Halo, Perseners! Balik lagi sama aku Senja, Part-time Blog Writer di Satu Persen.
Beberapa waktu belakangan ini mungkin bukan menjadi waktu terbaik buat kalian yang sedang atau mulai bekerja. Bekerja di tengah pandemi COVID-19 sebenarnya menjadi tantangan yang gak mudah dilalui. Gak sedikit yang mengaku kehilangan motivasi kerja alias demotivasi selama Work From Home (WFH). Alasannya, karena mereka kesulitan menjaga work-life balance dan mudah merasa burnout saat kerja.
Hal itu sebenarnya wajar terjadi kok, Perseners! Apalagi saat kalian memulai suatu pembaruan dalam bekerja. Kalian mungkin belum sepenuhnya beradaptasi sama sistem kerja baru di kantor dan gak terbiasa sama pilihan telecommuting buat metode utama kerja kalian.
Tapi, kalau dibiarkan berlarut-larut hal ini bisa aja bikin produktivitas kerja menurun. Selain itu, bisa juga bikin target kerja jadi gak sesuai sama ekspektasi kalian. Atau lebih parahnya, bisa juga bikin kalian kehilangan kepercayaan diri saat bekerja.
Karenanya, di sini aku mau jelasin soal motivasi kerja dan membangun semangat agar kalian bisa bekerja lebih produktif, Perseners! Jadi, baca artikel ini sampai tuntas buat dapat pemahaman yang lebih baik soal motivasi kerja, ya!
Apa Itu Motivasi Kerja?
Menurut Craig C. Pinder, penulis buku Work Motivation in Organizational Behavior, motivasi kerja adalah seperangkat kekuatan energik yang berasal dari dalam individu serta lingkungan mereka. Motivasi kerja ini berguna untuk memulai perilaku yang berhubungan dengan pekerjaan dan menentukan bentuk, arah, intensitas, serta durasi dalam bekerja.
Singkatnya, kalau menurut American Psychological Association (APA), motivasi kerja adalah keinginan atau kemauan seseorang untuk berusaha dalam pekerjaannya.
Motivasi kerja itu terdiri dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah faktor pendorong internal, seperti kegembiraan, pencapaian, kepuasan pribadi saat menjalani pekerjaan tersebut. Sedangkan motivasi kerja ekstrinsik adalah motivasi yang mengelilingi pekerjaan itu, seperti upah karyawan, Standar Operasional Prosedur (SOP) perusahaan, status pekerjaan, dan lain-lain.
Baca juga: Burnout: Untuk Kalian yang Lagi Banyak Kerjaan
Teori Motivasi Kerja
Salah satu teori motivasi kerja yang diketahui adalah Teori Hirarki Kebutuhan Maslow atau disingkat Teori Maslow. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Abraham Maslow pada tahun 1943 lalu. Teori Maslow bertujuan merangsang seseorang agar memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Teori Maslow biasanya diilustrasikan dalam bentuk piramida. Hal ini karena piramida menggambarkan tingkat kebutuhan seseorang dari level dasar sampai puncak. Menurut teori ini begitu kebutuhan dasar terpenuhi, maka orang tidak akan termotivasi lagi buat memenuhi kebutuhan tersebut. Sehingga untuk memunculkan motivasi lagi dari orang tersebut diperlukan kebutuhan dengan level yang lebih tinggi dari kebutuhan dasar.
Berdasarkan Teori Maslow, kebutuhan manusia diatur dalam serangkaian tingkatan atau hirarki kepentingan. Teori Maslow memiliki lima tingkat hirarki dari mulai yang terendah, yaitu kebutuhan fisiologis (physiological needs), kebutuhan keamanan (safety needs), kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan harga diri (esteeem needs), dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualization) pada tingkat tertinggi.
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar dalam Teori Maslow. Kebutuhan fisiologis itu seperti kebutuhan primer yang umumnya gak perlu dipelajari, contohnya makan, minum, dan tidur. Kalau dalam bidang pekerjaan, maka kebutuhan fisiologis itu seperti situasi kerja yang menyenangkan, pemberian gaji, dan tersedianya kafetaria di kantor.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Kebutuhan yang dimaksud adalah keselamatan dan keamanan selama bekerja. Tujuannya tentu agar terhindar dari bahaya dan risiko buruk dalam bekerja, Perseners!
3. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial sangat dibutuhkan dalam pekerjaan. Hal ini supaya menciptakan situasi kerja yang nyaman untuk semua pekerja. Contohnya seperti, rekan kerja yang suportif dan supervisor yang memberikan pengawasan ramah.
