Halo Perseners! Kenalin aku Tiffani, part-time Blog Writer Satu Persen.
Katanya, overthinking itu kebiasaan yang suka menjangkit anak muda. Sebelum tidur, ada aja pikiran yang mampir di kepala. Misalnya, nyesel kenapa ambil topik skripsi ini, takut menghadapi dosen penguji saat sidang nanti, mikirin apa kata orang tentang diri kita, sampai yang sepele seperti mau pakai baju apa saat ke pesta nanti.
Beberapa dari kita mungkin gak bisa sepenuhnya berhenti overthinking, sekeras apapun kita mencobanya. Kita jadi terjebak dalam perasaan yang gak menyenangkan. Banyak penelitian bahkan menyebutkan kalau overthinking malah bisa membuat seseorang jadi rentan terkena depresi dan kecemasan. Selain itu, overthinking secara berkepanjangan juga bisa mengurangi kemampuan kita dalam memecahkan masalah lho, Perseners.
Mengenali tipe-tipe overthinking yang sering dilakukan dapat membantu kita mengetahui strategi yang efektif untuk mengatasi overthinking tersebut. Yuk, simak tipe-tipe overthinking di bawah ini!
Tipe-Tipe Overthinking
1.Merenungkan Masa Lalu
Merenungkan masa lalu atau yang disebut dengan rumination, yaitu tipe overthinking di mana kamu memikirkan hal yang terjadi di masa lalu secara berkepanjangan. Misalnya, kamu terus menerus memikirkan kesalahan kamu minggu lalu. Bisa juga mempertanyakan keputusan yang udah kamu ambil, seperti kenapa dulu kamu ambil topik skripsi A dan bukan B.
Penjelasan ilmiah kenapa kamu bisa rumination salah satunya adalah kamu sedang stres. Saat kondisi psikologis kita dalam keadaan tertekan, pikiran kita diwarnai oleh kejadian-kejadian masa lalu yang tidak mengenakkan. Sehingga memungkinkan kamu memikirkan kejadian tersebut secara berlebihan.
2. Mengkhawatirkan Masa Depan
Kalau rumination itu kebanyakan mikirin masa lalu, kalau tipe overthinking ini sebaliknya. Khawatir terkait apa yang akan terjadi di masa depan disebut juga worry, yaitu ketika merisaukan masa depan secara terus menerus. Misalnya, kamu khawatir gagal tes, khawatir sidang skripsimu gak berjalan lancar, atau sesederhana takut gak bisa nge-host acara kampus besok.
Khawatir akan masa depan ini wajar terjadi karena pada dasarnya manusia memang punya ketakutan akan ketidakpastian dan kekecewaan. Akan tetapi hal ini jadi masalah kalau memikirkannya secara berlebihan.
3. Membaca Pikiran (Mindreading)
Seperti kata pepatah “dalamnya lautan bisa diukur, dalamnya hati siapa yang tahu”, gak ada orang di muka bumi ini yang bisa membaca pikiran orang lain (kecuali emang punya kekuatan super). Tipe overthinking yang ini terjadi kalau kamu suka menebak-nebak apa yang orang lain pikirkan.
Contohnya aja kita ga bisa memastikan apa yang dipikirkan orang lain tentang diri kita. Akibatnya, kita mencoba menebak-nebak apa yang dipikirkan oleh orang lain. Contohnya, kamu menebak-nebak apa yang kira-kira dipikirkan gebetan kamu kalau kamu suka musik K-pop.
4. Ragu-ragu
Kebanyakan dari kita mungkin pernah meragukan sesuatu hal. Mulai dari ragu memikirkan mau makan apa untuk makan siang sampai bingung menentukan jurusan kuliah. Ragu-ragu adalah tipe overthinking yang terjadi saat kita harus membuat suatu keputusan.
Keraguan ini wajar terjadi karena kita tidak ingin menyesal di masa depan. Ragu-ragu juga merupakan tanda bahwa kita perlu mempertimbangkan hal sebelum melakukan sesuatu. Hal ini agar kita bisa menghadapi konsekuensi yang mengikuti pilihan tersebut.
