Pikiran Intrusif: Mengapa Kita Memiliki Imajinasi yang Mengganggu?

Kesehatan Mental
Anggreliani Utami
21 Jan 2022
pikiran intrusif
Satu Persen - Pikiran Intrusif

Halo, Perseners! Apa kabar? Semoga kalian dalam keadaan baik dan bahagia selalu, ya!

Perkenalkan aku Anggi, Part-time Blog Writer Satu Persen.

pikiran intrusif
Source: The New Yorker

Setiap hari, kepala kita sibuk memikirkan berbagai macam hal. Sebuah studi menemukan bahwa otak manusia menghasilkan sekitar 6.200 pikiran per hari. Banyak sekali, bukan? Pikiran-pikiran ini bisa bersifat negatif, positif, atau bahkan muncul dalam bentuk pikiran-pikiran acak yang nggak berarti.

Tetapi, pernahkah kamu memiliki imajinasi negatif atau positif yang seakan mengganggu? Misalnya, saat kamu mengendarai mobil, terlintas keinginan untuk menginjak pedal gas dalam-dalam dan menabrak mobil yang ada di depanmu, atau mungkin kamu pernah berpikir untuk menyakiti diri saat sedang menggunakan benda tajam?

Nah, jika iya, pikiran-pikiran itulah yang dikenal dengan pikiran intrusif.

Setiap orang memiliki pikiran yang intrusif dari waktu ke waktu. Kebanyakan orang bisa mengabaikannya seakan-akan itu hanyalah angin lalu. Namun, beberapa orang mungkin memiliki kondisi mental yang membuat mereka kesulitan mengendalikan pikiran-pikiran yang bersifat intrusif ini.

Maka dari itu, melalui blog ini kita akan memahami lebih dalam perihal pikiran intrusif, mulai dari apa itu pikiran intrusif, penyebab, jenis-jenisnya, hingga cara untuk menghilangkan pikiran negatif yang intrusif.

Jadi, simak baik-baik, ya pembahasannya!

Apa itu Pikiran Intrusif?

apa itu pikiran intrusif
Source: My Therapy NYC

Pikiran intrusif adalah pikiran yang tidak diinginkan dan muncul secara tiba-tiba. Menurut Anxiety and Depression Association of America (ADAA), pikiran intrusif muncul tanpa disengaja dan tanpa ada hubungannya dengan kenyataan atau keinginan seseorang.

Pikiran intrusif bisa muncul dalam bentuk apa saja. Pikiran negatif ini dapat berupa imajinasi atau pikiran yang bersifat brutal dan menjijikan, atau muncul dalam bentuk kekerasan, seksual, dan bertentangan dengan nilai-nilai.

Selain itu, pikiran intrusif juga bisa bersifat eksplisit. Inilah mengapa orang kerap kali merasa terkejut, nggak nyaman, atau bahkan sulit menerima apa yang telah mereka pikirkan, meski pikiran-pikiran ini nggak benar-benar direalisasikan di kehidupan nyata. Sebagian orang lainnya juga mungkin merasa malu karena memiliki pemikiran yang bersifat intrusif, sehingga mereka merahasiakannya atau bahkan menolak untuk mencari bantuan.

Penyebab Pikiran Intrusif

Para peneliti dan psikolog masih mempertanyakan alasan mengapa pikiran intrusif dapat tiba-tiba muncul di benak manusia. Meski begitu, terdapat teori yang setidaknya bisa menjawab  pertanyaan ini.

Dikatakan bahwa pikiran intrusif adalah hasil dari masalah-masalah yang pernah dihadapi seseorang di kehidupan. Kadang kala orang dihadapi dengan masalah-masalah, seperti masalah keluarga, percintaan, dan pekerjaan, yang coba dikunci rapat-rapat di alam bawah sadar.

Namun, tindakan ini sering kali nggak berhasil. Sedemikian ketika masalah-masalah ini muncul kembali ke alam sadar manusia, biasanya mereka dapat muncul dalam bentuk pikiran intrusif.

penyebab pikiran intrusif
Source: The Mighty

Dalam beberapa kasus, pikiran intrusif disebabkan oleh masalah kesehatan mental yang ada di dalam diri kita, seperti OCD, PTSD, gangguan makan, dan kecanduan. Pikiran-pikiran ini juga bisa menjadi gejala masalah kesehatan lain, seperti cedera otak.