4. Kebutuhan Harga Diri
Kebutuhan harga diri itu penting untuk membangun kepercayaan diri seorang pekerja. Harga diri merepresentasikan kekuatan, kemandirian, dan kebebasan pekerja itu sendiri. Contohnya, seperti status pekerjaan, reputasi, serta penghargaan dari perusahaan.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan tertinggi seorang pekerja buat merealisasikan potensinya dalam suatu pekerjaan. Misalnya, seperti melakukan pekerjaan menantang di luar job desc utama. Pekerja itu mau mencoba hal baru dengan tujuan hal tersebut dapat membawa kemajuan bagi perusahaannya.
Baca juga: Semangat Hidup dan Cara Meningkatkannya
Lalu, Bagaimana Cara Menumbuhkan Motivasi Kerja?
1. Menetapkan Tujuan
Hal yang paling penting adalah menetapkan tujuan kerja. Kalian bisa tulis nih, tujuan kecil dan besar kalian dalam bekerja mau kayak gimana. Kalian bisa tulis tujuan apapun selama tujuan tersebut bisa membawa perubahan positif buat diri kalian dan perusahaan..
Setelah itu kalian bisa menganalisis tujuan kerja kalian buat selanjutnya. Coba prioritaskan mana yang perlu dicapai duluan dan mana yang perlu ditunda dulu. Hal itu dilakukan buat mempermudah jalan kalian mencapai tujuan besar. Nah, baru deh, terakhir kalian bisa mengevaluasi tujuan yang kira-kira belum tepat sasaran.
2. Melatih Diri Sendiri
Setelah menetapkan tujuan, hal yang penting kalian lakukan adalah melatih diri buat konsisten sama tujuan kalian. Motivasi diri sendiri dengan tujuan-tujuan yang udah kalian tulis. Kalian juga bisa melatih potensi-potensi yang Perseners miliki buat menunjang pekerjaan dan menambah kecakapan bekerja.
Cobain, Yuk: Tes Tipe Produktivitas
3. Bercerita
Ketika kalian kehilangan motivasi, Perseners dapat bercerita sama rekan kerja, keluarga, atau sahabat terdekat. Perseners bisa menceritakan keluh kesah kalian selama bekerja, seperti konflik utama dan penyebab demotivasi kalian. Mungkin dengan bercerita, mereka juga bisa membantu kalian. Misalnya dengan cara memberikan solusi atau saran yang bisa menumbuhkan motivasi kerja kalian lagi.
Baca juga: Suka Overthinking tentang Tujuan Hidup? (Cara Menentukan Tujuan Hidup)
Kalau Belum Membantu Juga, Apa Ada Solusi Lain?
Kalau ketiga langkah yang udah aku jelasin tidak cukup membantu buat mengembalikan motivasi kerja kalian, Perseners bisa kok ikut mentoring bareng Satu Persen.
Mentor Satu Persen nantinya bakal membimbing Perseners buat mencari jalan keluar dari masalah yang kalian alami, seperti kehilangan motivasi kerja. Karenanya, kalian bisa leluasa curhat bareng mentor terlatih mengenai masalah dalam pekerjaan kalian.
Melalui mentoring, kalian diajak buat mengenal diri kalian lebih baik lagi lewat berbagai psikotes. Kalian juga akan mendapat solusi terbaik lewat worksheet yang udah Satu Persen siapkan sesuai sama masalah kerjaan kalian. Sehingga nantinya kalian bisa benar-benar kembali bersemangat dalam bekerja.
Kalian bisa klik banner di bawah ini buat cari tau informasi lebih lanjutnya, ya!
Terakhir, harus diakui memang gak mudah buat terus konsisten punya motivasi kerja yang baik. Namun, alangkah lebih bijaksana kalau kalian bisa profesional dalam setiap pekerjaan yang Perseners lakukan. Seperti yang Aristoteles bilang: "Pleasure in the job puts perfection in the work."
So, sekian dulu dari aku Perseners. Semoga artikel ini bermanfaat buat kalian yang lagi demotivasi kerja, ya! Aku harap dengan bergantinya tahun, kalian juga punya motivasi kerja baru yang lebih baik dari sebelumnya.
Dan kalau kalian lagi cari motivasi belajar di tahun 2022, kalian bisa coba tonton video dari YouTube Satu Persen berikut juga, ya!
Happy New Year, Perseners! Sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Referensi:
Dinibutun SR. Work Motivation: Theoretical Framework. J GSTF. 2014;1(4):133–9.
Latham GP, Pinder CC. Work motivation theory and research at the dawn of the twenty-first century. Annu Rev Psychol. 2005;56(February 2005):485–516.
https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fpsyg.2020.00038/full