Buat Lo yang Suka Nyalahin Diri Sendiri (Cara Menghargai Diri Sendiri)

Kesehatan Mental
Dimas Yoga Maha Putra
1 Mar 2022
cara menghargai diri sendiri
Satu Persen - Menghargai Diri Sendiri

Halo, Perseners! Gimana kabarnya?

Kita semua memiliki pasang surut dalam hidup. Hal-hal buruk mungkin terjadi pada lo atau orang-orang yang lo kenal setiap harinya. Tetapi, ada beberapa orang yang mengklaim itu bukan kesalahan mereka. Mereka berpendapat bahwa mereka tidak memiliki kendali atas situasi dan masalah sulit yang mereka hadapi.

buat yang suka nyalahin diri sendiri
Sumber dari pexels.com

Namun, apakah lo terus-menerus merasa seolah-olah lo gak memiliki kendali atas situasi atau bahwa orang lain ingin menyalahkan lo? Atau apakah lo merasa seolah-olah hal-hal buruk terus terjadi pada lo, apapun yang lo lakukan? Jika lo seringkali menyalahkan orang lain atas peristiwa atau situasi dalam hidup lo, lo mungkin sekarang sedang berhadapan dengan apa yang dikenal sebagai victim mentality, Perseners.


Karena lagi ngomongin tentang victim mentality nih, di artikel ini gue akan membahas buat lo yang suka nyalahin diri sendiri (cara menghargai diri sendiri).

Tapi sebelumnya, ada pepatah bilang, tak kenal maka tak sayang, semakin kenal tambah sayang. Jadi, kenalin nama gue Dimsyog (acronym dari Dimas Yoga). Di sini gue sebagai Part-time Blog Writer dari Satu Persen. Simak sampai habis, ya!

Baca juga: 5 Alasan Psikologis Kamu Sering Banyak Pikiran (Cara Menghilangkan Overthinking)

Apa Itu Victim Mentality?

apa itu victim mentality
Sumber dari memecreator.org

Apa sebenarnya victim mentality? Victim mentality bukanlah kondisi yang dapat didiagnosis. Victim mentality adalah istilah yang diterima secara umum dan memiliki beberapa nama lain seperti victim syndrome dan victim complex.

Bagi orang-orang yang memiliki victim mentality, sepertinya tenggelam dalam negativitas lebih mudah daripada mencoba menyelamatkan diri sendiri. Mereka bahkan dapat memaksakan pola pikir ini ke orang lain.

Intinya, pola pikir ini berakar pada trauma, kesusahan, dan rasa sakit hampir sepanjang waktu. Biasanya hal ini terjadi ketika lo mengalami situasi traumatis yang biasanya berasal dari orang lain. Akhirnya, mungkin lo jadi berpikir bahwa lo gak berdaya dan gak ada yang lo dapat lakukan buat mengubah masa depan lo.

Pola pikir ini membuat lo merasa rentan dan takut. Dan pada akhirnya, lo memilih untuk tidak bertanggung jawab atas tindakan yang telah lo perbuat.

Apakah Pola Pikir Ini Permanen?

apakah pola pikir ini permanen
Sumber dari imgflip.com

Gue tau kalo mungkin pola pikir ini jadi lo miliki karena sebelumnya lo pernah mengalami kejadian traumatis. Tapi, perlu diinget juga kalo sebenernya satu kejadian buruk itu gak cuma diakibatkan sama satu faktor aja.

Emang sih, lo gak bisa mengendalikan apa yang udah terjadi di masa lalu. Dan mungkin hal ini bikin lo jadi merasa buruk dan kehilangan rasa percaya diri lo.

Tapi, perlu diinget kalau sebenernya lo masih punya kendali penuh atas masa depan lo. Dan lo bisa mengubah masa depan lo tersebut jadi lebih baik kalau lo memang mau.

Setiap orang dengan pola pikir ini perlu menemukan akhir dari mengasihani diri sendiri dan bekerja menuju perubahan. Jika tidak, perasaan lo sebagai korban akan mengikuti lo selama sisa hidup lo.

