Apa Itu Kesehatan Mental?

Kesehatan Mental
Muhammad Rafsan Aryakusumah
19 Jan 2022
Apa Itu Kesehatan Mental
Satu Persen - Apa Itu Kesehatan Mental?

Halo, Perseners!

Nggak kerasa ya, kita udah ada di tahun kedua pandemi Covid-19. Dua tahun terisolasi, nggak kebayang juga stres yang dirasakan orang-orang, ya?

WHO mencatat, 93% layanan kesehatan mental di berbagai negara mengalami kenaikan permintaan. Nah,  salah satu penyebab kenaikan tersebut adalah pandemi. Hal ini karena pandemi membuat orang-orang merasa berduka, terisolasi, kehilangan pekerjaan, dan juga takut. Akhirnya, orang jadi lebih aware sama layanan kesehatan mental.

“COVID-19 telah mengganggu pelayanan kesehatan mental yang penting di seluruh dunia di saat mereka paling dibutuhkan. Para pemimpin dunia harus bergerak cepat dan membuat keputusan dalam program kesehatan mental – selama COVID-19 dan seterusnya,” kata Dr. Tedros, Director-General dari WHO.

Gangguan pada kesehatan mental memang bisa jadi masalah yang besar banget. Kesehatan mental dan kesehatan fisik adalah dua hal yang saling berkaitan. Kalau salah satunya bermasalah pasti akan mempengaruhi yang lainnya.

Tapi, tunggu dulu. Kalian udah paham belum kesehatan mental itu apa?Biar sama-sama enak, mending kita samain dulu deh pemahaman kita tentang kesehatan mental.

Langsung aja!

Apa itu kesehatan mental?

WHO mengidentifikasi kesehatan mental sebagai keadaan di mana seorang individu menyadari kemampuannya dalam mengatasi stres, bekerja secara produktif, serta berkontribusi terhadap komunitasnya.

Kesehatan mental ini nggak kalah penting dengan kesehatan fisik. Dalam penjelasannya lebih lanjut, WHO bilang kesehatan baru tercapai kalau keadaan fisik, mental, serta sosial seseorang dalam kondisi sejahtera. Definisi ini menjadi penting, karena kesehatan itu bukan cuma soal punya atau tidak punya penyakit aja.

Kalian tau nggak, sebelumnya kesehatan mental pernah dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Stigma negatif yang selalu dikaitkan dengan mereka yang punya gangguan kesehatan mental jadi alasannya. Saking parahnya, para penderita yang harusnya ditolong ini malah dianggap kerasukan sampai dijauhi masyarakat!

Di abad ke-18 Amerika misalnya. Pasien-pasien dengan gangguan mental ditempatkan di lingkungan yang tidak terawat dan diberikan perlakukan yang nggak manusiawi. Perlakuan itu dijustifikasi oleh “hukuman religius” sebab mereka masih beranggapan gangguan mental diakibatkan oleh kurangnya nilai spiritual seseorang.

Sampai akhirnya munculah istilah mental hygiene yang pertama kali digunakan oleh filsuf Amerika, William Sweetzer pada 1843. Istilah tersebut kemudian diberikan definisi tetap oleh Isaac Ray, salah satu pendiri American Psychiatric Association, sebagai “the art of preserving the mind against all incidents and influences calculated to deteriorate its qualities, impair its energies, or derange its movements.

Nggak berhenti sampe di situ. Dari sana, kampanye pentingnya kesehatan mental terus berlanjut sampai sekarang. Kesadaran masyarakat yang terus meningkat terhadap kesehatan mental, jadi buah manis dari perjuangan kampanye-kampanye ini.

Kenapa menjaga kesehatan mental itu penting?

Seperti kata WHO tadi, kesehatan itu mencangkup fisik, mental, serta kehidupan sosial. Ketiganya saling berkaitan dan nggak bisa dipisahkan dari satu sama lain. Buktinya nih, para peneliti menemukan kalau kesehatan mental yang bermasalah akan menimbulkan perubahan-perubahan pada sistem tubuh seseorang.

Perubahan-perubahan tersebut antara lain:

  • Meningkatnya peradangan
  • Perubahan detak jantung serta sirkulasi darah
  • Hormon stres yang tidak normal
  • Dan perubahan metabolisme seperti pada orang yang berisiko diabetes

Perubahan pada sistem di tubuh tersebut dapat menurunkan respon imun seseorang. Akibatnya, orang tersebut lebih berpotensi mengundang penyakit-penyakit kronis. Peneliti juga menghubungkan kesehatan mental dan fisik ke dalam asosiasi berikut:

  1. Kesehatan mental yang buruk merupakan faktor dari penyakit kronis.
  2. Orang dengan gangguan kesehatan mental yang serius berisiko tinggi mengalami penyakit kronis.
  3. Orang dengan penyakit kronis berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan mental.

Ngeri juga ‘kan?

Baca juga: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental
kesehatan mental
‌‌via cheezburger.com

Selain dengan kesehatan fisik, kesehatan mental juga tidak nggak bisa dipisahkan dari kehidupan sosial seseorang. Karena saling berkaitan juga.

Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan pertukaran interaksi antar sesama untuk bisa menjaga kualitas hidupnya. Orang-orang yang terisolasi secara sosial, atau tidak memiliki hubungan sosial yang baik dengan sekitarnya cenderung memiliki kesulitan untuk merawat diri mereka.

Sebuah penelitian di Perancis juga menemukan kalau kualitas hidup seseorang sangat dipengaruhi oleh kehidupan sosial mereka. Semakin jarang pertukaran interaksi yang mereka lakukan, semakin menurun kualitas hidup yang mereka rasakan.

Kalau kalian penasaran dengan kemampuan membuat relasi & interaksi kalian, pas banget Satu Persen punya kuis gratis yang bisa kalian lakuin sekarang: Tes Attachment Style!

Masalah-masalah pada kesehatan mental

Pada kesehatan mental ada tiga jenis gangguan yang paling umum, yaitu:

  1. Gangguan kecemasan
  2. Gangguan mood
  3. Schizophrenia

Gangguan kecemasan

Orang dengan gangguan kecemasan memiliki ketakutan atau kecemasan yang akut terhadap suatu objek maupun situasi. Mereka akan berusaha sebisa mungkin untuk menghindari hal-hal yang dapat memunculkan kecemasan mereka itu.

Gangguan kecemasan sendiri terbagi lagi ke dalam beberapa contoh berikut:

Generalized Anxiety Disorder (GAD)

Perasaan khawatir yang kita rasakan sehari-hari, yang mengganggu produktivitas kita dikategorikan ke dalam Generalized Anxiety Disorder ini. Gejala yang dialami pada GAD antara lain: gangguan tidur, gelisah, kelelahan, dan tegang pada otot.

Gangguan panik

Orang dengan gangguan kepanikan mengalami serangan panik yang tiba-tiba dari waktu ke waktu. Serangan panik merupakan reaksi ketakutan berlebih yang ditandai dengan meningkatnya detak jantung, nafas pendek, pusing, gemetar, atau tegang otot.

Phobia

Phobia merupakan ketakutan ekstrem terhadap suatu objek atau situasi. Phobia sendiri memiliki beberapa kategori di dalamnya yang terbagi atas objek atau situasi penyebab rasa takutnya.

Baca juga: Mengenal Lebih Lanjut Soal Phobia

Obsessive-compulsive disorder (OCD)

Orang dengan OCD memiliki kecenderungan untuk melakukan sebuah aktivitas berulang-ulang. Gangguan ini akan memaksa mereka untuk melakukan hal tersebut, jika tidak orang itu akan diliputi rasa cemas atau takut.

Post-traumatic stress disorder (PTSD)

PTSD merupakan trauma yang diakibatkan oleh pengalaman tidak menyenangkan di masa lalu. Ketika merasakan sesuatu yang mengingatkan mereka pada kejadian traumatis tersebut, orang dengan PTSD akan merasa dirinya atau orang lain dalam bahaya serta panik sebab tidak memiliki kontrol terhadap hal yang terjadi padanya.

Gangguan Mood

Perubahan mood yang tidak wajar merupakan gejala utama dari gangguan ini. Gangguan mood atau mood disorder biasanya menyangkut mood yang energetik (mania) dan depresi. Contoh dari gangguan mood yaitu: depresi, gangguan bipolar, atau seasonal affective disorder (SAD).

Schizophrenia

Gangguan schizophrenia adalah gangguan kesehatan mental yang kompleks. Para ahli pun masih belum bisa menentukan apakah schizophrenia ini merupakan gangguan tunggal atau gabungan dari gangguan lainnya.

Gejala-gejala yang umumnya terjadi pada orang dengan schizophrenia yaitu: delusi, halusinasi, kurang motivasi, atau mood yang datar.

Cara Menjaga Kesehatan Mental

Dengan menjaga kesehatan mental, kalian juga secara nggak langsung ikut menjaga kesehatan fisik kalian. Jadi dengan melakukan aktivitas-aktivitas di bawah ini, kalian bisa meningkatkan kedua hal tersebut sekaligus, asik ‘kan!

Apa aja caranya?

Menjalin komunikasi dengan orang sekitar

Nggak ada manusia yang bisa hidup sendiri terisolasi dari orang lain dan merasa bahagia. Studi menunjukan kalau seseorang dengan sahabat yang dekat memiliki risiko mengalami depresi atau kecemasan di masa hidupnya.

Psikolog Susan Pinker juga mengatakan sesuatu yang menarik soal komunikasi.

Katanya saat berkomunikasi tubuh kita menghasilkan neurotransmitter yang bertugas dalam mengatur respons terhadap stres dan kecemasan. Dalam kata lain, berkomunikasi dengan orang lain membantu kita lebih tangguh saat menghadapi stres

Jalani rutinitas yang menyehatkan

Karena saling berkaitan, melakukan aktivitas yang menyehatkan fisik juga akan ikut menyehatkan kesehatan mental kita.

