Perseners, pernah galau mikirin satu hal berulang kali? Berulang terus-menerus sampai kepala pusing sendiri? Padahal, lo belum tentu memiliki kendali untuk mengubahnya. Inilah konsep dasar dan arti overthinking.
Memikirkan suatu hal secara berlebihan atau overthinking sering kali dialami oleh para anak muda. Terutama di masa pandemi yang masih membatasi akses semua orang. Jadi, jangan pikir cuman lo sendiri yang mengalami masalah ini, ya.
Sebuah studi dari University of Michigan menemukan bahwa 73% orang berusia 25-35 cenderung melakukan overthinking. Mungkin overthinking sesekali itu nggak bermasalah. Akan tetapi, keseringan melakukan ini bakal membangun tabiat buruk yang bisa mengganggu kehidupan sehari-hari.
Faktanya, overthinking pun bisa menjadi salah satu pemicu rasa cemas, frustasi, dan stres. David Spiegel, Direktur dari the Center on Stress and Health di Stanford Health Care menyebutkan bahwa ada saat di mana rasa khawatir berlebihan (overthinking) terhadap suatu masalah itu jauh lebih parah dari masalah tersebut. Oleh sebab itu, lo harus memahami dulu seputar overthinking.
Meski terdapat banyak informasi yang beredar mengenai overthinking, ternyata masih ada beberapa pemikiran yang disalahpahami oleh orang-orang. Nah, kali ini gue, Angel sebagai Part-time Blog Writer di Satu Persen bakal membahas arti overthinking sekaligus kumpulan mitos dan fakta overthinking. So, simak terus sampai akhir, ya!
Apa Arti Overthinking?
Sesuai namanya, arti overthinking merujuk pada proses pemikiran tentang hal yang sama berulang kali. Bahkan, jika bahan pemikiran terkait hal atau kejadian yang sepele. Dalam proses overthinking, otak berasa nggak mampu untuk menyaring pikiran-pikiran yang menumpuk sehingga hanya membendung rasa stres dan cemas.
Apa bedanya dengan rasa khawatir biasa? Sebagai contoh, orang cenderung khawatir ketika berandai-andai soal masa depan. Tetapi, ada kemungkinan rasa khawatir ini malah mendorong lo untuk maju demi menemukan solusinya.
Sebaliknya, overthinking cenderung lebih bersifat pasif. Dalam kata lain, lo akan lebih banyak diam dan terus merasa khawatir terkait kejadian masa lalu. Alhasil, pikiran lo hanya mengumpulkan skenario-skenario masa depan yang negatif dan belum tentu benar.
Baca Juga: 5 Alasan Psikologis Kamu Sering Banyak Pikiran (Cara Menghilangkan Overthinking)
5 Mitos Seputar Konsep dan Arti Overthinking
1. Overthinking mampu mengendalikan seluruh pikiran
Nyatanya, kebanyakan pikiran kita berada di luar batas alam bawah sadar. Justru, kita hanya bisa mengatasi pikiran negatif melalui bantuan pengetahuan dari pihak eksternal. Misalnya, lo berhasil menghentikan overthinking setelah menerima dukungan dari teman terdekat.
Sebenarnya, mitos ini hanya akan memicu kesimpulan yang sia-sia bahwa positive thinking adalah kunci jawabannya. Lantaran, positive thinking hanya akan mengalihkan perhatian sementara dari pemikiran yang negatif. Padahal, ada kemungkinan gangguan pikiran sebelumnya bisa balik lagi dan berujung semakin parah.
2. Hasil overthinking bisa menandakan karakter terdalam kita
Apa berarti pikiran itu menandakan karakter seseorang? Ternyata, pikiran dan karakter itu sama sekali nggak ada kaitannya, Perseners. Pasalnya, pikiran hanya sebatas hal yang terlintas di kepala.
