Mengkhayal itu memang enak, dan tanpa sadar kita melakukan kebiasaan mengkhayal. Saat mengkhayal kita bisa keluar sejenak dari realita hidup yang kadang terasa nggak mengenakkan. Kita bisa membentuk dunia ideal versi kita di kepala kita sendiri. Misalnya kamu sedang makan siang bersama dengan idolamu, menyenangkan sekali bukan. Tapi karena terlalu nyaman dengan dunia buatan yang ada di dalam kepala, kamu jadi lupa daratan, dan beberapa tanggung jawab pun terbengkalai. Kamu bisa sibuk di dalam kepalamu sendiri berjam-jam tanpa kontak dengan dunia luar dan kamu tidak menyadari hal itu. Apa kamu kecanduan mengkhayal? Nah, perseners di artikel kali ini aku mau bahas soal kebiasaan mengkhayal berlebihan dan bagaimana cara menyetop kebiasaan mengkhayal ini biar gak sampai mengganggu real life kamu pastinya. Baca terus artikel ini sampai habis ya, jangan sampai kamu kelewatan tips menariknya ya.
Apa itu mengkhayal? Wajar nggak sih suka mengkhayal?
Mengkhayal atau daydream ternyata adalah kondisi default otak kita saat sedang tidak terlibat dalam aktivitas yang melibatkan memori atau perhatian. Ketika default mode ini aktif otak kita bisa menstimulasi dirinya sendiri. Hasil dari stimulus mandiri ini, otak jadi memikirkan hal-hal yang kadang nggak ada hubungannya dengan stimulus dunia luar atau peristiwa yang sedang terjadi saat kita mulai mengkhayal. Jadi, kalau ditanya wajar atau nggak kita kebiasaan mengkhayal, ya wajar, soalnya itu adalah default mode otak kita.
Tapi ada kebiasaan mengkhayal yang nggak wajar, namanya maladaptive daydreaming (MD). Individu yang mengalami MD punya khayalan yang jelas dan fantastis. Mereka berkhayal selama berjam-jam sampai mengabaikan kehidupan sosial dan tanggung jawab yang berakibat pada stres serta kerusakan fungsi individu. Di sebuah penelitian bahkan ditemukan subjek yang bisa mengkhayal selama empat jam dalam sehari. Kamu terlalu menikmati dunia khayalanmu sehingga terlihat nyata.
Kalau kamu senang berkhayal, melamun, sampai menciptakan tokoh rekaan dan kamu nyaman berjam-berjam ada di dalam khayalanmu sampai menunda pekerjaan, terus kamu juga merasa punya dorongan kuat untuk kembali masuk ke khayalanmu, mungkin kamu sedang mengidap MD ini. Sayangnya sampai saat ini MD belum bisa didiagnosis secara formal.
Apa bedanya MD dengan skizofrenia? Perbedaanya adalah orang dengan MD tahu persis mana yang khayalan dan mana yang realita, sementara pada penderita skizofrenia, realita dan khayalan tercampur jadi satu.
Baca Juga: Arti Overthinking: Kenali Sebab dan Akibatnya!
Apa yang memicu maladaptive daydreaming atau MD?
Berdasarkan hasil penelitian Eli Somer, seorang psikolog klinis asal Israel yang memang banyak melakukan penelitian tentang MD. Penelitian yang dilakukan Somer pada tahun 2012 menemukan fakta bahwa MD sering digunakan oleh anak-anak penyintas kekerasan untuk menangani (coping) traumanya. Dengan kata lain, MD sering digunakan penderitanya untuk keluar dari perasaan tidak mengenakkan di dunia nyata termasuk di dalamnya pengalaman kekerasan, trauma atau kesepian.
Penelitian yang dilakukan Somer pada tahun 2018 menarik kesimpulan bahwa mekanisme kerja MD sama dengan OCD (Obsessive Compulsive disorder). Adanya Perilaku Kompulsif yang ditandai dengan rendahnya kadar serotonin pada otak menyebabkan dorongan untuk terus masuk ke khayalan lagi dan lagi.
