Cinderella Complex: Hilangnya Kemandirian dalam Diri Perempuan

Pemahaman Diri
Tunjung Senja Widuri
6 Des 2021
Cinderella Complex - Selalu Bergantung sama Orang Lain
Satu Persen - Cinderella Complex

Halo Perseners, balik lagi sama aku Senja, Part-time Blog Writer Satu Persen.

Siapa sih, yang tidak tahu sama cerita Cinderella? Kalian mungkin sudah tidak asing lagi sama cerita Cinderella yang populer itu, Perseners! Dulu, aku menyebutnya sebagai dongeng pengantar tidur. Karena ibuku sering sekali bercerita mengenai Cinderella saat aku kecil.

Dongeng Cinderella kerap kita temui dalam tayangan film animasi atau buku cerita. Saking legend-nya, pada tahun 2015 produksi Walt Disney melahirkan ulang film Cinderella secara live action. Dan kerennya lagi, film tersebut tetap meraup untung besar serta mendapat apresiasi luar biasa dari penonton.

Cinderella dikenal sebagai gadis malang yang kerap dianiaya dan dikucilkan ibu serta saudara tirinya. Namun, hidupnya berubah setelah ia bertemu dengan sang pangeran tampan. Cinderella akhirnya menikah dengan pangeran dan hidup bahagia bersama. Cerita tersebut membuat Cinderella dikenal sebagai tokoh fiksi yang diinginkan oleh banyak perempuan karena kecantikan, keberuntungan, dan kebaikannya.

Namun, tahukah Perseners ternyata nama Cinderella dijadikan sebagai istilah sindrom atau gangguan psikologis oleh penulis sekaligus psikiater Colette Dowling? Colette Dowling menyebutnya sebagai “Cinderella Complex.” Istilah tersebut muncul berdasarkan pengalaman pribadi Colette Dowling sebagai psikiater saat menangani banyak pasien perempuannya mengalami ketergantungan terhadap orang lain, utamanya pada laki-laki. Ternyata banyak perempuan yang tidak menyadari bahwa mereka telah kehilangan kemandirian dalam diri mereka sendiri.

So, kali ini aku mau jelasin lebih dalam soal Sindrom Cinderella Complex, Perseners! Baca artikel ini sampai habis ya buat dapat pemahaman soal Cinderella Complex!

So, Apa it Cinderella Complex?

cinderella complex
Cr. Pinterest.com

Istilah Cinderella Complex pertama kali tertuang dalam buku Colette Dowling berjudul “The Cinderella Complex: Women's Hidden Fear of Independence” yang terbit pada tahun 1981 lalu. Cinderella Complex adalah sebuah kecenderungan psikis pada perempuan yang ditunjukan berupa keinginan yang kuat untuk dirawat dan dilindungi orang lain, terutama laki-laki.

Penderita yang mengidap Cinderella Complex memiliki sikap mudah takut dan tertekan sehingga mereka tidak berani memanfaatkan kemampuan dan kreativitas yang dimiliki. Seperti halnya dongeng Cinderella yang menunggu kedatangan pangeran untuk melindungi dan menolongnya dari kesengsaraan, penderita Cinderella Complex juga memiliki keyakinan bahwa dia tidak dapat melakukan sesuatu sendiri, hanya orang lain yang dapat menolongnya.

Masalah Cinderella Complex hampir ditemui di kehidupan sehari-hari. Banyak perempuan yang sekilas tampak bersikap penuh semangat, tegar, dan sukses. Namun, sebenarnya mereka sangat mendambakan cinta, pertolongan, dan perlindungan dari orang lain.

Baca juga: Apa Itu Sifat Childish dan Cara Mengatasinya (Mengapa Bisa Melekat pada Orang Dewasa?)

Apa Saja Faktor yang Memengaruhi Cinderella Complex?

cinderella complex meme
m.quickmeme.com

1. Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh orang tua menjadi salah satu faktor penting dalam membentuk kepribadian anak, khususnya perempuan sejak dini. Kebanyakan para orang tua menerapkan pola asuh permisif pada anak-anak perempuannya sehingga Cinderella Complex bisa terbentuk.

Pola asuh permisif adalah pola asuh di mana orang tua sangat membebaskan anaknya untuk melakukan apa saja. Orang tua juga tidak terlalu memberikan aturan atau panduan pada anaknya. Hal ini ditandai dengan rendahnya tuntutan kepada anak dan cenderung menerima segala permintaan anaknya tanpa menyaring baik buruknya.

Akibatnya bisa fatal loh, Perseners! Karena ketika anak mereka beranjak dewasa, mereka akan cenderung manja, kurang bisa mengambil keputusan, dan bersikap egosentris terhadap sekitar. Sikap-sikap tersebut berbanding terbalik dalam membentuk pribadi anak yang mandiri.