Sementara, karakter menggambarkan cara lo menjalani hidup sekaligus membuat keputusan yang benar atau salah. Lebih tepatnya, tiap keputusan penting untuk menjalani hidup sesuai diri sendiri. Terlebih, setiap orang pasti pernah memikirkan hal yang berlawanan dengan kepercayaannya.
3. Overthinking bisa berujung menjadi nyata
Berikutnya, ada asumsi bahwa overthinking bisa berujung menjadi kenyataan. Inilah yang disebut dengan though-action fusion atau magical thinking oleh para psikolog profesional. Artinya, kepercayaan bahwa pikiran seseorang mampu memengaruhi hasil kejadian di dunia nyata.
Faktanya, pikiran bukanlah sebuah pesan yang bisa memprediksi masa depan. Sebatas pikiran yang tertanam di kepala nggak bakal bisa mendorong suatu aksi atau memicu suatu kejadian. Maka dari itu, pikiran juga nggak mungkin melukai perasaan orang selama hanya disimpan dalam kepala.
4. Setiap pikiran dalam overthinking membutuhkan perhatian
Layaknya program TV yang beragam, kita juga memiliki berbagai pikiran yang melintas di kepala. Ini nggak menutup kemungkinan akan pikiran yang nggak penting. Oleh karena itu, sebaiknya saring kembali pikiran mana yang memang membutuhkan perhatian.
Namun, mungkin saja lo lebih tertarik dengan pikiran nggak penting yang mengganggu. Lantaran, lo merasa pikiran ini membutuhkan pemahaman yang lebih dalam. Tapi, hati-hati, jangan sampai malah berujung overthinking yang kelewatan, ya.
Baca Juga: Cara Cepat Tidur Nyenyak (Mengatasi Overthinking Sebelum Tidur)
5. Overthinking itu penting
Menurut buku Rewire Your Anxious Brain: How to Use the Neuroscience of Fear to End Anxiety, Panic, and Worry (2015) oleh Pittman dan Karle, kebanyakan overthinking akan membangun koneksi pada sistem saraf sehingga mendorong pengulangan pikiran tersebut. Terlepas dari kepentingannya, ini akan berlaku terus-menerus. Akhirnya, lo jadi kesulitan move on dari tabiat overthinking ini.
Setelah ngelihat mitos-mitos sebelumnya, overthinking itu justru jauh dari penting, ya. Makna sebuah pikiran nggak berhubungan dengan seberapa sering lo memikirkannya. Maka, perlahan-lahan belajar untuk berhenti overthinking.
Coba Juga: Tes Overthinking
Ceritakan masalah lo pada ahli profesional
Masih suka tersangkut dalam kebiasaan overthinking? Bahkan, sampai mengganggu keseharian dan hubungan lo dengan orang lain? Memang faktanya bahwa overthinking bukan hal yang remeh-temeh.
Selain introspeksi diri sendiri, ada baiknya lo juga mencari dukungan dari orang lain. Terutama, para ahli profesional yang berpengalaman. Nah, lo bisa langsung daftar mentoring online di Satu Persen. Secara 1-on-1, lo bakal bisa bercerita sekaligus memecahkan masalah overthinking ini bareng mentor yang terpercaya.
Klik banner di bawah ini, ya!
Untuk belajar lewat video, langsung tonton video dari YouTube Satu Persen berikut ini, ya. Di sini, lo bakal belajar cara membangun kebiasaan yang bebas dari overthinking. Semoga bermanfaat, ya!
Sekian sampai sini. Semangat terus berjuang melawan tabiat overthinking, ya. See you in the next blog!
Referensi:
Seif, M. Ph. D. ABPP. & Winston, S. Psy. D. (2019). Nine Myths that Contribute to Unwanted Intrusive Thoughts. Psychologytoday.com. https://www.psychologytoday.com/au/blog/living-sticky-mind/201909/nine-myths-contribute-unwanted-intrusive-thoughts
Daltrey, D. (2016). What is overthinking - and what can we do about it? Greatmindsclinic.co.uk.
https://www.greatmindsclinic.co.uk/blog/what-is-overthinking-and-what-can-we-do-about-it/