Perbedaan Rasa Cemas (Anxiety) dan Takut Berlebih: Dampak Bagi Kesehatan dan Cara Mengatasinya

Kesehatan Mental
Ade Chandra Gita Kusuma
27 Okt 2020
Perbedaan Rasa Cemas (Anxiety) dan Takut Berlebih: Dampak Bagi Kesehatan dan Cara Mengatasinya

Pernah gak, sih, kamu merasa khawatir akan kehidupanmu di masa depan akan menjadi seperti apa? Tak jarang ketika memikirkan hal ini, kamu seketika merasa cemas ditemani pikiran overthinking yang kadang melanda saat kamu hendak ingin beristirahat di malam hari, sehingga akhirnya kamu kurang istirahat lalu menjadi tidak produktif di keesokan hari, pernah?

Atau, ketika hendak melalui hari yang sangat penting seperti ujian akhir semester, sidang skripsi, interview kerja, dan lainnya kamu menjadi sangat takut akan kegagalan, mengecewakan, dan pikiran buruk lainnya akibat rasa takut melanda, pernah? Apakah rasa cemas dan takut ini merupakan satu kesatuan kalimat yang memiliki kandungan arti yang sama? Atau, justru berbeda?

Tak jarang masih banyak orang yang aku temui belum paham betul makna dari rasa cemas atau rasa takut di dalam dirinya sendiri sehingga mereka kesulitan untuk menghadapinya, apakah kamu demikian? Nah, di artikel kali ini aku akan membahas tentang cara membedakan rasa cemas dan takut di kehidupan sehari-hari serta bagaimana cara terbaik untuk menghadapinya agar hidupmu gak menjadi semakin ambyar kedepannya. Sebelum lanjut membaca, jangan lupa untuk share artikel ini ke semua teman-temanmu supaya mereka juga mendapatkan insight yang sama sepertimu, ya!

Photo by Christopher Ott on Unsplash

Apa Itu Rasa Cemas dan Takut?

Rasa cemas dan rasa takut ternyata memiliki keterkaitan yang sangat dekat tetapi mereka mempunyai arti yang berbeda, lho! Sama seperti hubunganmu dengannya yang sudah dekat namun hanya dianggap sahabat, yhaa~ ayo ngaku~ Berikut ini aku ingin menjelaskan apa itu rasa cemas dan juga takut

1. Rasa cemas

Rasa cemas atau dalam bahasa inggris berarti anxiety berasal dari bahasa latin anxius yang memiliki arti penyempitan atau pencekikan. Kecemasan sendiri menurut Schwartz (2000) merupakan keadaan emosional negatif yang ditandai dengan adanya firasat dan somatik ketegangan seperti sulit bernapas, hati berdetak kencang, dan berkeringat. Hal ini didukung dengan pernyataan Yusuf (2009) yang menyatakan anxiety (kecemasan) merupakan ketidakberdayaan neurotik, rasa tidak aman, dan kekurangmampuan dalam menghadapi tuntutan realitas atau tekanan hidup sehari-hari.

Kalau menurutku pribadi, kecemasan merupakan kekhawatiran terhadap ancaman pada masa yang akan datang, ancaman disini berarti sesuatu yang belum terjadi seperti cemas akan masa depan, dimana hal-hal yang membuatmu takut juga dapat memicu rasa cemas muncul. Contoh lainnya adalah fobia dimana menurut penelitian yang pernah aku baca, memiliki definisi yaitu gangguan kecemasan.

Kamu akan merasa takut pada sesuatu hal yang bisa terjadi akibat otakmu mengasosiasikan hal tersebut dengan pengalaman buruk yang pernah kamu alami sebelumnya. Hal ini membuat otakmu berada dalam kondisi panik padahal tidak ada ancaman nyata yang sedang terjadi.

2. Rasa takut

Rasa takut sendiri menurutku adalah bentuk emosi yang timbul untuk merespon ancaman nyata yang terjadi. Contoh yang menggambarkan rasa takut adalah ketika kamu takut dengan ular berbisa dan saat hendak ingin ke dapur untuk memasak kamu bertemu dengan ular tersebut maka secara otomatis kamu akan merasa takut karena bisa jadi hidupmu dalam bahaya. Otakmu akan merespon gerak tubuhmu untuk mengusir ular tersebut atau malah lari menyelamatkan diri, respon ini sering diistilahkan dengan nama fight or flight.

