Apa yang terlintas di pikiranmu saat mendengar kata “liburan”?
Mungkin kamu akan langsung membayangkan hari-hari di mana kamu bisa bebas melakukan apapun yang kamu mau. Mulai dari berkumpul bersama keluarga, me-time di cafe, hingga hangout dengan teman. Namun, tahukah kamu bahwa bagi sebagian orang, momen liburan bisa menjadi momok yang menakutkan?
Serius deh, ada sebuah fenomena di mana waktu liburan yang seharusnya menjadi sumber kebahagiaan dan keceriaan, justru menjadi alasan di balik timbulnya perasaan stres, cemas, sedih, serta depresi. Nah, fenomena ini biasa disebut sebagai holiday blues atau depresi masa liburan.
Kali ini, aku Anggi Part-time Blog Writer di Satu Persen akan menemani kamu untuk mempelajari lebih lanjut tentang perasaan depresi yang berhubungan dengan musim liburan ini. Nantinya, aku juga akan membahas beberapa cara menghadapi holiday blues. So, tunggu apa lagi? Mari kita simak ulasannya!
Apa itu Holiday Blues?
Holiday blues adalah perasaan sedih yang berlangsung sepanjang musim liburan. Liburan yang biasanya dipandang sebagai waktu yang penuh kegembiraan, bisa menjadi masa yang sulit bagi sebagian orang karena munculnya perasaan cemas, kesepian, hingga depresi yang menyakitkan.
Perasaan ini terutama muncul di masa-masa pergantian seperti Natal, Lebaran, atau Tahun Baru yang justru membuat kita merasa punya beban. Kamu mungkin merasa kesepian saat berada jauh dari orang tersayang, merasa terbebani dengan berbagai ajakan jalan dari teman, atau merasa cemas karena memikirkan masa depan. Hal-hal ini sering kali menjadi momen yang menguras emosi dan penuh akan tuntutan sehingga dapat membuat kamu stres dan kelelahan.
Nyatanya, holiday blues bisa dialami oleh siapa saja, bahkan orang-orang yang menyukai liburan. Walau demikian, berdasarkan survei yang dilakukan oleh National Alliance on Mental Illness (NAMI), setidaknya 64% orang dengan gangguan mental melaporkan bahwa liburan memperburuk kondisi mereka. Ini menunjukkan bahwa meski dapat dialami oleh siapa saja, holiday blues lebih rentan dialami oleh orang yang mengidap kondisi mental tertentu.
Gejala Holiday Blues
Gejala holiday blues yang paling umum adalah munculnya perasaan sedih yang terus-menerus dirasakan sepanjang musim liburan. Namun, intensitas dan durasi perasaan sedih saat mengalami holiday blues berbeda-beda pada tiap pengidap. Beberapa orang mungkin merasa sedih secara terus-menerus, tapi ada pula yang dapat mengalami perasaan optimis meski dalam jangka waktu singkat.
Nah, berikut ini beberapa gejala holiday blues:
- Perubahan nafsu makan atau berat badan
- Perubahan pola tidur
- Mudah tersinggung
- Sulit berkonsentrasi
- Merasa cemas atau khawatir
- Merasa lebih lelah dari biasanya
- Kehilangan minat dalam melakukan hal-hal yang dulunya disukai
- Kehilangan minat untuk melakukan aktivitas normal
Cara Menghadapi Holiday Blues
Apabila kamu merasakan gejala-gejala holiday blues di atas, ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk menghadapinya:
1.Luangkan waktu khusus untuk diri sendiri,…
Salah satu cara menghadapi holiday blues adalah dengan meluangkan waktu khusus untuk dirimu sendiri. Kamu bisa bersantai setidaknya 15 sampai 20 menit sehari untuk membaca buku, mendengarkan musik, berendam, yoga, atau aktivitas lainnya yang dapat menurunkan tingkat stres kamu.
2. …Tetapi jangan mengisolasi diri
Perasaan sedih sering kali membuat kamu ingin bersembunyi di rumah. Namun, terus-menerus mengisolasi diri tentu bukan solusi yang tepat untuk menghadapi holiday blues. Dibanding melewatkan liburan kamu seorang diri, akan lebih baik jika sesekali kamu berkumpul dengan teman, keluarga, atau mungkin kekasih. Intinya, kamu juga perlu menghabiskan waktu dengan orang yang membuat kamu nyaman.
Baca Juga: Perbedaan Kesepian dan Kesendirian: Mana yang Bahaya untuk Kesehatan?
3. Belajar untuk mengatakan “Tidak”
Yup, belajar untuk mengatakan “tidak” adalah salah satu tips menghadapi holiday blues yang bisa kamu lakukan. Kamu mungkin merasa nggak enak apabila menolak undangan pesta atau berkumpul dari orang-orang terdekatmu.
Namun sebenarnya kamu nggak harus memenuhi jadwal liburanmu dengan berbagai janji temu yang bahkan nggak kamu inginkan. Sebab, komitmen yang berlebihan bisa membuat kamu capek dan stres. Maka dari itu, kamu harus belajar untuk teguh pada pendirian dan berani untuk memprioritaskan dirimu sendiri sebelum orang lain.
4. Tidur dengan waktu yang cukup dan teratur
Jadwal liburan yang padat dapat menyebabkan kurang tidur. Demikian, kurangnya waktu tidur dapat meningkatkan stres. Maka dari itu, tidur dengan waktu yang cukup dan pola yang teratur dapat menjadi cara menghadapi holiday blues. Coba untuk pergi tidur pada waktu tertentu setiap malam. Tidur yang berkualitas dapat meningkatkan suasana hati dan juga membuat kamu jadi lebih semangat dan siap untuk menjalani hari.
