Hai Perseners! Apa kabar? Semoga lo selalu dalam keadaan baik ya.
Perseners, pernah ngga sih berada di tengah-tengah perasaan aneh di mana lo mulai meragukan kemampuan sendiri? Prosesnya biasanya kayak gini: Pertama, lo merasa hidup lo biasa-biasa aja. Kemudian lo mulai merasa cemas yang ngga karuan ketika melihat teman-teman lo mulai menggapai impiannya. Akhirnya lo akan berpikir “Kok gue merasa ngga punya kemampuan apa-apa ya?”
Kalau lo pernah atau mungkin sedang mengalaminya, artinya kita sama! Dan tulisan ini tepat buat lo.
Gue juga sebelumnya pernah mengalami perasaan semacam itu. Akibat banyak tekanan dari lingkungan sekitar tiba-tiba membuat gue jadi cemas dan overthinking. Lalu, di saat sedang seperti itu, eh… ada aja prestasi teman yang seliweran yang berhasil membuat gue makin minder dan mulai takut tentang bagaimana masa depan gue nanti.
Saat gue lagi overthinking, yang selalu muncul dalam kepala adalah
“Kenapa si gue masih begini-begini aja, padahal dia yang satu angkatan sama gue ada yang udah bisa mencapai A mencapai B. Aduh kenapa sih dia pinternya ngga bagi-bagi!”.
Begitu terus, sampai rasanya lelah banget. Cemas tapi pengen bebas. Susah dan aneh deh pokoknya!
Hmmm.. sebenarnya itu adalah kondisi yang ada namanya lho~ Apa sih namanya?
Jadi Perseners, kondisi semacam itu biasa disebut sebagai Quarter Life Crisis yang umumnya dirasakan oleh remaja berusia 20 tahunan. Dan usia tersebut menjadi transisi dari remaja ke dewasa. Penyebabnya macam-macam, salah satunya karena adanya tekanan dan perubahan yang tak terduga sehingga yang dapat memunculkan ketidakstabilan mental.
“Aduh gue masih ngga paham nih!”
Oke kita bahas satu-satu deh.
Apa itu Quarter Life Crisis
Seperti yang gue bilang tadi, Quarter Life Crisis ini adalah kondisi ketidakstabilan mental, sehingga menimbulkan banyak perasaan cemas dan takut akan hal-hal yang belum terjadi. Tapi sebelum membahas Quarter Life Crisis lebih jauh, gue bakal ngebahas salah satu hal penyebab kita mengalami kondisi ini.
Nah apa sih sebenarnya faktor yang membuat kita berada di posisi yang ngga mengenakan ini. Mau apa-apa jadi susah, mau gerak tapi ngga tau gimana caranya. Pokoknya takut dan cemas mulu yang dirasa.
Jadi kalau menurut Wood (2018) ada nih yang namanya masa emerging adulthood yaitu masa ketika individu mulai mengeksplorasi diri dan lingkungannya. Atau dengan kata lain ini adalah masa ketika lo udah menyadari bahwa lo mulai dewasa dan memiliki banyak pilihan-pilihan hidup yang harus lo pilih demi masa depan. Nah karena banyaknya pilihan ini, sering kali lo bakal merasa kebingungan untuk memutuskan mana pilihan yang paling tepat dan kondisi ini cenderung mendorong timbulnya rasa stres.
Mungkin lo mengenal dua kondisi ini. Kondisi pertama, lo merasa enjoy dan senang aja dalam mengeksplorasi diri karena mungkin lo udah merasa memiliki passion dan bakat yang tepat. Kondisi kedua, lo merasa kebingungan dengan passion dan bakat lo, maka perasaan yang akan muncul adalah kecemasan, rasa tertekan bahkan hingga perasaan hampa.
Kira-kira lo sedang atau pernah merasakan kondisi yang mana nih? Bagi sebagian lo yang pernah atau mungkin sedang berada di kondisi kedua lo bakalan merasakan apa itu yang dinamakan Quarter Life Crisis.
Alexander Robbins dan Abby Wilner pertama kali mengemukakan istilah Quarter Life Crisis pada tahun 2001. Kedua ahli tersebut memberikan julukan kepada remaja sebagai “twentysomethings” yaitu remaja yang baru aja meninggalkan kenyamanan hidup dan mulai memasuki dunia yang nyata.