Keragu-raguan ini menjadi masalah kalau kamu terlalu berlarut-larut mempertimbangkan sesuatu, tanpa menyimpulkan pilihan apa yang akan diambil. Jadi, cuma sekadar dipikirin aja sampe stres, tapi gak menyelesaikan masalah.
5.Membesarkan Masalah (Catastrophizing)
Tipe overthinking ini terjadi kalau kamu membesarkan masalah yang sebetulnya sepele. Catastrophizing berasal dari kata dasar catastrophe yang artinya bencana. Maksudnya kamu mengalami kejadian yang bisa jadi bukan masalah besar, tapi kamu berpikir seakan-seakan kejadian tersebut merupakan bencana.
Orang-orang yang sering melakukan tipe overthinking ini selalu mengantisipasi kemungkinan terburuk. Orang yang melakukan catastrophizing meyakini bahwa dia berada dalam situasi yang lebih buruk daripada keadaan sebenarnya. Tipe overthinking ini bisa mengarahkan seseorang menjadi depresi lho, Perseners!
Misalnya, ketika kamu membuat salah saat kerja magang. Kamu berpikir kesalahan itu bisa bikin kamu dipecat dan gak akan ada yang mau nerima kamu kerja lagi selamanya. Alhasil, mungkin kamu jadi pikir itu bakal bikin masa depanmu jadi suram.
Nah, kalau Perseners tipe yang mana?
Pada dasarnya, overthinking itu terjadi karena kita takut akan penyesalan dan ketidakpastian. Kita takut membuat keputusan yang salah yang akhirnya bikin kita kecewa dan menyesal. Overthinking juga merupakan salah satu upaya kita menghadapi ketidakpastian terhadap apa yang akan terjadi.
Baca juga: 5 Mitos Seputar Konsep dan Arti Overthinking: Overthinking Penting?
Berpikir dan mempertimbangkan sesuatu untuk menyelesaikan suatu masalah itu memang baik. Tapi kalau Perseners memikirkannya berlarut-larut (overthinking) tanpa menghasilkan sebuah solusi dan malah jadi stres dan cemas, artinya Perseners butuh strategi untuk mengatasi hal tersebut.
Coba Juga: Tes Overthinking
Cara Mengatasi Overthinking
Kalau tadi Perseners udah tau apa tipe-tipe overthinking, sekarang gimana sih cara mengatasi tiap tipe overthinking tersebut?
1.Kita membuat keputusan berdasarkan keadaan di masa lalu
Kenyataan pahit yang mau tidak mau harus ditelan adalah kita gak akan pernah bisa kembali ke masa lalu. Kita gak bisa mengubah apa yang sudah terjadi ataupun keputusan yang udah kita ambil. Kabar baiknya, kita membuat keputusan berdasarkan apa yang kita tau, sumber daya apa yang kita punya, dan keadaan kita saat itu.
Alih-alih menyesal karena udah ambil topik skripsi A yang sulit, kita bisa menganalisis strategi apa aja yang bisa kita lakukan agar skripsi kita segera selesai. Kita bisa bikin daftar apa yang bisa kita lakukan paling gampang saat ini, dan apa langkah selanjutnya. Kalau kamu menyesal pernah melakukan kesalahan, kamu bisa berefleksi apa yang bisa kamu pelajari dari kesalahan tersebut dan gimana caranya agar tidak terulang lagi.
2. Mengkhawatirkan masa depan bukan cara efektif menyelesaikan masalah
Memikirkan aja apa yang mungkin terjadi besok tanpa ada aksi nyata untuk mengantisipasinya, cuma bikin cemas gak karuan. Kalau kamu suka melakukan overthinking tipe worry, langkah pertama yang dapat kamu lakukan adalah menuliskan apa aja yang kamu khawatirkan. Hal ini bertujuan mengurai pikiranmu biar gak kaya benang kusut.
Selanjutnya, pilih satu hal dari daftar hal yang kamu khawatirkan. Lalu tanya ke diri sendiri hal-hal berikut:
- Apa yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi hal ini?
- Sumber daya apa yang kamu punya untuk mengatasinya?
- Kamu bisa menyelesaikannya sendiri atau perlu bantuan orang lain?
