Siapa sih di sini yang gak pernah berkhayal? Berkhayal punya rumah tiga tingkat? Pacar seganteng Song Kang? Atau bahkan kamu pernah berkhayal tentang satu skenario yang sangat detail sampai kayaknya bisa ngalahin J.K Rowling kalau dijadiin buku?
Emang ya, menciptakan dunia ideal di kepala tuh bisa bikin senyum-senyum sendiri. Tapi, sering juga bikin kita tenggelam dalam dunia fantasi kita saking asyiknya. Kita jadi bisa kecanduan sama yang namanya “mengkhayal.”
Nah, buat Perseners yang merasa kalau kamu udah sampai ke tahap mengkhayal secara berlebihan dan bikin pekerjaanmu di dunia nyata jadi terbengkalai. Pas banget nih, di artikel ini aku bakal bahas soal maladaptive daydreaming!
So, baca artikel ini sampai habis ya biar bisa dapat insight yang berguna buat kamu! Eh, tapi sebelumnya kenalin dulu aku Gaby, Part-time Blog Writer Satu Persen.
Apa itu Maladaptive Daydreaming? Apa dampaknya?
Maladaptive daydreaming adalah kondisi seseorang yang secara teratur mengalami lamunan intens yang sangat mengganggu karena bisa mengalihkan mereka dari kehidupan nyata. Isi lamunannya biasanya sangat detail sampai bisa berupa sebuah cerita.
Orang yang mengalami maladaptive daydreaming bisa dibilang udah “kecanduan fantasi”. Sama seperti orang yang kecanduan obat-obatan terlarang, orang yang suka melamun secara ekstrem itu mendapat kesenangannya dari melamun. Kenapa? Karena mereka merasa kehidupan pribadinya tuh sulit dan mereka butuh itu buat melarikan diri.
Melarikan diri dari rasa sakit emosional dan menciptakan kehidupan yang sempurna di pikiran mereka. Jadi, maladaptive daydreaming bisa juga dikatakan sebagai bentuk pelarian.
Perseners, mengkhayal itu hal yang wajar kok dan seringkali kita lakukan, apalagi pas masih kecil. Mungkin dulu kita pernah berfantasi kalau pas kita lagi tidur, mainan kita pada hidup dan jalan-jalan kayak di film Toy Story. Tapi, kalau kamu mengkhayal secara berlebihan, itu bisa berdampak negatif dan mengganggu diri kamu, lho. Dan tentunya, kalau mengganggu itu bisa jadi masalah.
Lamunan mereka yang mengalami maladaptive daydreaming biasanya mendalam dan panjang sampai bikin mereka jadi memisahkan diri dari dunia nyata di sekitar mereka. Nah, ini bisa berdampak negatif pada hubungan, kinerja di pekerjaan atau sekolah, kualitas tidur, dan kehidupan sehari-hari mereka. Sebuah studi menemukan kalau mereka yang melamun atau berkhayal secara berlebihan mengalami penurunan signifikan dalam IPK mereka.
Kok bisa? Coba kamu bayangin kalau kamu lagi asyik main game pasti kamu bakal lupa waktu kan? Sama seperti maladaptive daydreaming yang menyita waktu sehingga bikin kita mengabaikan hubungan dan tanggung jawab di dunia nyata. Selain itu, bisa juga bikin mereka jadi susah tidur sehingga kurang tidur.
Nah, kalau udah kurang tidur tuh biasanya bisa bikin orang jadi susah buat fokus dan cenderung lebih rentan kondisi kesehatan mentalnya.
Baca juga: Halu: Kebiasaan Mengkhayal Berlebih dan Cara Menghentikannya
Tanda-Tanda Kamu Udah Kecanduan Mengkhayal
Perseners, setelah tau apa aja dampak negatif dari mengkhayal berlebihan, kamu juga perlu tau apa aja sih tanda-tanda kalau kamu udah mulai kecanduan mengkhayal atau kecanduan berfantasi. Biar apa? Biar kamu lebih aware sama kondisimu saat ini.
So, langsung aja dibaca penjelasan tanda-tanda kamu udah kecanduan mengkhayal di bawah!
1. Kamu suka melamun secara intens dan detail
Salah satu tanda kalau kamu mengalami gejala maladaptive daydreaming adalah kamu sering melamun secara intens. Gak cuma itu, isi lamunanmu juga biasanya sangat jelas dan detail. Artinya ada sebuah cerita yang kamu pikirkan lengkap dengan karakter, latar, dan plot.
2. Isi lamunanmu dipicu sama peristiwa nyata
Biasanya orang yang mengalami maladaptive daydreaming dipicu oleh peristiwa di kehidupan nyatanya. Misalnya dari topik pembicaraan yang baru aja kamu omongin di siang hari, rangsangan sensorik seperti suara atau bau, atau bisa juga pengalaman fisik. Itu bikin kamu jadi terus kepikiran dan dibawa ke fantasimu.
3. Lamunanmu bisa berlangsung lama
Hal yang bikin mengkhayalmu udah gak wajar adalah berlangsung lama. Berapa lama? Bisa dimulai dari beberapa menit sampai hitungan jam. Kamu biasanya jadi lupa waktu. Pas lagi berkhayal, eh tiba-tiba buka jendela udah gelap aja.