Yang perlu lo inget, sebenernya hidup gak akan pernah berhenti memberi lo tantangan. Kalau lo gak berusaha buat menaklukkan tantangan hidup, maka lo justru bakal berhadapan sama hal yang lebih berat lagi sepanjang hidup lo.

Ciri-Ciri Victim Mentality

ciri-ciri victim mentality
Sumber dari facebook.com

Apa saja ciri-ciri victim mentality? Jika lo gak yakin apakah lo sedang berjuang dengan victim mentality, berikut adalah 4 ciri yang harus diperhatikan:

1.Membuat semua masalah untuk diri lo sendiri

Menciptakan masalah adalah ketika lo membiarkan diri lo percaya bahwa ketidaknyamanan terkecil sekalipun adalah akhir dari segalanya.

Jika lo selalu berasumsi bahwa yang terburuk akan terjadi, maka semesta akan mendengarkan dan memberikan apa yang lo minta. Lain kali, ketika lo mendapati diri lo sedang memikirkan betapa buruknya sesuatu, berusahalah untuk tidak memikirkannya dan berpikirlah bahwa hal tersebut tidak akan terjadi.

Mikirin hal buruk yang bisa terjadi itu sebenernya boleh aja. Dengan harapan kalau hal itu bikin lo jadi lebih siap ketika lo berhadapan sama hal buruk. Tapi, mungkin yang perlu lo inget adalah hidup itu gak selamanya buruk. Dan hal yang lo takutkan gak pasti 100% bakal terjadi.

2. Lo merasa gak berdaya

Salah satu hal tersulit yang harus dihadapi ketika lo hidup dengan victim mentality adalah lo merasa gak berdaya. Ketika hal-hal buruk terjadi, mudah untuk merasa seperti lo gak memiliki kendali atas situasi tersebut.

Ketika lo menemukan diri lo dalam salah satu situasi ini, fokuslah pada hal-hal yang dapat lo ubah. Menemukan sesuatu yang dapat lo kendalikan dapat membantu lo merasa memiliki sebagian kekuatan lo kembali, dan itu adalah suatu langkah besar.

Cara lain untuk membebaskan diri dari perasaan gak berdaya adalah dengan berlatih mengatakan "tidak". Lo gak harus melakukan semua yang diharapkan dari diri lo. Gak apa-apa untuk mendahulukan kebutuhan lo sendiri dibandingan kebutuhan orang lain.

3. Lo terlibat dalam negative self-talk

Keraguan terhadap diri sendiri terkait erat dengan menjadi victim mentality. Begitu seseorang jatuh pada victim mentality, secara gak sadar mereka akan memengaruhi diri sendiri dengan upaya terbaik mereka agar sesuai dengan kemauan mereka.

Jika lo percaya bahwa lo gk layak, lo akan selalu merasa seolah-olah dunia sedang berusaha untuk menjatuhkan lo. Keyakinan ini akan membuat perilaku korban sampai pada titik di mana merendahkan diri menjadi hal yang wajar. Akan sulit untuk tetap termotivasi dalam hidup saat lo selalu merendahkan diri sendiri.

4. Berpikir bahwa dunia sedang berusaha menjatuhkan lo

Saat lo merasa dunia terus berusaha menyakiti lo atau membuat lo sengsara, wajar banget kalau lo mungkin merasa lo adalah seorang korban.

Dalam hidup, banyak hal akan terjadi di luar kendali lo. Dan tugas lo sebenarnya adalah untuk memutuskan bagaimana lo akan menanggapi peristiwa-peristiwa itu. Ketika lo mulai melihat tantangan sebagai peluang untuk berkembang di situlah titik awal yang bisa membantu lo keluar dari victim mentality.

Baca juga: Apa Itu Kesehatan Mental?

Bagaimana Cara Berhenti Menyalahkan Diri Sendiri?

Jika lo merasa punya beberapa tanda atau gejala victim mentality, lo mungkin bertanya-tanya bagaimana cara mengubah pola pikir lo jadi lebih sehat. Jika demikian, di bawah ini adalah beberapa tips untuk membantu lo.

