Buat Kamu yang Kecanduan Media Sosial (Tips Lakukan Detoks Sosmed)

Pemahaman Diri
Afifah Iftah Nurul Isnaini
31 Des 2021
kecanduan media sosial - tips detoks sosmed
Satu Persen - Tips Melakukan Detoks Sosmed

Halo, Perseners! How’s life? Semoga selalu baik-baik aja, ya. Kenalin, aku Fifi, Part-time Blog Writer di Satu Persen.

Hari gini siapa sih, yang gak tau media sosial? Aku yakin 1000% pasti semua tau dan mungkin beberapa dari kita juga ada yang punya sosial media lebih dari satu. Sosial media emang penting banget. Bisa dibilang udah seperti jendela dunia.

Menurut data dari Hootsuite pada tahun 2021, pengguna media sosial di Indonesia mencapai 170 juta atau setara dengan 61,8% jumlah populasi Indonesia. Media sosial yang paling banyak digunakan adalah YouTube, yaitu sebanyak 93,8% dari jumlah populasi. Dan selanjutnya, dilanjutkan oleh WhatsApp di urutan kedua dan Instagram di urutan ketiga.

Udah pasti nih, anak-anak muda seperti aku sama kamu pakai 3 aplikasi di atas. Selain emang supaya kita bisa tau informasi terkini yang sedang terjadi, media sosial juga bisa bikin kita tau kondisi temen-temen kita. Mereka lagi ngapain, lagi main ke mana, sekarang kerja di mana, dan lain sebagainya.

Tapi, ngerasa gak sih, kadang kita suka lupa waktu kalau udah buka media sosial? Kadang sampe ganggu kerjaan, ganggu waktu tidur, bahkan ganggu banyak aktivitas lainnya. Nah, kalau sampe seperti ini, artinya kita udah kecanduan media sosial.

Kecanduan media sosial
Cr. Freepik.com

Kenapa Media Sosial Bisa Bikin Kecanduan?

Ternyata bukan cuma alkohol dan obat-obatan yang bisa menimbulkan kecanduan, lho. Berbagai kegiatan sehari-hari, seperti belanja, bermain game, minum kopi, atau bermain media sosial juga bisa menimbulkan kecanduan. Jika kita pahami lebih teliti antara kecanduan obat-obatan, kecanduan media sosial, maupun kecanduan lainnya, semuanya hampir memiliki ciri-ciri yang sama. Yaitu, mereka sama-sama memiliki dampak ketergantungan untuk para pecandunya.

Beberapa ciri-ciri yang dapat menunjukkan seseorang mengalami kecanduan adalah sebagai berikut:

-          Ketidakmampuan dalam mengontrol dalam melakukan suatu aktivitas yang disukainya

-          Mereka bisa sangat tergila-gila dalam melakukan suatu aktivitas

-          Keinginan untuk melakukan suatu aktivitas bahkan melebihi kadar dari sebelumnya

-          Mulai terlihat gejala-gejala kemunduran setiap kali ingin berhenti dari kecanduannya, seperti mudah emosi, gelisah tanpa sebab, dan kebingungan

-          Hubungan dengan lingkungan sosialnya mulai terganggu dan adanya permasalahan dengan keadaan psikologisnya

Segala hal yang menyenangkan memang dapat menyebabkan kecanduan. Hal ini karena adanya peningkatan dopamin pada otak saat melakukan hal tersebut. Dopamin adalah cairan yang terdapat di otak yang membantu dalam mengontrol emosi senang. Kecanduan dapat meningkatkan pelepasan dopamin dalam otak secara tidak terkendali karena intensitas yang terus berulang.

Dopamin akan memberi sinyal pada otak untuk melakukannya lagi dan lagi. Hal ini biasa disebut dengan kekambuhan, meskipun si pecandu telah berusaha untuk berhenti dari kecanduannya. Semakin sering aktivitas kecanduan dilakukan oleh pecandu, maka akan lebih kuat sinyal yang diberikan dopamin pada otak.

Dampak Negatif Kecanduan Media Sosial terhadap Kesehatan Mental

dampak negatif kecanduan media sosial
Cr. Vecteezy.com

Memakai media sosial untuk sekadar hiburan mungkin tidak berbahaya. Namun jika kamu sampai kecanduan, tentu hal itu akan memengaruhi kondisi kesehatan mentalmu juga. Beberapa kondisi ke yang mungkin kamu alami adalah:

1.      Self-esteem atau kepercayaan diri yang rendah

2.      Meningkatkan kecenderungan untuk merasa kesepian

3.      Membuat kamu merasa cemas atau bahkan depresi

4.      Performa kerja menurun

5.      Kualitas tidur menurun

6.      Gangguan kecemasan sosial

7.      FOMO (Fear of Missing Out)

Tidak ada yang salah ketika kamu menggunakan media sosial untuk sekadar melepas penat atau stres setelah bekerja. Tapi, kalau kamu mulai merasa penggunaan media sosial menyebabkan kamu kecanduan, maka sudah saatnya kamu pertimbangkan untuk berhenti. Salah satu cara yang direkomendasikan untuk bisa lepas dari kecanduan media sosial adalah dengan melakukan detoks sosmed.

