Kamu mendapati dirimu berjalan menuju ruang kelas si Mawar (nama disamarkan). Akan kulabrak dia! pikirmu dalam hati, diselimuti amarah yang menggebu-gebu karena cekcok kalian tempo hari.
“Gak tau, gapapa,” katamu cuek sambil membuang muka dari pacarmu. Dia lupa akan janji kalian kemarin malam dan sekarang datang untuk minta maaf.
Kamu diam, setelah bertengkar dengan temanmu. Kamu diam saja, tidak melakukan apa-apa, berusaha untuk menekan perasaan yang ada dalam dirimu.
Hm… pernah merasakan satu atau mungkin semua dari kejadian di atas? Mungkin tidak benar-benar persis seperti itu, tapi kurasa pada suatu titik di kehidupan kita, kemungkinan besar kita pernah merasakannya.
Marah. Ya, kita kadang terperangkap dalam kemarahan. Awalnya tidak apa-apa, namun setelah berselisih dengan apapun itu, kita menjadi marah, lalu melakukan hal-hal yang mungkin disesali, mungkin disyukuri.
Kenapa kita marah? Apa yang sebaiknya kita lakukan ketika marah? Mungkin ada dari kamu yang berpikir, ya diluapkan, lah! Namun ternyata beberapa orang tidak merasa bahwa meluapkan amarah dalam bentuk tindakan itu mudah, loh.
Oke, ayo kita bercerita lebih lanjut tentang amarah itu sendiri.
Kenapa Kita Marah?
Menurut seorang psikolog bernama T.W. Smith, amarah adalah sebuah emosi tidak nyaman yang berkisar antara terganggu sampai dengan kemurkaan (Mind Tools, 2017). Kurasa kamu pun mengerti bahwa amarah adalah salah satu emosi yang mendasar pada diri kita seperti bahagia, sedih, takut, dan jijik (hm, sepertinya kamu tahu sebuah film tentang hal ini, bukan?). Ketika kamu marah, hormon stres seperti adrenaline dan cortisol memenuhi tubuhmu, membuatmu berada dalam situasi fight or flight, lawan atau kabur.
Ada begitu banyak alasan kamu untuk marah, namun ada beberapa penyebab amarah yang umum bagi orang-orang, yaitu frustasi, ketidakberdayaan, bullying, gangguan, ketidakadilan, kelelahan (seperti burnout), permintaan atau kritik yang tidak adil, dan ancaman kepada orang/hal/ideologi yang kita anggap penting. Hal-hal di atas, ketika terjadi, seringnya akan memunculkan amarah dalam diri kita.
Jangan khawatir, sejatinya, marah itu normal, kok. Yang harus kamu ketahui adalah, bagaimana kamu merespon emosi amarah tersebut. Apa yang sebaiknya kamu lakukan ketika kamu merasa amarah sudah mulai mengambil alih dirimu?
Ya aku juga gatau. Cari tahu saja sendiri. Eits. Jangan marah dulu, aku hanya bercanda, hehe.
Baca Juga Emosi Itu Bukan Marah! (Mari Mengenal Emosi)
Bagaimana Cara Mengatasi Rasa Marah? Apa yang Harus Dilakukan?
1. Dinginkan kepalamu
Kalau kamu merasa kamu sedang marah dan tidak bisa menilai situasi dengan baik, mungkin ada baiknya kamu berusaha untuk tenang dan rileks. Tarik nafas yang panjang, hembuskan dengan pelan. Berikan dirimu sedikit waktu untuk tidak merespon hal yang membuatmu marah, Setelah kamu berhasil menenangkan dirimu, cobalah untuk menghadapi situasi. Kenali apa yang membuatmu marah dan bagaimana dirimu ketika marah. Mengetahui dua hal ini akan membantumu mengatasi amarah dengan lebih efisien.
2. Lihatlah situasi dari sisi lain
Ketika kamu marah, pikiranmu cenderung menjadi dramatis dan dilebih-lebihkan. Kamu mulai berpikir seperti semuanya sudah berakhir atau dunia ini tidak adil padamu. Cobalah mengganti pikiran-pikiran tersebut dengan pemikiran yang lebih logis seperti bahwa situasi memang membuatmu frustrasi dan kamu paham bahwa kamu marah, tapi ini bukan akhir dari segalanya dan marah tidak akan menyelesaikan apapun. Terdengar sederhana dan sulit sekaligus, tapi percayalah, logika akan mengalahkan amarah.
Ketika kamu marah, pikiranmu bisa dengan cepat menjadi tidak rasional. Kamu mulai mengiyakan hal-hal tidak akurat, seperti misalnya kamu mulai mengatakan “Duh, guru itu emang ga pernah ngerti murid!” atau “Kamu selalu seperti ini sama aku!”