Jenis-jenis Pikiran Intrusif

Ada banyak jenis pikiran intrusif yang berpotensi menimbulkan rasa bersalah, takut, malu, atau nggak nyaman. Berikut ini adalah jenis-jenis pikiran intrusif yang paling umum ditemukan:

1. Seksual

Sebagian orang mungkin memiliki pikiran-pikiran perihal tindakan seksual yang dianggap tabu. Pikiran seksual intrusif dapat muncul dalam bentuk mempertanyakan orientasi seksual dan tendensi untuk melakukan tindakan seksual dengan seseorang. Salah satu contohnya adalah ketakutan akan memiliki anggota keluarga atau ketakutan akan orientasi seksual.

Meskipun orang dengan pikiran intrusif jenis ini tidak benar-benar merealisasikan apa yang mereka pikirkan, akan sulit bagi mereka untuk membicarakan masalah ini, sehingga mungkin menyebabkan mereka ragu untuk mencari pertolongan.

Baca Juga: Kenali Compulsive Sexual Behavior, Gangguan Seksual yang Buat Candu

2. Hubungan

Orang-orang mungkin khawatir tentang hubungan mereka, di mana pikiran-pikiran ini dapat menimbulkan kecemasan. Pikiran intrusif terkait hubungan misalnya: kamu terlalu terobsesi menganalisis perilaku pasanganmu, kamu sering mencari-cari kesalahan pasanganmu, atau kamu terus-menerus mencari kepastian dan meragukan kesetiaan pasanganmu.

3. Pikiran Negatif

pikiran negatif
Source: Know Your Meme

Pikiran negatif tentang diri sendiri adalah salah satu gejala umum depresi. Saat sedang sedih, pikiran-pikiran negatif seperti misalnya: “Aku pecundang” atau “Aku benar-benar nggak berharga” kerap muncul.

Emosi di balik pikiran-pikiran negatif ini bisa begitu kuat, sehingga membuat kamu berpikir bahwa apa yang kamu pikirkan itu adalah faktanya, padahal itu hanya pikiran intrusif.

4. Keraguan

Keraguan adalah salah satu jenis pikiran intrusif yang paling umum. Kamu bisa ragu akan aspek-aspek besar hingga kecil dalam hidup kamu.

Sebagai contoh, pikiran intrusif mungkin dapat menyebabkan kamu meragukan pacarmu atau mempertanyakan orientasi seksual kamu. Kemudian, kamu juga mungkin aja ragu tentang apakah kamu sudah mematikan kompor, mengunci pintu, atau mengirim pesan teks ke orang yang tepat.

5. Kekerasan

Pikiran mengganggu tentang melakukan tindakan kekerasan atau sesuatu yang ilegal juga sangat umum dialami. Kamu mungkin berpikir untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain. Contohnya, kamu ingin membunuh orang yang kamu cintai, menggunakan pisau untuk melukai diri sendiri atau orang lain, meracuni makanan seseorang, dan lain sebagainya.

kekerasan
Source: The Mighty

Orang yang mengalami pemikiran ini mungkin menghindari tempat umum dan kontak dengan orang-orang. Biasanya, nggak ada arti di balik pikiran-pikiran ini. Kamu nggak mau melakukannya, tapi kepalamu seringkali membayangkannya. Hal ini membuat kamu mempertanyakan dirimu sendiri “Apakah benar ini yang aku inginkan?”. Dengan demikian, kamu takut bahwa jauh di lubuk hati, sebagian dari diri kamu memang ingin melakukannya, dan itulah mengapa kamu begitu memikirkannya.

Bagaimana Cara Mengatasi Pikiran Intrusif yang Negatif?

Source: Ahseeit

1.Terima kenyataan bahwa kamu memiliki pikiran intrusif

Hal pertama yang sebagian orang lakukan saat dihadapkan dengan pikiran intrusif adalah mencoba untuk melupakannya. Akan tetapi, ada kemungkinan metode ini bisa menghasilkan efek sebaliknya– kamu hanya akan semakin memikirkan pikiran-pikiran negatif ini.

Alih-alih secara sadar menekan pikiran kamu, cobalah untuk mengalihkan perhatian dari pikiran intrusif dengan melakukan aktivitas yang menarik. Misalnya dengan menyelesaikan puzzle atau membaca buku.

Selain itu, jangan mencoba mencari tahu apa arti di balik pikiran intrusif yang negatif ini. Atau menggunakan berbagai langkah pencegahan yang kurang tepat karena ini akan menyebabkan diri sendiri memberi perhatian ekstra pada pikiran-pikiran intrusif. Demikian, menerima dan menyadari bahwa kamu memiliki pikiran intrusif adalah salah satu cara untuk menghilangkan pikiran negatif dengan sendirinya. Ini karena pikiran intrusif jadi nggak lagi berarti apa-apa ketika kamu mengakui kehadirannya.