Menurut Robbins dan Wilner, Quarter Life Crisis adalah perasaan khawatir yang hadir atas ketidakpastian kehidupan yang mencakup karier, pertemanan, keluarga, bahkan kehidupan percintaan yang umumnya terjadi di sekitar usia 20 tahunan.
Jadi secara sederhana, Quarter Life Crisis ini adalah kondisi ketika lo merasa terjebak dalam pilihan hidup dan membuat lo meragukan pilihan karir dan identitas diri.
Contoh simple-nya ketika lo tiba-tiba bertanya sama diri lo sendiri, “Udah semester tua, tapi gue ngga tau lulus nanti mau kerja apa. Jangan-jangan gue salah pilih jurusan?
Atau ketika lo menanyakan hal seperti ini “Gue bakal kerja apa ya nanti? Kira-kira bakal ada perusahan besar yang bakal nerima gue dengan kemampuan yang gini-gini aja ngga ya?”
Atau bisa juga, “Cape kuliah, mau nikah aja. Eh tapi emang ada yang mau sama gue?” Yah jadi sad people kan :(
Intinya lo sering meragukan kemampuan lo sendiri dan mulai mempertanyakan apakah lo mengambil pilihan yang tepat. Lo bisa cpba tes quarter life crisis, gratis, kalau lo mau memastikan apakah lo sedang merasakan quarter life crisis atau ngga.
Tanda-Tanda Lo Mengalami QLC
Sebelumnya gue sempat memberikan beberapa contoh situasi kalau lo sebenarnya sedang mengalami Quarter Life Crisis. Namun sebenarnya situasinya ngga cuma itu aja. Menurut Robbins dan Wilner ada beberapa situasi-situasi lain yang mungkin bisa menjadi pertanda kalau sebenarnya lo memang sedang mengalami kondisi Quarter Life Crisis.
Jujur aja, setelah gue baca tanda-tanda ini, ternyata situasi atau kejadiannya hampir semuanya ada disekitar gue dan dialami hampir seluruh teman gue yang berusia 20 tahunan.
1. Lo merasa ngga mengetahui keinginan dan tujuan hidup
Mungkin akhir-akhir ini ketika lo melihat teman-teman lo mulai aktif menggapai mimpi-mimpinya atau bahkan yang udah bisa cari duit dari passion dan hobinya, muncul pikiran, “Seneng ya mereka tau apa bakat dan impian mereka. Sedangkan gue, tau bakat sendiri aja kaga.”
2. Pencapaian pada usia 20-an ngga sesuai harapan
Perseners, gue tau setiap orang pasti punya target dan harapan yang harus mereka capai di usia tertentu. Biasanya juga kita memiliki harapan atau ekspektasi yang tinggi ketika kita udah memasuki usia 20-an.
Eh tapi ternyata… Usia 20-an itu ngga seindah yang dibayangkan. Ketika mulai memasuki dunia nyata di usia ini lo pasti banyak mikir “Dunia kejam banget deh, ada aja halangan sama rintangannya,”
Atau mungkin lo juga kepikiran, “Temen gue udah pada punya pacar, kok gue masih sendiri terus.”
Kemudian lo mulai lihat-lihat lagi target yang udah lo tulis, ternyata lo belum mencapai apa-apa. Di sini lo bakal mulai merasa cemas dan kembali meragukan diri lo sendiri.
3. Takut gagal
Mungkin lo pernah mikir seperti ini, “Takut banget mau daftar internship di perusahaan A, kalo ngga keterima gimana ya?
Atau mungkin mengalami percakapan seperti ini
“Gimana persiapan presentasi buat besok?”
“Udah, tapi takut,”
“Kenapa? Kan udah lo persiapkan dengan baik”
“Takut ternyata bahasan gue jelek dan dosennya ngga tertarik.”
Ngaku deh, lo pasti pernah berada di situasi yang serupa. Ada aja perasaan takut gagal ketika hendak melakukan sesuatu. Iya, itu gara-gara lo sedang di kondisi Quarter Life Crisis, gaweannya meragukan kemampuan lo sendiri.
4. Ngga ingin merelakan masa kecil dan masa remaja berakhir
Jujur aja di awal tahun 2021, gue merasakan situasi ini. Benar-benar aneh rasanya, ngga pengen waktu cepat berlalu. Tapi kenyataannya waktu malah semakin berlalu. Gue bahkan sempat berkata pada diri sendiri, “Coba aja kalo waktu bisa berhenti sejenak, kayaknya gue bakalan bisa istirahat dengan tenang”
Gue yakin sebagian dari lo juga merasakan hal itu, merasa semakin dewasa semakin cepat waktu akan berlalu dan beban kita sebagai orang dewasa akan semakin bertambah.
