Hai, Perseners! How’s life? Semoga kalian senantiasa dalam keadaan bahagia, ya.
Perseners, pernah gak kalian ada di momen lagi ngerasa happy terus tiba-tiba mood jadi down. Seketika berubah jadi sedih, kosong, dan kalian gak ngerti kenapa bisa gitu. Sebenernya, mood swing kaya gitu normal gak, sih?
Sebelum baca pembahasan lebih jauh kita kenalan dulu, yuk. Kenalin aku Fifi, Part-time Blog Writer di Satu Persen.
Sebenernya, mood swing itu normal dialami semua orang. Setiap orang bisa aja ngerasa seneng terus tiba-tiba jadi sedih. Tergantung dari suasana yang terjadi saat itu. Selama perubahan emosi yang terjadi tidak mengganggu aktivitas dan berdampak ke orang-orang sekeliling, ini masih dianggap normal.
Tapi, kalo mood swing-mu udah mulai ekstrem dan berlangsung lama, ini yang perlu diwaspadai. Hal yang perlu jadi perhatian, ketika mengalami mood swing yang ekstrem bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan juga hubungan dengan orang-orang sekeliling. Orang yang mengalami mood swing yang ekstrem ketika ada di fase depresi mereka bisa melukai diri sendiri bahkan berpotensi untuk mengakhiri hidup.
Baca juga: Mood Swing Tanpa Sebab? Yuk, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
Perlu diwaspadai karena bisa jadi ini merupakan tanda-tanda adanya gangguan yang lebih serius. Gangguan mood adalah gangguan emosi yang membuat seseorang sulit mengontrol suasana hatinya. Gangguan ini mencakup semua gangguan depresi dan bipolar.
Jenis-jenis Gangguan Mood atau Mood Swing
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-V), gangguan mood terbagi jadi 2 jenis, depresi dan bipolar.
1.Depresi Major
Secara umum, gangguan depresi major juga dikenal sebagai depresi berat. Pada gangguan mood ini, terjadi mood swing yang ekstrem sampai pada kesedihan dan kekosongan serta adanya gejala fisik, kognitif, dan emosional.
Beberapa gejalanya seperti:
- Merasa sedih, putus asa, dan tidak berguna
- Menurunnya kemampuan psikomotorik yang dapat membuat tubuh cepat lelah atau malas melakukan kegiatan fisik.
- Insomnia (sulit tidur) atau hipersomnia (terus merasa ngantuk meski sudah cukup tidur)
- Keinginan untuk bunuh diri
2. Distimia (Depresi Ringan)
Distimia adalah bentuk depresi yang lebih ringan. Meski tidak separah depresi major, pasien distimia mengalami periode depresi selama bertahun-tahun. Untuk bisa menerima diagnosa gangguan ini, paling tidak mengalami periode depresi selama 2 tahun.
3. Bipolar Tipe I
Orang dengan bipolar I biasanya mengalami periode mania (kondisi sangat bahagia) dan kemudian berubah menjadi depresi. Umumnya periode mania berlangsung selama 1 minggu dan periode depresi berlangsung selama 2 minggu. Selama periode mania, orang dengan bipolar I juga rentan melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri atau orang lain.
4. Bipolar Tipe II
Pasien Bipolar II umumnya tidak mengalami episode mania. Mereka cenderung mengalami perubahan emosi dari hipomania (kondisi sangat bahagia, namun tidak sampai pada periode mania) menjadi depresi. Untuk mendapatkan diagnosa bipolar II, paling tidak episode depresi berlangsung selama 2 minggu dan hipomania selama 1 minggu.
5. Siklotimia
Siklotimia adalah bentuk bipolar yang lebih ringan. Perubahan suasana hati yang terjadi seringkali tidak disadari. Pasien siklotimia mengalami intensitas depresi dan hipomania yang lebih ringan.