Mulai hindari makanan-makanan yang berakibat buruk bagi kesehatan. Inget, kesehatan fisik juga bakal mempengaruhi kesehatan mental kalian!

Kalian juga bisa membuat rutinitas olahraga yang teratur. Kalian nggak perlu cari olahraga yang berat-berat, kok. Lari di sekitaran rumah kalian atau senam di rumah juga bakal cukup!

Dan yang nggak kalah penting, luangkan waktu untuk tidur yang cukup. Nggak ada salahnya kok buat ngasih waktu istirahat buat diri kalian sendiri, nggak peduli sesibuk apa pun kegiatan yang sedang kalian jalani sekarang!

Buat tujuan hidup

Membuat tujuan hidup bisa membantu kalian untuk mencoba hal-hal baru. Kalian juga bisa lebih mengontrol fokus kalian ke berbagai aktivitas yang positif sehingga kalian nggak terpaku dengan sesuatu yang menyulitkan kalian.

Kalau kalian masih bingung gimana caranya merancang tujuan hidup kalian, silahkan cek video dari Satu Persen ini!

Menjaga Kesehatan Mental Bersama Satu Persen

Kalau kalian masih merasa awam dan ingin mempelajari lebih lanjut tentang kesehatan mental, udah pas banget nih kalian datang ke Satu Persen!

Sebagai startup yang bergerak di bidang life school, Satu Persen ngerti banget betapa pentingnya menjaga kesehatan mental untuk perkembangan seseorang. Malahan, itu salah satu fokus utama kita sebagai langkah untuk membantu teman-teman semua menuju #HidupSeutuhnya.

Untuk mempelajari dasar-dasar mengenai kesehatan mental, Satu Persen punya layanan kelas online Basic Mental Health Training yang berisikan empat topik utama:

  • Empathy & Relationship Building; karena membangun hubungan positif dengan orang lain itu penting.
  • Identifikasi & Batasan Penanganan Gangguan Mental; agar kita tau cara berinteraksi dengan mereka yang memiliki masalah dengan kesehatan mentalnya.
  • Emotional First Aid; agar kamu bisa menjadi hal positif bagi orang-orang di sekitarmu yang sedang mengalami masalah.
  • dan Problem Solving; agar kamu terlatih dalam menyelesaikan masalah-masalah yang kompleks.

MXZ36s_tbZuJRSBOdzEmkpAJmUOm1tZFLTOrQYYP3lJpWBLN3A3MgAvavOShW4nzY_aP7wHqkMpbzktmbiEeIGIrMCAwHBadd72H0R9OaXZGtLaJdNqAqQqXd3DF0-OGy_lsxWsOSRTfHZm3Eg1VMxz-CrQ0YxZEQMVqPTw2kl-X2InJLMAxX2A-s2048

Nah, gimana temen-temen? Udah lebih ngerti ‘kan soal kesehatan mental dan kenapa ia penting?

Sampai sekarang, orang-orang di berbagai belahan dunia masih terus aktif untuk menyuarakan betapa pentingnya kesehatan mental kita. Alasannya bukan cuma meningkatkan kesadaran orang-orang akan kesehatan mental, tapi juga untuk menghentikan stigma-stigma negatif yang sering dilemparkan pada orang-orang dengan masalah kesehatan mental.

Kesehatan mental itu bukan aib yang perlu kalian sembunyikan dari orang lain. Kadang kalau kalian lagi ada masalah, cerita ke orang lain itu bisa banget membantu meringankan beban kalian. Jangan lupa juga untuk menjadi agen yang membantu orang-orang di sekitar kalian supaya mereka lebih paham juga soal kesehatan mental mereka. Kalian juga bisa mencoba Tes Sehat Mental supaya kalian ngerti kondisi kesehatan mental kalian.

Kita semua harus bisa bergerak bersama-sama untuk menuju hidup yang lebih baik, setidaknya 1% lebih baik setiap harinya!

Referensi

“COVID-19 Disrupting Mental Health Services in Most Countries, WHO Survey.” World Health Organization, World Health Organization, www.who.int/news/item/05-10-2020-covid-19-disrupting-mental-health-services-in-most-countries-who-survey.

“Chronic Illness and Mental Health: Recognizing and Treating Depression.” National Institute of Mental Health, U.S. Department of Health and Human Services, www.nimh.nih.gov/health/publications/chronic-illness-mental-health/.

“Mental Health and Social Relationships” AHRC, esrc.ukri.org/news-events-and-publications/evidence-briefings/mental-health-and-social-relationships/.

“Mental Health: Definition, Common Disorders, Early Signs, and More.” Medical News Today, MediLexicon International, www.medicalnewstoday.com/articles/154543.

“Mental Health: Strengthening Our Response.” World Health Organization, World Health Organization, www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response.

“Socialization: How Does It Benefit Mental and Physical Health?” Medical News Today, MediLexicon International, www.medicalnewstoday.com/articles/321019.

“Unite For Sight.” A Brief History of Mental Illness and the U.S. Mental Health Care System, www.uniteforsight.org/mental-health/module2.

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.