Detoks sosmed merupakan satu cara yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi intensitas pemakaian media sosial untuk sementara. Lamanya melakukan detoks sosmed tergantung dari masing-masing pribadi. Kamu bebas untuk melakukan detoks selama 3 hari, 5 hari, atau mungkin sebulan. Nah, kalau kamu masih bingung cara melakukan detoks sosmed, berikut beberapa tips yang mungkin bisa membantumu.

Baca Juga: Pengaruh Sosial Media Terhadap Self Esteem: Bikin Bahagia Atau Menderita?

Tips Melakukan Detoks Sosmed

1.  Batasi Waktu Bermain Media Sosial

Cara pertama yang mudah dilakukan adalah dengan membatasi waktu bermain media sosial. Kalau biasanya kamu bisa bermain media sosial selama 6 jam, sekarang kamu perlu mengatur ulang waktumu. Ketika melakukan detoks, cobalah membuka media sosial seminim mungkin atau hanya jika memang perlu. Mungkin dalam satu hari kamu bisa memasang target hanya 3 jam.

Untuk langkah awal, mungkin akan sedikit sulit. Apalagi kalau kamu termasuk pengguna media sosial aktif dan punya banyak waktu luang. Biasanya kamu akan otomatis membuka media sosial lalu scrolling sampai lupa waktu. Nah, hal inilah yang harus kamu waspadai.

Kalau perlu, atur juga jadwal dari jam berapa saja kamu boleh membukanya dan pasang alarm supaya kamu tidak kebablasan. Hindari juga membuka media sosial ketika akan tidur. Karena pantulan sinar dari handphone juga bisa mengganggu kualitas tidurmu.

Baca Juga: Tips Ampuh Tidur Cepat dan Terhindar dari Insomnia

2. Buat Area Bebas Handphone

Saat ini keberadaan handphone sama pentingnya seperti dompet. Ke mana kita pergi, rasanya handphone adalah benda yang wajib hukumnya untuk selalu dibawa. Jadi, rasanya pasti berat banget kalau harus lepas dari handphone. Tapi, demi menjaga kualitas hidup yang lebih baik kamu harus memaksakan diri untuk membuat area bebas dari handphone.

Kamu bisa menentukan sendiri area-area yang “steril” dari penggunaan handphone. Mungkin bisa ruang makan atau ruang keluarga. Jadi, saat berada di area tersebut kamu bisa fokus untuk berkumpul keluargamu. Jika memungkinkan, kamu juga bisa mematikan notifikasi di media sosial agar tidak mudah tergoda untuk membukanya.

3. Hapus Aplikasi Media Sosial

Menurutku ini langkah yang paling ekstrem buat kamu yang masih “gatel” membuka media sosial. Tidak semua aplikasi harus dihapus dan bikin handphone-mu kosong. Pilih saja beberapa aplikasi yang paling banyak “makan” waktumu dan bikin kamu kecanduan.

Gak perlu dihapus selamanya, karena sudah pasti ini akan sangat sulit. Untuk percobaan pertama kamu mungkin bisa menghapus aplikasi selama 3 – 5 hari. Setelah itu coba resapi apa yang berubah dari dirimu.

Setelah kamu berhasil puasa media sosial selama 3 – 5 hari itu, kamu boleh unduh lagi aplikasinya. Batasi pemakaian untuk beberapa hari dan coba ulangi untuk menghapus aplikasi dalam waktu yang sedikit lebih lama dari sebelumnya. Coba rasakan perbedaan antara sebelum dan sesudah melakukan detoks sosmed ini.

Coba Juga: Tes Tingkat Keparahan Stres

Untuk lepas dari kebiasaan yang terus berulang memang sulit. Perlu niat yang kuat dan konsistensi dalam melakukannya. Tapi, kalau kamu masih kesulitan untuk melakukan detoks dan kecanduan ini terus-menerus mengganggu aktivitas harianmu, sebaiknya kamu segera mencari bantuan tenaga profesional.

Satu Persen menyediakan layanan mentoring untuk membantu kamu lepas dari kecanduan media sosial.

Mentor Satu Persen merupakan lulusan S1 psikologi yang sudah terlatih. Kamu akan dibantu untuk mencari solusi yang terbaik dalam memecahkan masalahmu. Kamu juga akan mendapatkan worksheet dan hasil psikotest supaya kamu lebih mengenal dirimu sendiri.

Buat cek dan cobain layanannya, kamu bisa langsung klik banner di bawah ini, ya!

Mentoring-5

Dan kalau kamu pengen tau dampak media sosial pada kesehatan mental, kamu bisa coba nonton video dari YouTube Satu Persen di bawah ini juga, ya!

Sekian dulu untuk kontenku kali ini. Terima kasih udah mau baca sampai habis. Sampai jumpa di kontenku selanjutnya, ya. Aku Fifi pamit undur diri dan selamat menjalani #HidupSeutuhnya

Referensi:

Chantim, A. (2020). Here’s How to Do a Social Media Detox The Right Way. Good House Keeping. https://www.goodhousekeeping.com/life/g30681374/social-media-detox-tips/

Fuller, K. (2019). Social Media Breaks and Why They Are Necessary. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/intl/blog/happiness-is-state-mind/201907/social-media-breaks-and-why-they-are-necessary

Psychology Today. (2016). symptoms of addiction. psychologytoday. https://www.psychologytoday.com/basics/addiction/symptoms

Psychology Today. (2016). what is dopamine. https://www.psychologytoday.com/basics/dopamine

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.