Kecemasan-kecemasan itulah yang akhirnya membuat gue ngga ingin cepat-cepat melepaskan masa remaja yang masih penuh dengan kesenangan.
5. Takut ngga bisa mengambil keputusan yang tepat
Ketika lo mulai berada di usia dewasa, banyak pilihan-pilihan hidup yang baru terbuka. Terlalu banyak hingga lo merasa takut dan bingung untuk mengambil keputusan. Dan lo berakhir dalam ketakutan dan kecemasan, apakah satu pilihan yang udah lo ambil ini udah tepat. Lo juga mulai memikirkan bagaimana dampaknya di kehidupan lo nanti.
6. Membanding-bandingkan diri
Ketika lo mengalami kondisi Quarter Life Crisis, hidup lo bakal dihantui rasa cemas dan rasa ragu. Ketika melihat pencapaian teman-teman, lo bakal mulai membandingkannya dengan pencapaian lo saat ini. Lo juga mulai terpuruk karena merasa kemampuan lo ngga sebanding atau sehebat teman-teman yang lain.
Baca Juga: Membandingkan diri: Perilaku Toxic yang Perlu Dihentikan
Perseners, jika lo sedang merasakan situasi-situasi di atas, kemungkinan besar lo memang sedang berada di kondisi Quarter Life Crisis. Lalu apakah hal tersebut adalah sesuatu yang buruk? Hmmm.. kalau menurut gue, sebenarnya Quarter Life Crisis ngga selamanya buruk kok. Tergantung dari sudut mana kita bakal menyikapi hal tersebut.
Menurut gue, Quarter Life Crisis adalah kondisi yang lumrah yang dirasakan orang-orang di usia transisi. Dan seperti yang gue bilang sebelumnya, ketika lo mengalami kondisi ini, lo bakal dihantui dengan perasaan cemas dan ragu. Tapi… kalo lo bisa menyikapinya dengan baik dan selalu berpositif thinking, Quarter Life Crisis akan membawa lo ke fase dewasa yang lebih baik.
Baca Juga: Quarter Life Crisis: Penyebab dan Cara Mengatasinya
Cemas dengan masa depan? It's okay. Artinya lo bisa mempersiapkan hal-hal lebih matang demi masa depan yang cerah. Ragu akan kemampuan diri sendiri? It’s okay. Artinya lo bisa mencari cara untuk lebih percaya diri dan meningkatkan kemampuan lo.
Perseners, kondisi Quarter Life Crisis bisa aja menjadi tanda bahwa lo sebenarnya menginginkan perubahan dalam hidup lo. Artinya lo ingin menjadi manusia yang dinamis, selalu menginginkan perubahan dan berpandangan maju ke masa depan.
Namun bukan ngga mungkin untuk beberapa orang merasa kesulitan melewati Quarter Life Crisis. Terkadang berada dalam kondisi tersebut membuat lo benar-benar merasa terpuruk. Kalau udah kaya gitu, mungkin lo butuh konseling dengan tenaga profesional.
“Tapi gue ngga punya kenalan psikolog.”
Tenang, satu persen menyediakan konseling kok. Caranya juga mudah, lo cukup ikuti program konseling bareng Psikolog Satu Persen. Lo juga ngga perlu takut masalah lokasi karena konselingnya dilakukan secara online. Konseling ini akan dilakukan bareng psikolog profesional loh! Rahasia lo juga dijamin aman.
Buat info lengkap dan benefit apa aja yang didapet dari konseling online Satu Persen bisa klik gambar dibawah ini ya!
Buat lo yang mungkin membutuhkan pengetahuan lebih tentang kondisi Quarter Life Crisis, lo bisa tonton video dibawah ini. Agar lo lebih tahu tentang kondisi ini. Lo juga bisa mengetahui persiapan-persiapan untuk melalui kondisi ini.
Akhir kata, gue mau ucapin terima kasih buat lo yang udah baca ini sampai selesai. Semoga lo bisa segera menemukan cara lo sendiri dalam menghadapi Quarter Life Crisis dan tetap semangat menjadi dewasa!
See ya!