Halo, Perseners! Gue mau ngomongin sesuatu yang sering banget terjadi di kehidupan kita sehari-hari, tapi kadang kita nggak sadar. Itu adalah overthinking, atau "memikirkan sesuatu secara berlebihan". Kita semua pasti pernah mengalami momen dimana pikiran kita terus menerus menganalisa, berputar-putar tanpa henti, dan seringkali membawa kita ke arah pemikiran yang negatif.
Overthinking ini, seperti yang didefinisikan oleh berbagai sumber, adalah proses pikiran yang berulang-ulang dan tidak produktif, yang seringkali fokus pada situasi yang menegangkan, peristiwa masa lalu, atau kemungkinan masa depan. Ini adalah keadaan mental di mana kita terjebak dalam lingkaran pemikiran yang tampaknya tidak ada solusinya. Nah, dampaknya bukan main, loh! Overthinking ini bisa meningkatkan stres dan kecemasan, dan dalam beberapa kasus, bisa jadi gejala dari kondisi kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan.
Tapi, kenapa sih ini bisa terjadi? Terutama dalam konteks interaksi sosial. Dalam era digital saat ini, kita seringkali terjebak dalam perbandingan sosial yang tak berujung di media sosial. Kita melihat hidup orang lain yang sepertinya sempurna, dan mulai mempertanyakan nilai diri kita sendiri. Ditambah lagi, pandemi yang melanda dunia beberapa waktu lalu membuat interaksi sosial kita terbatas, yang mana ini bisa memperburuk kebiasaan overthinking karena kita jadi punya lebih banyak waktu untuk 'ngemil' pikiran kita sendiri.
Nah, menariknya, berita terbaru dalam dunia psikologi menunjukkan bahwa overthinking ini nggak hanya berdampak pada kesehatan mental kita, tapi juga pada cara kita berinteraksi dengan orang lain. Menurut sebuah studi, orang yang sering overthinking cenderung mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang mendalam dengan orang lain. Ini karena mereka terlalu sibuk dengan pikiran mereka sendiri, sehingga sulit untuk benar-benar hadir dan terbuka dalam interaksi sosial.
Tapi, tenang aja, Ada cara-cara yang bisa kita lakukan untuk menghentikan kebiasaan overthinking ini. Beberapa strategi yang bisa kita coba antara lain adalah menetapkan waktu khusus setiap hari untuk mengkhawatirkan sesuatu, menantang dan mengubah pikiran negatif, mempraktikkan belas kasih diri, dan melakukan aktivitas yang membantu kita rileks. Dalam beberapa kasus, mencari bantuan profesional juga bisa sangat membantu dalam mengelola overthinking.
Apa Dampak dari Overthinking?
Setelah kita ngobrolin tentang pengaruh overthinking terhadap interaksi sosial, kita perlu tahu apa sih yang sebenarnya menyebabkan kita terjebak dalam lingkaran pemikiran yang berlebihan ini? Overthinking itu bisa muncul dari berbagai faktor:
- Faktor distorsi kognitif. Ini adalah cara berpikir yang negatif atau terdistorsi, yang bisa memicu pikiran yang berulang-ulang dan tidak produktif. Kayak misalnya, kita sering banget mikirin hal-hal buruk yang mungkin terjadi, sampai-sampai kita nggak bisa melihat sisi positifnya.
- faktor ketakutan, ketidakmampuan untuk menerima ketidakpastian, dan trauma. Ketiga hal ini bisa bikin kita terus-menerus merenungkan skenario terburuk dan terpaku pada hasil negatif. Misalnya, ketika kita harus menghadapi situasi baru atau tidak pasti, daripada menghadapinya dengan tenang, kita malah sibuk memikirkan apa saja yang bisa salah.
- Perfeksionisme juga bisa menjadi pemicu overthinking. Orang-orang yang perfeksionis cenderung terobsesi untuk membuat segala sesuatu menjadi sempurna, sampai-sampai mereka terjebak dalam analisis yang tak berujung tentang setiap detail. Ini bisa sangat melelahkan pikiran kita.
- Depresi: Ini bisa memicu overthinking kronis. Orang-orang dengan kondisi ini sering kali terjebak dalam pemikiran negatif yang berputar-putar di kepala mereka. Ini seperti sebuah lingkaran setan dari pikiran negatif, yang membuat kita sulit untuk fokus pada hal-hal positif dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Mengenal penyebab-penyebab ini penting, karena dengan memahaminya, kita bisa mulai mengambil langkah untuk menghentikan kebiasaan overthinking. Kita bisa mulai mengenali kapan pikiran kita mulai berputar-putar dan belajar untuk memutus siklus negatif tersebut.