5. Berolahraga dengan rutin
Saat holiday blues menyerang, rasanya pasti malas hanya untuk sekedar bangun dari tempat tidur dan melakukan aktivitas. Tapi, sebuah penelitian menemukan bahwa aktivitas fisik nyatanya memainkan peran penting dalam mengurangi gejala-gejala depresi.
Jadi, jangan biarkan dirimu terjebak dalam kemalasan yang justru membuat suasana hatimu kian kelabu. Dengan aktivitas santai seperti jalan kaki selama 10 menit sambil mendengarkan musik favoritmu lewat earphone, ini cukup untuk meningkatkan detak jantung dan memproduksi endorfin yang dapat memperbaiki mood.
Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Bad Mood Agar Suasana Hati Tetap Baik
6. Hindari makan terlalu banyak
Apalah arti berkumpul tanpa menyantap makanan-makanan enak? Di saat berkumpul dengan orang-orang terdekat, kamu pasti nggak bisa menahan keinginan kamu untuk ngemil padahal perut kamu nggak merasa lapar. Namun, makan berlebihan bukan kebiasaan yang baik, lho.
Sebuah studi menemukan bahwa stres dan pola makan yang buruk dapat meningkatkan risiko anxiety dan depresi. Jadi, mengkonsumsi makanan secukupnya dengan menu seimbang bisa diterapkan untuk menghadapi holiday blues.
7. Tetapkan harapan yang realistis
Liburan kerap menjadi momen langka yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang sehingga nggak sekali dua kali kita membayangkan apa yang bisa kita lakukan saat waktunya tiba. Saking semangatnya, kamu mungkin sudah membuat list aktivitas apa saja yang akan kamu lakukan selama liburan seperti pergi ke luar kota atau bertemu teman lama.
Namun, seperti kata pepatah: “Manusia hanya bisa berencana, Tuhanlah yang menentukan”. Bisa aja rencana kamu gagal atau nggak memenuhi ekspektasi. Maka dari itu, penting untuk menetapkan harapan yang realistis dan dapat diraih supaya kamu nggak kecewa serta merasa depresi saat rencanamu gagal di masa liburan.
8. Berbicara dengan tenaga ahli
Meskipun holiday blues biasanya bersifat jangka pendek, berbicara dengan tenaga profesional dapat membantu. Psikolog dapat membantu kamu mengidentifikasi pola pikiran negatif yang berkontribusi pada perasaan sedih yang kamu rasakan saat liburan dan mengubahnya menjadi pola pikir yang lebih positif dan bermanfaat.
Holiday Blues Vs. Seasonal Affective Disorder (SAD)
Selain holiday blues, merasa sedih selama musim liburan bisa juga menjadi tanda dari seasonal affective disorder atau SAD. SAD adalah gangguan depresi mayor yang terjadi dalam pola musiman di bulan-bulan tertentu dalam setahun.
Memang terlihat serupa, tapi holiday blues dan SAD berbeda dalam hal durasi munculnya perasaan depresi dan tingkat keparahan gejalanya.
Dilansir Verywell Mind, holiday blues biasanya mulai sekitar bulan November atau Desember dan meningkat segera setelah tahun baru berakhir. Namun, SAD biasanya berlangsung lebih lama, yakni setidaknya 40% sepanjang tahun. Sementara itu, tingkat keparahan gejala holiday blues juga cukup ringan. Di sisi lain, SAD seringkali lebih parah dan dapat sangat melemahkan.
Apabila musim liburan telah berlalu tapi kamu tetap merasa sedih atau cemas, mungkin kamu bukan sekedar mengalami holiday blues. Tetapi, bisa aja ini menjadi tanda akan kondisi yang lebih serius seperti gangguan mood atau depresi mayor. Buat tahu kesehatan mental kamu lebih lanjut, boleh banget ikut Tes Sehat Mental ini, ya.
Maka dari itu, menemui tenaga profesional adalah hal yang mungkin perlu segera kamu lakukan. Dengan mencari bantuan dari profesional kamu juga bisa menghindari self-diagnosis dan risiko salah diagnosis yang bisa membahayakan diri kamu.
Nah, salah satu caranya adalah dengan berkonsultasi dengan psikolog Satu Persen. Dengan psikolog-psikolog profesional di Satu Persen, kamu bisa bicara mengenai kondisimu dan apapun yang kamu rasakan. Mereka juga akan membantu kamu untuk menjawab semua kebingunganmu.
Untuk informasi lengkapnya kamu bisa klik gambar di bawah ini:
Selain itu, kamu juga bisa coba tonton video YouTube Satu Persen di bawah ini supaya semakin paham tentang gangguan depresi, mulai dari penyebab hingga cara mengatasinya.
Sekian dari aku Anggi, Part-time Blog Writer di Satu Persen. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!
Source:
- Cheery, Kendra. (2021). What Are the Holiday Blues?. Verywell Mind. Retrieved, 16 January 2022, from https://www.verywellmind.com/holiday-blues-4771716
- Purdie, Jennifer. (2019). How to Deal with Stress and Depression During the Holidays. Healthline. Retrieved, 16 January 2022, from https://www.healthline.com/health/depression/holiday-blues
- Foundry. (n.d). What are Holiday Blues?. Retrieved, 16 January 2022, from https://foundrybc.ca/stories/what-are-the-holiday-blues/