah kamu ambil? Mulai dari hubungan romantis, hubungan pertemanan, hingga pilihan karier yang kamu punya rasanya bener-bener membosankan.
Kamu ngerasa nggak mendapatkan kebahagiaan dan kenyamanan dari segala yang udah kamu punya saat ini. Hari-hari yang kamu lalui jadi nggak menarik dan kamu kehilangan motivasi untuk menjalaninya.
Kalo kamu ngerasain hal ini, mungkin kamu sedang ada di tahap awal quarter life crisis. Rasa terjebak yang menumpuk akan ngebawa kamu ke fase selanjutnya.
2. Fase kedua quarter life crisis: Rasa ingin bebas
Setelah bosan atau bahkan lelah dengan rasa terjebak yang kamu rasakan, kamu merasakan dorongan kuat dari dalam diri buat keluar dari situasi itu. Kamu pengen nyoba hal-hal baru di luar rutinitas kamu, bahkan ganti pilihan karier atau jurusan yang lebih menarik buatmu.
Rasa ingin bebas ini awalnya mungkin nggak terlalu signifikan, tetapi semakin lama kamu lelah merasa terjebak, dorongan untuk bebas semakin memuncak. Rasa ingin bebas yang kuat akan ngebawa kamu ke fase berikutnya.
3. Fase ketiga quarter life crisis: Memilih melepaskan
Di dalam tahap ini, rasa ingin bebas untuk ngambil kendali dalam pengambilan keputusanmu. Kamu akhirnya ngeberaniin diri untuk benar-benar melepaskan diri kamu dari hal-hal yang ngebuatmu merasa terjebak.
Di fase ini, kamu mungkin mutusin buat putus hubungan dengan pasangan atau temen yang kamu anggap nggak sejalan denganmu. Kamu mungkin juga mutusin untuk resign dari kerjaan yang udah lama kamu tekuni.
Meskipun fase ini rasanya ekstrem banget, justru fase ini yang paling berpengaruh lho buat ngebawa kamu lebih kenal dengan dirimu sendiri! Tahu nggak sih, seringkali lingkungan kita banyak mempengaruhi kita untuk meninggalkan diri kita yang sebenarnya.
Jadi, setelah kamu “bebas” dari attachment yang kamu punya, kamu jadi bisa lebih leluasa buat eksplor diri kamu dan hal-hal yang menarik buatmu. Kamu bisa ngeliat keinginan dirimu jadi lebih jelas dan ngebuat keputusan yang baik untuk dirimu sendiri.
4. Fase keempat quarter life crisis: Menata ulang
Setelah ngelaluin berbagai konsekuensi dari keputusan sulit sekaligus ngerasain keberanian dari dalam diri untuk mengenal diri yang sebenarnya, kamu siap buat menata ulang kehidupanmu.
Kamu jadi tahu lebih jelas sekarang, apa aja hal yang cocok dengan keinginan pribadimu dan yang tidak. Kamu jadi bisa mutusin apa aja yang perlu diprioritaskan dan yang tidak.
Mungkin, dalam fase ini, kamu ngerasain penyesalan karena udah ngelepasin banyak hal di fase sebelumnya. Namun, kamu harus inget lagi nih bahwa hidup adalah pilihan.
Ngebawa diri ke pilihan-pilihan baru yang lebih baik emang terkadang harus banyak ngorbanin zona nyaman yang udah kamu punya, tapi percaya deh, yang sesuai kata hati dan misi pribadi pasti jauh lebih worth it!
5. Fase kelima quarter lfe crisis: Menjalani hal baru
DI fase kelima ini, kamu udah siap memulai tantangan baru di depan mata yang tentunya udah lebih sejalan dengan misi pribadi yang kamu punya.
Kamu bisa mulai ngejalanin perjalanan yang baru yang tentunya kamu harap jauh lebih mengasyikkan dari yang sebelumnya.
Baca juga: Cara Menjalani Hidup yang Hidup (Untuk Kamu yang Sedang Menjalani Masa Quarter Life Crisis)
Gimana sih caranya biar sukses ngelaluin quarter life crisis tanpa jadi nggak produktif?
Tahu nggak sih, sebenarnya quarter life crisis itu nggak selamanya ngebawa pengaruh buruk buat kamu, lho. Menurut ahli, dibandingkan krisis-krisis akibat usia lainnya, quarter life crisis justru dampaknya nggak begitu negatif buatmu.
Bahkan, quarter life crisis justru terbukti ngebantu kamu dapet pemahaman baru soal dirimu dan mimpi besar yang kamu punya. Kalo kamu sukses ngelewatin quarter life crisis dengan baik, justru kamu bisa nemuin arah hidup baru yang lebih bermakna.
Nah, biar kamu bisa ngelaluin quarter life crisis dengan sukses, ada beberapa tips yang harus kamu inget nih:
1. Menerima hal yang nggak bisa diubah, langkah awal quarter life crisis
Kamu mungkin bertanya-tanya, “Kenapa sih rasa tertekan ini harus aku rasain?” Nah, hal ini harus kamu atasi dulu. Yap, langkah awal quarter life crisis adalah nerima keadaan ini.