“Jadi, secara sederhananya rasa cemas timbul akibat kekhawatiran yang mungkin saja bisa terjadi sedangkan rasa takut sendiri bagian dari respon alamiah yang dimiliki manusia ketika sesuatu hal yang kita takutkan terjadi sebagai bentuk mekanisme perlindungan diri.”

Dampak Rasa Cemas dan Takut Berlebihan

Rasa cemas dan takut sendiri tidak selamanya berarti negatif, lho. Fakta membuktikan bahwa rasa takut dapat berguna di dalam hidup karena rasa takut ini bisa membuatmu bertahan hidup. Rasa takut adalah sinyal atau tanda ketika kamu berada dalam sebuah bahaya, mereka akan hadir di dalam pikiranmu untuk membuatmu bisa menyelamatkan diri dari bahaya tersebut. Tetapi ketika rasa cemas dan takut ini terlalu berlebihan berada di dalam pikiranmu, ini justru akan membahayakan hidupmu. Maka, kenalilah dampak buruk akibat memiliki rasa cemas dan takut berlebihan yang dikutip dari healthline.

1. Mengganggu sistem pencernaan

Kecemasan dapat membuat adrenalin dalam tubuh meningkat sehingga dapat melemaskan otot terlebih otot yang bekerja untuk mencerna makanan karena berkurangnya aliran darah dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan dan mengganggu sistem pencernaan.

2. Mengganggu pola buang air kecil

Rasa cemas dan stress yang berlebih dapat membuat produksi urin semakin bertambah yang secara tidak langsung dapat mengganggu pola buang air kecil dalam tubuh. Hal ini biasanya terjadi pada orang yang mengalami kecemasan karena fobia.

3. Mengganggu respon sistem kardiovaskular

Rasa takut dan cemas dapat membuat percepatan detak jantung yang menyebabkan perubahan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit akibat peningkatan aliran darah. Orang yang sering mengalami kecemasan dan takut berlebih beresiko besar terkena penyakit serangan jantung.

4. Mengganggu pola pernapasan

Orang yang cemas memungkinkannya mengalami pernapasan yang semakin cepat. Hal ini dapat membuat paru-paru bekerja lebih keras daripada biasanya

5. Menurunkan imunitas tubuh

Orang yang cemas dapat membuat hormon kortisol dalam dirinya melakukan pencegahan pelepasan zat yang menyebabkan peradangan dan mematikan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi dari luar tubuh.

Cara Mengatasi Rasa Cemas dan Takut Berlebihan

1. Sadari dan terima

Ketika kamu merasa takut ataupun cemas, hal yang paling penting untuk kamu lakukan adalah dengan menyadari dan menerima rasa tersebut dalam dirimu. Menyadari dan menerima ini adalah hal yang terpenting karena kamu bisa melakukan refleksi diri, refleksi diri sendiri dapat dilakukan dengan bertanya pada diri sendiri, kenapa bisa merasa cemas atau apa yang membuatmu cemas. Hal ini biasanya sering dilupakan saat kita merasa cemas, takut ataupun overthinking, padahal reaksi ini perlu kita kuasai untuk bisa memilah-milih emosi yang perlu dan tidak perlu kita terima berlebihan dalam diri.

2. Cerita ke orang lain

Menceritakan masalah kita kepada orang lain dapat setidaknya meringankan beban yang kita miliki. Menceritakan masalah kepada orang lain menurutku pribadi adalah salah satu cara untuk mendapatkan sudut pandang baru dari orang tersebut, hal ini sangat berguna untuk mencapai sebuah solusi pemecahan masalah kita sendiri. Maka dari itu, kenapa Satu Persen memiliki layanan online konseling dan mentoring yang banyak mendapatkan rekomendasi dari orang yang sudah menggunakannya.