4. Membuat ekspresi saat kamu sedang melamun
Orang yang sedang bengong atau melamun biasanya kan ekspresinya datar, kosong, tapi orang yang mengalami maladaptive daydreaming bisa membuat ekspresi yang gak dia sadari. Selain itu, bisa juga melakukan gerakan tubuh yang berulang, atau disertai dengan berbicara atau berbisik.
5. Keinginan yang kuat buat terus melamun
Sama seperti orang yang sedang kecanduan, pasti selalu ingin melakukan hal yang bikin candu itu. Dalam hal ini adalah melamun.
Orang yang mengalami gejala maladaptive daydreaming bakal punya keinginan kuat buat terus-terusan melamun. Setelah melamun dalam waktu yang lama, bisa jadi ada perasaan bersalah karena mengabaikan kewajiban dan tanggung jawabnya di dunia nyata.
6. Susah fokus dan susah tidur
Kebanyakan mengkhayal bikin kita susah fokus dalam menyelesaikan tugas sehari-hari. Kalau orang pada umumnya di zaman serba teknologi ini terdistraksi sama handphone pas mau ngerjain tugas, orang yang mengalami gejala maladaptive daydreaming sangat mungkin terdistraksi keinginannya buat terus melamun. Hal ini yang bikin dia jadi susah buat fokus.
Selain itu, karena terus berfantasi, bisa jadi mereka sulit buat tidur dan berakhir susah buat berkonsentrasi di kehidupan nyata.
Baca juga: Tips Ampuh Tidur Cepat dan Terhindar dari Insomnia
Cara Berhenti Maladaptive Daydreaming
Emang sih, mengkhayal tuh seru dan bisa bikin kita jadi termotivasi buat bikin kehidupan nyata kita seindah dunia khayalan kita. Tapi, kalau kamu malah merasa kehidupan nyatamu terganggu karena lamunanmu, kamu harus berhenti. Gimana caranya?
1. Tingkatkan Kualitas Tidur Kamu
Coba buat jadwal tidur yang teratur setiap harinya dalam seminggu bahkan sampai weekend. Kasih waktu kamu setidaknya tujuh jam tidur. Kamu juga bisa bikin rutinitas sebelum tidur biar lebih tenang dan rileks. Misalnya dengan membaca buku, menulis jurnal, meditasi, atau bahkan skin care-an. Mau tau kualitas tidurmu yang sekarang? Coba ikut tes kualitas tidur di sini.
2. Jangan Terlalu Capek di Siang Hari
Jangan terlalu memaksakan diri buat bekerja terlalu keras atau melebihi batasmu. Coba paparkan diri kamu sama sinar matahari terutama di pagi hari.
Kamu boleh mengonsumsi kafein buat bikin kamu tetap berenergi, tapi jangan mengonsumsinya lebih dari 400 miligram per hari. Selain itu, jadwalkan secangkir kopi terakhir kamu seengaknya 6 jam sebelum tidur.
3. Pahami Gejalamu
Kamu bisa menggunakan note di handphone atau kertas kosong buat mencatat apa sih yang kamu lakuin sebelum kamu mengalami maladaptive daydreaming? Setelah kamu tau apa pemicunya kamu bisa coba ambil langkah buat menghindarinya.
Misalnya, kamu jadi sering melamun dan berkhayal setiap kali kamu nonton film fantasi. Nah, coba kamu tahan dulu buat gak mengonsumsi film-film bergenre fantasi. Baru saat kamu udah mulai berhenti kecanduan berkhayal, kamu bisa pelan-pelan mulai menonton lagi.
Buat Perseners yang masi pengen tau lebih lanjut tentang maladaptive daydreaming ini, kalian bisa juga nonton video dari YouTube Satu Persen di bawah ini, ya!
Nah, itu tadi Perseners pembahasan soal maladaptive daydreaming. Kalau kamu merasa mengkhayal udah ganggu aktivitasmu di dunia nyata, kamu juga bisa konseling ke psikolog.
Kebetulan banget, Satu Persen punya layanan konseling dengan psikolog yang bisa bantu kamu mengatasi masalah KLINIS dan memberikan diagnosa setelah konsultasi. Kamu bisa langsung aja akses layanan konseling dengan klik banner di bawah ini!
Akhir kata, aku cuma mau bilang kalau berkhayal itu boleh, tapi ingat kalau kita hidup di dunia nyata! Fighting!
Referensi:
Chahine, E. (2021, May 5). Maladaptive Daydreaming. Retrieved on November 7, 2021 from https://www.sleepfoundation.org/mental-health/maladaptive-daydreaming
Cirino, E. (2018, December 13). Maladaptive Daydreaming. Retrieved on November 7, 2021 from https://www.healthline.com/health/mental-health/maladaptive-daydreaming
Heshmat, S. (2018, May 7). The Difference Between Dreamers and Doers. Retrieved on November 7, 2021 from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/science-choice/201805/the-difference-between-dreamers-and-doers