Perubahan karena usia tuh hal yang umum terjadi untuk ngebantu kamu punya gambaran masa depan yang lebih jelas. Rasa tertekan dan galau akibat segala masalah yang kamu alami itu hal yang wajar kok.
Kamu harus belajar nerima itu semua. Soalnya, kalau kamu udah bisa nerima dengan baik, kamu nggak akan lari dari masalah. Kamu bisa belajar menghadapinya dan belajar jadi lebih baik.
Jangan lupa untuk deketin diri dengan keluarga dan orang terdekat untuk cerita soal masalah dan perasaan yang kamu rasain. Dengan sharing, kamu akan jadi lebih lega. Keluarga atau orang terdekat kamu juga jadi lebih mudah untuk ngerti kamu dan bantuin kamu di saat seperti ini.
2. Banding-bandingin diri, musuh quarter life crisis
Stop deh ngebanding-bandingin diri kamu dengan anak tetangga yang lebih sukses atau temen satu SMP yang gajinya lebih besar. Ibarat peribahasa, rumput tetangga pasti keliatan lebih hijau. Jadi, kalo kamu hidup dalam mindset ini, nggak akan ada abisnya.
Sebaliknya, kamu mulai harus belajar untuk mertahanin ekspektasi yang sehat. Inget untuk terus belajar ngebedain hal yang kamu inginkan dan yang bener-bener kamu butuhin. Merasa cukup dengan yang ada adalah hal yang penting, lho.
Baca Juga: Stop Membandingkan Diri!
Kamu juga harus inget bahwa semakin dewasa, kamu ngehadapin banyak perubahan dalam hidup. Kalo pada akhirnya tujuan kamu berubah seiring waktu, jangan ngerasa kecewa dengan diri sendiri atau bahkan nganggep diri nggak konsisten.
Justru, tujuan yang baru itu adalah bukti kalo kamu udah jadi lebih dewasa dengan lebih banyak pertimbangan dalam menentukan tujuan hidup. Inget, overthink dan nyalahin diri sendiri itu nggak baik.
3. Keluar dari zona nyaman, kunci quarter life crisis
Apa sih kunci menghilangkan bosan? Tentu aja nyoba hal baru. Rasa depresi dan anxiety akibat quarter life crisis bisa kamu hilangkan dengan nyobain hal-hal yang belum pernah kamu coba sebelumnya.
Kamu juga bisa ciptain goals baru buat dirimu. Hal ini bisa ngebuat kamu makin termotivasi dan ngerasa diri lebih positif. Kamu bisa ngebuat daftar hal-hal yang ingin kamu capai dalam waktu 5 tahun ke depan, misalnya.
Namun, jangan lupa untuk tetap realistis ya. Jangan lupa untuk buat goals yang selaras dengan tujuan dan keinginan pribadimu.
Hati-hati, terkadang quarter life crisis juga bisa ngedorong kamu untuk bertindak sangat ekstrem dan impulsif. Upayamu keluar dari zona nyaman bisa saja malah
Ngobrol dengan orang tua dan orang terdekat, bahkan tenaga profesional, bisa ngebantu kamu untuk ngebuat proses “keluar dari zona nyaman” ini jadi hal yang positif dan ngebantu kamu bikin goals yang tepat.
Oiya, Satu Persen juga ada nih tes online gratis yang bisa kamu cobain untuk lebih mengenal quarter life crisis dalam kehidupanmu. Coba klik aja "Tes Quarter-life Crisis".
Ngelewatin quarter life crisis emang nggak mudah, jadi aku saranin kamu untuk meminta bantuan orang terdekat, atau bahkan tenaga profesional buat konsultasi dan sharing.
Buat tahu lebih dalam soal tingkat stres dalam diri kamu, kamu bisa ikut tes online Tingkat Keparahan Stres dari Satu Persen. Tes ini bisa ngebantu kamu buat tahu kondisi kesehatan mentalmu, terutama saat kamu sedang melalui quarter life crisis.
Kalau kamu nggak kenal kenalan tenaga profesional yang bisa ngebantu kamu, aku saranin kamu ikut program konseling bareng Satu Persen. Selain mudah dijangkau karena lewat online, kamu juga bisa dibantu psikolog profesional yang siap ngebantu kamu dan jaga rahasiamu.
Untuk benefit yang akan didapat apa aja, serta teknis konseling kayak gimana, kalian bisa coba cek dan baca-baca dulu dengan klik gambar di bawah!
Akhir kata, semoga artikel ini bisa ngebantu kamu lebih baik, setidaknya Satu Persen setiap harinya, menuju #HidupSeutuhnya! See you.
Referensi
Allan, P. (2019, October 23). How to Overcome Your Quarter-Life Crisis. Lifehacker. https://lifehacker.com/how-to-overcome-your-quarter-life-crisis-1782670670.
Beaton, C. (2017, September 12). Why Millennials Need Quarter-Life Crises. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-gen-y-guide/201709/why-millennials-need-quarter-life-crises.
Six Ways to Cope with a Quarter-Life or Mid-Life Crisis. Mind Shift. (2020, November 16). https://www.mindshiftwellnesscenter.com/six-ways-to-cope-with-a-quarter-life-or-mid-life-crisis/.