2. Kematangan Pribadi

Kematangan pribadi adalah proses mencapai kedewasaan dalam diri seseorang, berupa perilaku dan sikap seseorang dengan lingkungan sekitarnya. Faktor yang mempengaruhi kematangan pribadi adalah:

a. Kondisi fisik (hereditas, keadaan fisik, kesehatan)

b. Kematangan intelektual, sosial, moral, dan emosional

c. Faktor psikologis (pengalaman, frustasi, dan konflik)

d. Lingkungan

e. Budaya

Kematangan pribadi juga dapat dinilai dari pandangan atau persepsinya terhadap sesuatu hal. Ketika pandangan mereka merasa bahwa tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri dan menghadapi masalah. Dapat dibilang bahwa mereka belum mencapai kematangan pribadi, Perseners! Hal ini sebenarnya menjadi penyebab para perempuan memiliki kecenderungan terkena Cinderella Complex.

3. Konsep Diri

Konsep diri adalah cara pandang seseorang untuk membantu menilai dirinya sendiri. Konsep diri berhubungan erat dengan kematangan pribadi. Konsep diri diibaratkan sebagai pondasi awal untuk selanjutnya membentuk dan mencapai kematangan pribadi.

Individu yang memiliki konsep diri positif akan memiliki penilaian yang positif terhadap dirinya, begitu juga sebaliknya. Individu yang memiliki konsep diri negatif akan memiliki penilaian negatif terhadap dirinya.

Namun, seperti yang kita tahu bahwa konsep diri antara perempuan dan laki-laki dianggap berbeda. Hal ini disebabkan perlakuan masyarakat terhadap laki-laki dan perempuan berbeda.

Adanya stigma dan stereotip dari masyarakat yang menganggap perempuan memiliki konsep diri yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. Nah, konsep diri yang rendah ini menyebabkan perempuan memiliki kecenderungan untuk mengalami Cinderella Complex, Perseners.

Baca juga: The Good Girl Syndrome: Sindrom Menjadi Perempuan Baik yang Bikin Gak Bahagia

Cinderella Complex dalam Perspektif Gender

cinderella complex
Cr. imgflip.com

Munculnya Cinderella Complex sebenarnya dipengaruhi oleh budaya yang ada di lingkungan tersebut. Cinderella Complex pada perempuan dipengaruhi oleh budaya  yang mempersepsikan perempuan sebagai makhluk yang lemah dan tidak bisa mandiri.

Hal ini karena perbedaan perlakuan yang diterima oleh anak perempuan dan anak laki-laki sejak kecil, Perseners! Sejak kecil, anak laki-laki dididik untuk tumbuh menjadi anak yang mandiri, sedangkan perempuan tidak. Kebanyakan, anak perempuan mendapat pola asuh yang lebih lembut.

Selain itu, perempuan tidak dituntut untuk mengkhawatirkan permasalahan besar, seperti masalah pekerjaan atau pendidikan. Perempuan tidak masalah apabila nantinya menjadi homemaker atau tidak menuntut pendidikan yang lebih tinggi.

Apa yang Harus Kita Lakukan Apabila Mengalami Gejala Cinderella Complex?

Tentu hal pertama yang harus kalian lakukan adalah bersikap tenang dan jangan panik ya, Perseners! Kalian bisa kok mentoring dulu bareng Satu Persen dengan klik di sini. Mentoring nantinya akan membantu kalian buat mengenal diri kalian lebih baik. Kalian juga bisa nih mengenal kelebihan dan kekuatan diri dengan mengikuti tes super power check, gratis dari Satu Persen.

Ajukan keluh kesah kalian bersama mentor-mentor terlatih. Perseners bisa curhat masalah gejala Cinderella Complex yang timbul kayak:

"Kenapa aku ngerasa selalu membutuhkan orang lain, ya?

Kenapa aku gak bisa hidup tanpa bantuan dia?

Kenapa aku gak bisa mandiri?

Namun, kalau kalian merasa gejala-gejala Cinderella Complex ini semakin mengganggu kehidupan kalian, seperti hilang arah saat orang lain gak ada di sisimu atau keinginan bunuh diri saat pasangan gak menolong kamu menghadapi masalah. Langsung aja daftar konseling dengan klik banner di bawah ini, ya!

CTA-Blog-Post-06-1-2

Jangan khawatir, konseling nantinya akan ditangani oleh lulusan S2 profesi psikolog klinis dewasa. Sehingga, psikolog akan memberikan diagnosis tepat untuk kalian. Nah, apabila memang kalian menderita Cinderella Complex, kalian akan diberikan asesmen mendalam atau terapi khusus (jika diperlukan) untuk membantu kesembuhan kalian.

Dan terakhir Perseners, sebagai perempuan sudah sewajarnya apabila kalian mengenali diri sendiri lebih baik. Melihat lebih jauh dalam hati apa yang benar-benar ingin dilakukan. Supaya terbentuk jati diri yang memiliki kemampuan untuk hidup di atas tumpuan kaki sendiri.

So, sekian dulu dari aku ya, Perseners. Semoga artikel ini membantu kalian menjalani kehidupan lebih baik lagi. Sampai jumpa di artikel-artikel berikutnya!

Referensi:

https://www.nytimes.com/1981/03/22/magazine/the-cinderella-syndrome.html

Syarif T. Cinderella Complex dalam Perspektif Psikologi Perkembangan Sosial Emosi. Indig J Ilm Psikol. 2016;1(1):92.

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.