2. Identifikasi pola pikiran negatif kamu

Sering kali pikiran kamu nggak sepenuhnya acak, dan aktivitasmu sehari-harilah yang mempengaruhinya. Nah, untuk mengatasi ini, membuat jurnal tentang pikiran-pikiran intrusif yang negatif kamu dapat membantu kamu dalam memahami polanya.

Selain daftar pikiran kamu, catat juga bagaimana suasana hati dan aktivitas apa saja yang kamu lakukan. Saat kamu mulai memikirkan pikiran yang serupa, lihat catatan tersebut dan coba identifikasi polanya.

Mungkin pikiran-pikiran ini muncul ketika kamu memiliki banyak waktu luang, atau mungkin muncul setelah kamu menonton film kekerasan. Dengan melacak pola-pola ini, kamu mungkin dapat menemukan akar masalahnya dan memperbaiki masalah yang mendasarinya.

Baca Juga: Pikiran Negatif Merusak Hidup Positif

3. Terapkan perubahan positif ke dalam rutinitas harian kamu

Jika kamu mulai menanamkan kebiasaan hidup yang positif, kamu akan cenderung nggak  memiliki ruang untuk hal-hal yang negatif. Jadi, kenapa nggak coba membentuk kebiasaan-kebiasaan yang terbukti dapat membuat kamu merasa lebih baik? Misalnya dengan membentuk kebiasaan makan makanan sehat, berlatih yoga, atau jalan-jalan di luar.

Apabila kamu merasa lebih sering memiliki pikiran intrusif pada pagi hari, maka lakukan aktivitas ini segera setelah kamu bangun tidur. Pergeseran dalam pola pikir dapat menjadi salah satu cara agar tidak berpikir negatif.

perubahan positif
Source: Meme

4. Terapi kognitif perilaku (CBT)

Individu yang memiliki pikiran intrusif dari Obsessive Compulsive Disorder (OCD) atau Post-traumatic Stress disorder (PTSD)  kompleks mungkin bisa mengatasinya dengan berlatih menerapkan mindfulness. Namun, tentu saja ini nggak cukup.

Perawatan lain seperti terapi kognitif perilaku atau CBT mungkin dibutuhkan. CBT telah terbukti 70% efektif pada pasien dengan OCD. Sebagai perawatan yang  melibatkan detoksifikasi pikiran intrusif negatif, pasien perlu mengatasi ketakutan mereka yang nantinya dapat membantu meringankan kompulsi, yakni tindakan fisik atau mental yang berulang-ulang.

Baca Juga: Mengenal OCD, Gangguan Penyakit yang Menimbulkan Kecemasan

Setiap orang pasti pernah memiliki pikiran intrusif dari waktu ke waktu. Pikiran-pikiran ini mungkin bisa bikin nggak nyaman, apalagi jika muncul dalam bentuk pikiran negatif. Keep in mind bahwa ini cuma salah satu dari sekian banyak hal yang kamu pikirkan setiap hari. Biar kamu semakin paham sama pikiran diri sendiri, coba ikuti Tes Sehat Mental ini.

Namun, apabila kamu sudah berusaha keras untuk mengabaikannya dan pikiran ini justru semakin tak terkendali, ada baiknya kamu segera mencari bantuan dari tenaga ahli. Salah satunya, kamu bisa coba konseling dengan psikolog-psikolog profesional yang ada di Satu Persen.

Melalui layanan Konseling Satu Persen, kamu bisa melakukan konsultasi one-on-one dengan psikolog Satu Persen yang dapat membantu kamu menghadapi masalah-masalahmu. Nggak cuma itu, kamu juga akan mendapatkan tes-tes untuk mengenal diri kamu lebih dalam seperti Tes Kesehatan Mental, Kepribadian, dan Minat Karir.

Nah, untuk informasi lebih lengkapnya, kamu bisa klik gambar di bawah ini:

CTA-Blog-Post-06-1-16


Sebagai referensi tambahan, kamu juga boleh banget tonton video Youtube Satu Persen di bawah ini. Pas buat kamu yang pengin belajar cara menghilangkan pikiran negatif dan menjaga energi positif.

So, sekian tulisan ku kali ini. Aku Anggi Part-time Blog Writer Satu Persen pamit undur diri! Semoga tulisan ini bermanfaat dan sampai jumpa di tulisan ku berikutnya!!

Sumber:

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.