Mentoring-dan-Konseling


3. Evaluasi diri

Melakukan sebuah evaluasi diri dengan menanyakan kepada diri sendiri apa yang menjadi tujuanmu kedepannya, karena masih banyak orang termasuk aku juga pernah mengalaminya dimana rasa cemas dan takut muncul karena tidak adanya arah dan tujuan di masa depan. Fakta dari data yang dimiliki Satu Persen sendiri, masih banyak orang yang tujuan jangka panjangnya tidak sesuai dengan apa yang ia jalani saat ini. Maka memiliki tujuan hidup di awal, penting untuk menentukan hidupmu kedepannya.

4. Mengenali diri sendiri

Lebih memahami kemudian mengenali diri sendiri membuat kamu bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri kamu sehingga cepat atau lambat kamu akan paham akan karakteristik dirimu. Hal ini bertujuan agar memudahkan langkahmu kedepannya untuk bisa mengetahui dan mengembangkan apa yang sebenarnya menjadi passion kamu, karena tak sedikit orang yang belum mengenali dirinya seperti apa sehingga membuatnya sulit untuk bisa berkembang kedepannya. Proses yang terpenting dalam mengenal diri sendiri adalah kamu harus jujur dan menerima akan semua fakta tentang dirimu, baik atau buruknya.

5. Bertanya pada diri sendiri

Tanyakan pada diri sendiri, memang apa saja hal terburuk yang akan menimpamu di masa depan. Hal ini bertujuan agar dirimu siap menghadapi apapun rintangan dan kegagalan karena pada dasarnya kecemasan adalah ketakutan akan sesuatu hal yang belum pasti terjadi. Sehingga kamu semua bisa mengantisipasinya dengan menuliskan apa saja hal terburuk yang akan menimpa ketika kamu hendak melakukan sesuatu, maka dengan begitu rasa cemas dan takut akan bisa kamu atasi.

Segitu dulu dari aku, akhir kata aku mau menutup artikel ini dengan pernyataan dari salah satu artis idola ku Dimas Danang yang bunyinya kurang lebih seperti ini “ketakutan adalah mendo'akan sesuatu hal yang tidak kamu inginkan tapi apakah takut boleh? Boleh karena itu sistem mekanisme pertahanan diri yang manusia miliki, amigdala lah yang bekerja saat itu. Ada karena ada fungsinya, tapi jika rasa takut berlebihan menguasai maka balik lagi ke pernyataan awal, segala sesuatu hal yang berlebihan itu dapat merugikan.

Kalau kamu tertarik untuk mengetahui lebih lanjut seputar cara mengatasi rasa cemas berlebihan tonton video Satu Persen berikut video mengatasi rasa cemas dengan cara meditasi. Kalau kamu sedang merasa mengalami rasa cemas atau takut berlebihan, aku sarankan kamu mencoba layanan konseling Satu Persen. Kamu bisa berkonsultasi dengan psikolog secara one-on-one supaya psikolog bisa membantumu menemukan solusi paling tepat untuk mengatasi rasa cemas atau takutmu. Satu Persen juga menyediakan layanan tes sehat mental gratis yang bisa kamu coba jika kamu ingin mengecek kondisi kesehatan mentalmu belakangan ini.

Jangan lupa buat terus pantengin informasi dari kita dengan follow instagram Satu Persen di @satupersenofficial. Aku harap lewat membaca artikel ini bisa membuat kamu berkembang menjadi lebih baik, seenggaknya Satu Persen setiap harinya. Thanks!

Referensi

Kristeen Cherney. 2020. Effects of Anxiety on the Body: Medically reviewed by Timothy. J. Legg, Ph.D.,CRNP. https://www.healthline.com/health/anxiety/effects-on-body#1

Steven Schwartz, S. 2000. Abnormal Psychology: a discovery approach. California: Mayfield Publishing Company.

Syamsu Yusuf. 2009. Mental Hygiene: Terapi Psikospiritual untuk Hidup Sehat Berkualitas. Bandung (ID): Maestro.

Sumber Gambar

https://unsplash.com/photos/KzvMsXgJ1VU

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.