Peristiwa dalam kehidupan sehari-hari juga dapat memicu MD. Stimulus-stimulus dari luar seperti film, lagu, percakapan, bahkan kontak fisik dapat menghubungkan penderita MD dengan dunia khayalnya. Apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan bisa menginspirasi untuk membentuk khayalan. Jadi itu tadi hal-hal yang memicu MD menurut Somer. Nah,
Cara mengurangi kebiasaan mengkhayal
Kalau kamu ngerasa ingin mengurangi kebiasaan mengkhayal, karena kamu udah merasa kebiasaan mengkhayal udah mengganggu hidupmu. Kamu bisa ikutin tips-tips yang Satu Persen berikan, simak empat tips dibawah ini:
1. Menghindari hal yang memicu kebiasaan mengkhayal (trigger)
Kenali trigger-mu sendiri, apakah buku, film, atau percakapan-percakapan dengan topik tertentu. Kalau kamu sudah mengenali apa yang menjadi trigger-mu kamu bisa menghindari trigger tersebut. Misalnya kamu ke-trigger dengan buku-buku dengan genre fantasi karena khayalanmu biasanya seputar fantasi maka kamu sebaiknya tidak membaca buku-buku dengan genre tersebut.
Coba Juga: Tes Overthinking
2. Latihan mindfulness
Pada latihan mindfulness kamu akan berlatih untuk mengobservasi pikiranmu sendiri dan membawanya kembali fokus saat pikiranmu melayang-layang. Nah ini adalah skill yang kamu perlukan, kalau kamu punya kecenderungan berkhayal berlebih. Dengan terbiasa latihan mindfulness kamu jadi bisa sadar saat pikiranmu mulai masuk ke dunia khayal, dan bisa responsif dengan membawanya kembali ke momen di sini dan sekarang (real life).
3. Tekan kompulsivitas
Biar kamu gak terus-terusan punya kebiasaan mengkhayal kamu harus menekan kompulsivitas untuk masuk ke dunia khayal. Salah satu caranya adalah dengan menaikkan kadar serotonin. Setidaknya ada dua cara yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan kadar serotonin secara alami:
- Berolahraga, aktivitas fisik yang disarankan CDC untuk orang dewasa adalah 150 menit per minggu. Kamu bisa memecah kebutuhan mingguan ini jadi misalnya per hari 30 menit selama 5 hari.
- Terekspos sinar matahari, kalau kamu bekerja dalam ruangan, curi-curi waktu deh biar kamu terpapar sinar matahari.
4. Menemukan cara mengekspresikan diri sendiri di real life
Bisa jadi khayalan kamu adalah hal-hal yang ingin kamu lakukan di dunia nyata tapi kamu nggak tahu bagaimana cara melakukannya. Salah satu cara buat mengurangi khayalanmu adalah dengan melakukan apa yang ingin kamu lakukan di dunia nyata. Kalau khayalanmu sering bertema petualangan, mengapa nggak membuat sendiri petualanganmu dengan travelling atau naik gunung. Kalau khayalanmu berbau romantis, mungkin kamu harus berani menyatakan perasaan ke orang yang kamu suka.
Semenarik apapun dunia khayalan dan se-enggak enak apapun dunia nyata, tetap saja kehidupan yang benar-benar kita miliki ya yang nyata. Kamu juga bisa memulai tips-tips diatas secara perlahan jika merasa berat untuk melakukan semuanya demi mengurangi kebiasaan mengkhayalmu. Seperti yang udah dibahas di atas juga, salah satu cara buat ngurangin kebiasaan mengkhayal adalah dengan menerapkan mindfulness.
Nah, kalau kamu masih terus merasa kesulitan untuk mengurangi kebiasaan mengkhayalmu dan akhirnya malah menganggu kehidupan kamu, jangan ragu untuk meminta bantuan kepada Psikolog.
Kamu bisa daftar layanan yang diadain yaitu Konseling 1-on-1 sama Psikolog. Di konseling ini kamu bisa dapet tes psikologi untuk tahu gambaran kondisi saat ini. Kamu juga bakal dapet asesmen mendalam, berikutnya kamu bakal dapet worksheet dan terapi yang bakal disesuaiin sama hasil tes dan asesmen supaya bisa ngebantu secara tepat. Jangan lupa juga untuk ikutin Satu Persen di instagram @satupersenofficial untuk dapat update informasi sekitar kesehatan mental dan pengembangan diri.