Baca juga: Kenali 7 Macam Gangguan Depresi
Penyebab Gangguan Mood atau Mood Swing
Gangguan mood bisa dialami oleh siapa saja, baik anak-anak sampai orang dewasa, juga pria maupun wanita. Tapi, berdasarkan penelitian, wanita lebih rentan mengalami gangguan ini dibandingkan laki-laki. Faktor-faktor yang bisa menjadi pemicu munculnya gangguan ini yaitu:
- Faktor genetik, riwayat anggota keluarga yang pernah mengalami gangguan mood beresiko mengalami gangguan yang sama.
- Faktor biologis, ini berkaitan dengan keseimbangan cairan kimia pada otak.
- Faktor lingkungan, tekanan hidup yang menyebabkan stres rentan menjadi pemicu gangguan mood.
- Penyakit kronis dan konsumsi obat-obatan bisa menjadi faktor yang meningkatkan risiko terkena gangguan mood.
Perawatan Terhadap Pasien Gangguan Mood
Gangguan mood atau mood swing merupakan kondisi kronis yang memerlukan bantuan profesional. Pasien juga perlu melakukan pengobatan jangka panjang dan tidak boleh berhenti. Berikut beberapa pengobatan yang bisa dilakukan:
1. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga dapat membantu gejala tidak bertambah parah. Pasien yang mengalami gangguan mood akan punya semangat untuk pulih serta senantiasa diingatkan untuk kontrol dan konsumsi obat-obatan. Karena pasien rentan merasa sendirian, maka diperlukan dukungan positif dari orang-orang terdekatnya.
2. Olahraga
Olahraga memang bukan pengobatan yang utama buat pasien gangguan mood. Tapi, aktivitas fisik seperti olahraga dipercaya mampu meningkatkan produksi endorfin. Endorfin adalah zat kimia yang dihasilkan secara alami oleh tubuh yang dapat memicu perasaan bahagia dan mengurangi rasa sakit. Olahraga juga bisa mengalihkan perhatian dari hal-hal yang tidak menyenangkan.
3. Diet
Sebenarnya, pasien gangguan mood tidak perlu melakukan diet khusus. Tapi, ada beberapa proses pengobatan yang mengharuskan untuk melakukan diet tertentu. Seperti, pasien yang menerima obat lithium, disarankan untuk mengurangi asupan garam. Konsumsi garam dapat mengurangi kadar litium sehingga menurunkan efektivitas obat.
4. Psikoterapi
Psikoterapi yang dilakukan tidak sepenuhnya bisa menyembuhkan gangguan yang dialami. Tapi, dapat mengurangi tingkat kekambuhan dan gejala yang mengganggu aktivitas sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup sang pasien.
Coba Juga: Tes Sehat Mental
Setiap orang bisa merasakan mood swing dan ini adalah kondisi yang wajar terjadi. Kalo kamu merasa emosimu naik-turun secara ekstrem, sebaiknya mulai rencanakan untuk melakukan konseling. Supaya kamu gak melakukan diagnosis yang salah terhadap kondisimu sendiri.
Dalam konseling dengan psikolog Satu Persen, kamu akan dapat diagnosis awal yang akurat. Semua psikolog di Satu Persen adalah tenaga profesional lulusan S2 psikologi profesi. Jadi, kalo kamu butuh bantuan bisa langsung ikut konseling di Satu Persen.
Inget, ya! Artikel ini bukan acuan lengkap untuk diagnosis diri sendiri, melainkan sebatas informasi dasar mengenai gangguan mood atau mood swing. Segera temui tenaga profesional yang tepat kalo kamu ngerasa butuh bantuan.
Buat kamu yang terkadang suka moody dan gak ngerti gimana cara mengatasinya, tonton video Youtube Satu Persen ini.
Sekian kontenku hari ini. Aku pamit undur diri dan selamat menjalani #HidupSeutuhnya. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Referensi:
Johns Hopkins Medicine. Mood Disorder. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/mood-disorders
American Psychiatric Association: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition. 2013. Arlington: American Psychiatric Association.