Bagaimana Cara Berhenti Overthinking?
Perseners, kita sudah bahas dampak negatif dari overthinking terhadap kesehatan mental. Sekarang, mari kita bicara tentang cara-cara efektif untuk menghentikan kebiasaan overthinking ini.
- Menetapkan Waktu Khusus untuk Khawatir: Coba alokasikan waktu tertentu setiap hari untuk memikirkan kekhawatiranmu. Dengan cara ini, kamu memberikan ruang bagi diri sendiri untuk fokus pada kekhawatiran selama periode yang sudah ditentukan.
- Menantang Pikiran Negatif: Praktikkan teknik terapi perilaku kognitif (CBT), seperti menuliskan pikiran negatif dan menantangnya, lalu mengubahnya. Ini membantu dalam mengembangkan alat yang efektif untuk mengatasi overthinking.
- Memahami Perbedaan Antara Merenung dan Memecahkan Masalah: Belajar membedakan antara merenung yang tidak produktif dan pemecahan masalah atau perencanaan yang produktif. Ini membantu untuk menghindari terjebak dalam pikiran yang tidak produktif.
- Menyadari Saat Kita Terjebak dalam Pikiran: Perhatikan pola pikir dan jadilah sadar akan perilaku overthinking untuk mengatasi masalah tersebut.
- Menjadwalkan Waktu untuk Refleksi: Tetapkan waktu khusus untuk refleksi dan batasi overthinking hanya pada periode yang ditentukan.
- Belajar Keterampilan Mindfulness: Praktikkan mindfulness untuk menjadi lebih sadar akan momen ini dan mengurangi pemikiran tentang masa lalu atau masa depan.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, kita bisa mengelola dan mengurangi overthinking, yang pada akhirnya akan membawa peningkatan kesehatan mental dan proses berpikir yang lebih seimbang.
Kesimpulan
Perseners! Overthinking, atau memikirkan sesuatu secara berlebihan, memang bisa menjadi penghalang besar dalam kehidupan kita, baik dari segi kesehatan mental maupun kesehatan fisik. Dari ketakutan yang tidak perlu, stres, hingga depresi, efeknya bisa sangat luas. Tapi, yang penting untuk diingat adalah, kita tidak sendirian dalam menghadapi hal ini. Banyak orang lain juga berjuang dengan overthinking, dan ada banyak strategi yang telah kita bahas untuk membantu mengatasinya.
Kunci utama dari mengatasi overthinking adalah dengan memahami dan menerapkan teknik-teknik seperti mindfulness, CBT, dan menyediakan waktu khusus untuk berpikir tentang kekhawatiran kita. Ini semua adalah langkah-langkah yang bisa kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, sebelum kita melangkah lebih jauh, ada satu hal penting yang bisa lo lakukan: mengidentifikasi seberapa sering dan dalam kamu overthinking. Lo bisa mengikuti
Tes Overthinking (Rumination) untuk membantu lo mengenali tingkat overthinking yang lo alami.
Dengan mengikuti tes ini juga bisa memberikan perspektif yang lebih jelas tentang seberapa besar pengaruh overthinking dalam kehidupan dan lo juga bisa lebih fokus dalam menerapkan strategi yang tepat untuk mengatasinya.
Yuk, klik di sini dan lakukan tesnya! Ini adalah langkah awal yang baik dalam perjalanan kamu untuk mengatasi overthinking. Ingat, mengenali masalah adalah langkah pertama untuk mengatasinya. Dengan mengikuti tes ini, kamu sudah satu langkah lebih maju dalam mengontrol pikiranmu dan menjalani hidup yang lebih tenang dan bahagia. Teruslah berjuang dan jangan pernah menyerah untuk menjadi versi terbaik dari dirimu. #HidupSeutuhnya.
Referensi:
- Forbes. (2023). How To Stop Overthinking: Causes And Ways To Cope. https://www.forbes.com/health/mind/what-causes-overthinking-and-6-ways-to-stop/
- HopeQure. (2023). What Causes Overthinking and How to Overcome it. https://www.hopequre.com/blogs/what-causes-overthinking-and-how-to-overcome-it
- Rehab Melbourne. (2023). What Causes Overthinking And How To Overcome It? https://refocus.com.au/what-causes-overthinking-and-how-to-overcome-it/
- GoodRx. (2023). What Is Overthinking, and How Do I Stop Overthinking Everything? https://www.goodrx.com/health-topic/mental-health/how-can-i-stop-overthinking-everything
- Tony Robbins. (2023). 9 Ways on How to Stop Overthinking. https://www.tonyrobbins.com/mental-health/how-to-stop-overthinking/