  • Pilih untuk meninggalkan atau menerimanya.
  • Bicaralah untuk mengubah situasi dan merebut kembali kekuatan lo
  • Baca buku self-help seperti Eckhart Tolle “The Power of Now”.
  • Belajarlah memaafkan masa lalu.
  • Temukan bantuan dari terapis yang dapat membantu lo memproses trauma masa lalu.
  • Kembangkan kecerdasan emosional lo.
  • Bertanggung jawab atas apa yang dapat lo kendalikan dan bagaimana lo bereaksi.
  • Belajar mulai mengendalikan hal kecil di sekitar lo.

Kesimpulan

kesimpulan
Sumber dari id.quora.com

Jika lo berjuang dengan victim mentality, sebenernya semua hal itu terjadi karena banyak faktor, jadi when things go wrong sebenernya itu bukan salah lo sepenuhnya juga. Kalau sebelumnya lo pernah mengalami kejadian yang gak mengenakkan, wajar banget kalau hal itu bikin lo jadi merasa ragu sama kemampuan diri lo sendiri.

Pada saat yang sama, lo perlu menunjukkan belas kasihan pada diri sendiri sehingga lo dapat melewati situasi ini dan mencari bantuan jika diperlukan. Terus berdiam dalam pola pikir victim mentality membuat lo merasa gak berdaya dan gak dapat memulai perubahan dalam hidup lo.

Meskipun mungkin sulit bagi lo untuk keluar dari pikiran buruk lo jika lo mengambil langkah-langkah kecil yang konsisten, pada akhirnya lo akan mencapai tujuan yang lo tuju. Dan, akan lebih mudah bagi orang lain untuk mendukung lo sepanjang jalan ketika lo terbuka untuk menerima saran dari orang lain.

Mulai Kurangi Mindset Victim Mentality dengan Konseling Online

Kalo lo kesusahan buat memulai langkah awal lo, lo bisa coba meminta bantuan dan arahan dari orang lain. Contohnya seperti psikolog Satu Persen.

Di konseling ini, lo bakal dapet tes psikologi supaya lo bisa tau gambaran kondisi lo saat ini. Berikutnya, lo juga akan dapat asesmen mendalam dan sampai akhirnya lo dapat worksheet dan terapi yang bakal disesuaikan sama hasil asesmen supaya bisa ngebantu lo secara tepat.

Lo bisa klik aja gambar di bawah buat cari tau lebih lanjut dan mendaftarkan diri untuk layanan konseling ini.

CTA-Blog-Post-06-1-16

Kalau lo masih ragu, lo dapat mencoba tes gratis dari kita terlebih dahulu. Dengan tes ini, lo akan tahu layanan konsultasi mana yang terbaik untuk masalah lo. Caranya gampang banget, cukup klik aja di sini.

Sebagai referensi tambahan, lo juga bisa nonton video Youtube Satu Persen berikut ini. Nanti kalian bakal bisa belajar cara berhenti overthinking tentang hal-hal di luar kendali agar hidup lebih bahagia.

Akhir kata, sekian dulu tulisan dari gue. Gue Dimsyog dari Satu Persen, selamat mencoba untuk menjadi sahabat dan teman terbaik bagi diri lo sendiri. Semoga informasinya bermanfaat, ya! Dan pastinya selamat menjalani #HidupSeutuhnya!

Referensi:

4 Signs You Have a Victim Mentality (And How to Break out of It). (n.d.). Retrieved January 21, 2022, from https://www.lifehack.org/articles/communication/move-away-from-the-victim-mentality.html

Victim Mentality: 16 Signs and Tips to Deal with It. (n.d.). Retrieved January 21, 2022, from https://www.healthline.com/health/victim-mentality

Victim Mentality: Causes, Symptoms, and More. (n.d.). Retrieved January 21, 2022, from https://www.webmd.com/mental-health/what-is-a-victim-mentality

What Is a Victim Mentality? (n.d.). Retrieved January 21, 2022, from https://www.verywellmind.com/what-is-a-victim-mentality-5120615#toc-reasons-a-victim-mindset-continues

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.