Bukan hanya tidak akurat, pemikiran tersebut akan membuatmu merasa bahwa amarahmu itu wajar karena mereka “selalu” atau “tidak pernah”. Ketika kamu mewajarkan amarahmu tiap kalinya, kamu akan terus merasa bahwa marah adalah jalan yang tepat untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan. Terkadang, mungkin, iya, marah dapat memotivasimu untuk melakukan hal-hal yang baik, namun terlalu sering marah dapat berdampak buruk bagi tubuhmu dan orang-orang di sekitarmu,
3. Problem Solving
Amarah, seperti yang sudah kamu baca di atas, itu adalah respon yang normal bagi kita semua. Ketika ada masalah, marah adalah salah satu respon yang natural. Ketika kamu menemukan masalah yang membuatmu marah, hal ini akan membuka kesempatan bagimu untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ini akan menjadi sarana bagimu untuk mengasah kemampuan problem solving-mu. Setelah kamu menenangkan diri dan melihat situasi dari banyak sisi, mulailah berpikir bagaimana agar situasi ini bisa diselesaikan.
Kalau kamu masih mengalami kesulitan, ada baiknya juga bagimu untuk berbagi tentang masalahmu ke orang lain. Siapa tahu mereka bisa memberikan insight yang penting bagimu dalam menyelesaikan masalah. DItambah lagi, bercerita kepada orang lain dapat membuka pikiranmu atau bahkan meredakan amarahmu. Yang pasti, carilah orang yang kamu percayai, ya!
4. Asertif
Selain berusaha untuk menyelesaikan masalah, menjadi asertif adalah hal yang sangat membantu dalam mengatasi amarah. Satu Persen punya video tentang ini, loh!
5. Jangan disimpan sendiri!
Menyimpan atau menumpuk amarah adalah hal yang tidak baik untuk dilakukan. Hal ini bisa terjadi karena seseorang menganggap amarah itu adalah hal yang buruk, padahal tidak selalu begitu adanya. Ketika kamu menyimpan amarahmu sendiri tanpa menyelesaikan masalah, kamu akan merusak dirimu sendiri karena tindakan ini dapat berujung pada dampak yang buruk bagimu dari hal seperti sakit kepala, insomnia, gangguan tubuh lainnya hingga depresi dan anxiety.
Menyimpan amarah tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Hal ini juga mungkin akan membuatmu melampiaskannya pada hal lain yang tidak terlibat denganmu seperti binatang peliharaan atau anak kecil.
Kalau kamu merasa susah mengatasi amarah, amarah yang kamu simpan sudah mengganggu kehidupanmu sehari-hari, sebaiknya kamu berkonsultasi dengan ahlinya. Misalnya dengan mengikuti layanan konseling di Satu Persen. Kamu bisa menyampaikan masalahmu dengan psikolog secara one-on-one sehingga kamu bisa dibantu menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi amarahmu.
Masih Marah?
Hm… jangan marah ke aku ya. Aku sudah selesai bercerita tentang amarah, nih. Kalau kamu masih terbayang-bayang amarah, coba lakukan kembali hal-hal yang sudah kutulis di atas! Siapa tahu membantu.
Kalau kamu masih butuh masukan lain, coba nonton video ini, “Tips Mengendalikan Emosi”. Video dari Satu Persen ini akan membantumu dalam perjalananmu dengan amarah! Kamu juga bisa mencoba Tes Sehat Mental yang disediakan gratis oleh Satu Persen jika kamu ingin mengetahui kondisi kesehatan mentalmu belakangan ini.
Akhir kata, semoga tulisanku ini berguna ya! Jangan marah-marah terus, nanti cepat tua~ Kalau kamu mau cek tulisanku yang lain, aku sedang menulis cerita di Wattpad, judulnya LIGHT dan aku memiliki LINE Official Account tempatku menulis (ID: @ans3035i) Terima kasih banyak!
Jangan lupa buat terus pantengin informasi dari kita dengan follow instagram Satu Persen di @satupersenofficial. Aku harap artikel ini bisa bermanfaat dan lewat membaca artikel ini bisa membuat kamu berkembang menjadi lebih baik, seenggaknya Satu Persen setiap harinya.
References
APA. (n.d). Anger. Retrieved from American Psychological Association: https://www.apa.org/topics/anger
APA. (n.d). Controlling anger before it controls you. Retrieved from American Psychological Association: https://www.apa.org/topics/anger/control Better Health. (2019, March). Anger - how it affects people. Retrieved from Better Health Channel