Hal ini membantu kamu untuk mengatasi penyebab overthinking kamu dengan memecahkan masalah menjadi sesuatu yang lebih kecil dan bisa dilakukan.
3. Fokus dengan apa yang bisa dikendalikan
Gak ada orang di muka bumi ini yang bisa membaca pikiran orang lain (kecuali emang punya kekuatan super). Mindreading terjadi karena secara alamiah manusia memang ingin disukai dan diterima oleh orang lain. Namun sayangnya, kita gak bisa menyenangkan semua orang, sebagian orang mungkin akan gak suka sama kita.
Adapun yang perlu kita sadari adalah pendapat orang lain tentang diri kita di luar kuasa kita. Kita ga bisa mengendalikan apa yang orang lain pikirkan. Namun, kita bisa selalu fokus pada apa yang bisa kita kendalikan, seperti menjaga tutur kata, bagaimana kita berpenampilan, dan berperilaku di depan orang lain.
4. Buat tabel kekurangan dan kelebihan
Kalo kamu tipe yang suka overthinking karena ragu-ragu, kamu bisa mulai bikin tabel kekurangan dan kelebihan (atau Pros and Cons) sebelum menentukan keputusan. Kamu bisa membandingan antara pilihan yang satu dan lainnya. Hal ini bisa membantu kamu mengenali mana hal yang lebih menguntungkan untuk kamu atau pilihan yang konsekuensinya bisa kamu jalani. Contohnya, kalau kamu bingung mau ikut magang atau gak semester ini, kamu bisa bikin tabel Pros and Cons seperti ini.
Baca juga: Bingung Mengambil Keputusan yang Tepat? Yuk, Kenali Caranya!
5. Kamu bukanlah pikiranmu
Overthinking juga biasanya diiringi oleh pikiran negatif, seperti menganggap sebuah kesalahan kecil jadi hal yang fatal. Saat pikiran ini muncul, yang bisa kamu lakukan adalah mengambil jarak dari pikiran tersebut. Sadari dan amati pikiran-pikiran tersebut hanya bertamu di kepalamu. Kamu harus menyadari bahwa pikiran dan emosi tersebut hanya datang sementara dan akan berlalu.
Apa yang kita pikirkan juga tidak selalu menggambarkan keadaan sebenarnya. Bisa jadi kamu berpikir bukan orang yang menarik, padahal di luar sana ada beberapa yang mengagumi dan naksir kamu. Ingat, thoughts do not define you!
Kalau kamu merasa overthinking-mu sudah mengganggu kehidupan sehari-hari, kamu bisa coba untuk mengkonsultasikannya dengan tenaga profesional Satu Persen. Kamu bisa menceritakan permasalahanmu kepada psikolog klinis profesional dan mendapatkan insight bagaimana cara menanganinya.
Klik banner di bawah ini ya untuk info selengkapnya!
Kalau kamu juga suka menonton penjelasan tentang overthinking dan cara mengatasinya, kamu juga bisa menyimak video Satu Persen berikut ini.
Oke Perseners, terima kasih sudah membaca sampai habis. Aku harap Perseners bisa mengatasi overthinking dan permasalahan lainnya agar bisa terus berkembang dan bisa #HidupSeutuhnya. See you di tulisan selanjutnya!
Referensi:
Baker, M. (n.d.) The 9 Different Types of Overthinking. Retrieved January 17th from https://thedepressionproject.com/blog/the-9-different-types-of-overthinking
Bonior, A. (2016). 5 Ways to Stop Catastrophizing. Retrieved January 18th from https://www.psychologytoday.com/us/blog/friendship-20/201611/5-ways-stop-catastrophizing
Cherry, K. (2021). What Is Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)?. Retrieved January 18th from https://www.verywellmind.com/rational-emotive-behavior-therapy-2796000
Nolen-Hoeksema, S. Wisco, B. E., Lyubomirsky, S. (2008). Rethinking Rumination. Perspectives on Psychological Science, 3(5), 400–424. doi.org/10.1111/j.1745-6924.2008.00088.x
Walter, L. (2021). How to Stop Worrying. Retrieved from January 18th from https://www.psychologytoday.com/us/blog/life-without-anxiety/202101/how-stop-worrying