Hello, Perseners! Sebelumnya, gue mau tanya: siapa nih yang mulai ikutan ngelirik-lirik lawan jenis gara-gara di rumah aja selama pandemi? Bahkan, rela nge-stalk doi sampai berjam-jam atau berhari-hari? Hmm… Apa ini yang dimaksud arti obsesi, ya?
“Duh, gue sempat begitu bareng pacar di awal. Gimana, nih?” Nggak perlu khawatir, guys! Hal ini memang lumrah terjadi pada para pasangan pemula, kok. Lantaran, perasaan nggak sabar buat mengenal satu sama lain lebih baik.
Mungkin awalnya lo kegirangan dengan rasa suka yang membara pada doi. Namun, ada kemungkinan rasa suka ini bisa memicu khawatir dan tak nyaman berlebihan. Kok bisa?
Saat memulai fase baru dengan orang asing, tentu lo butuh waktu untuk mengenalnya lebih baik. Mulai dari kepribadian, latar belakang, sampai tabiat sehari-hari. Jika belum yakin dengan perasaan pasangan, otomatis rasa takut dan khawatir berlebihan bakal sering menyerang diri sendiri. Parahnya,overthinking ini belum tentu berhenti sampai lo dapat konfirmasi dari doi.
Berbeda dari membuat teman baru, lo harus benar-benar siap membalas sekaligus menerima kehadiran calon pasangan yang bakal menetap seterusnya dalam kehidupan pribadi. Wah, ternyata nggak semudah ekspektasi, ya.
Dalam hukum pacaran sehat, lo maupun doi harus bisa mengutarakan perasaan tanpa hambatan. Dengan begitu, kegalauan yang terkesan berat akan segera berlalu, deh. Sebaliknya, rasa khawatir berlama-lama justru bisa berubah menjadi obsesi yang nggak sehat.
Untuk blog kali ini, gue Angel sebagai Blog Writer di Satu Persen bakal ngebahas terkait perbedaan arti obsesi dan cinta, sekaligus cara menjalani pacaran sehat. Simak pembahasannya sampai akhir, ya!
Apa Perbedaan Arti Obsesi dan Cinta?
1. Lebih terburu-buru dalam menjalin hubungan asmara
Menurut Mark B. Borg, Jr,. Ph.D, psikolog klinis dan penulis buku Relationship Sanity, arti obsesi yang pertama tampak jelas ketika salah satu pasangan terburu-buru dalam menjalin hubungan asmara. Pasalnya, ada perasaan yang mengganjal sehingga memicu reaksi tindakan dari diri sendiri. Misalnya, ketika lo takut kehilangan orang tercinta, jadi lo siap melakukan apapun buat mendapatkan hatinya.
Ketika lo mencintai seseorang, sebaiknya berikan waktu yang cukup dalam proses PDKT. Biarkan arusnya mengalir dengan sendiri daripada mendorongnya terlalu berlebihan. Nanti hasilnya pasti bakal datang di waktu yang tepat.
2. Selalu mencari persetujuan dari pasangan
Suka ngejar persetujuan dari pasangan? Sekali dua kali sih nggak masalah, tapi keseringan malah menandakan arti obsesi lainnya yang nggak sehat. Ini berarti lo cenderung punya ambisi untuk menerima perhatian daripada perasaan cinta.
Padahal, cinta antara pasangan itu harus memiliki keseimbangan antara tindakan memberi dan menerima. Artinya, kedua individu tetap wajib mengutarakan perasaan dan pendapat pribadinya masing-masing. Alhasil, hubungan asmara lo dan doi bakal tetap terbuka sekaligus bahagia.
3. Ingin tahu keberadaanmu setiap saat
Di awal, mungkin tabiat pasangan ini terkesan romantis layaknya di film-film, ya. Tapi, kalau sampai wajib tahu tiap detik, justru tindakan berikut juga melambangkan arti obsesi. Terutama, jika satu pihak sampai mengontrol semua gerak-gerik pihak lainnya.
Sebenarnya, cinta itu merujuk pada pasangan yang peka dan peduli terhadap segala kebutuhan lo. Namun, rasa peduli ini harus tetap berada pada batas yang wajar. Jangan sampai malah membebani hidup lo.
4. Kurang memberikan dukungan pada pasangan
Pernah ngerasa kurang menerima dukungan dari doi? Padahal, lo baru aja mendapatkan pencapaian yang luar biasa. Ternyata, ini juga bisa menandakan arti obsesi selanjutnya, lho.
Seseorang yang obsesif cenderung merasa terganggu ketika pasangannya mulai bertumbuh perlahan secara mandiri. Lantaran, lo takut bahwa hal ini dapat mengubah kondisi hubungan kalian. Justru, pacaran sehat berarti lo dan doi akan mendukung sekaligus menguatkan satu sama lain biar menjadi lebih baik lagi.
5. Memikirkan pasangan terus-menerus
Akibat gairah yang mengendalikan rasa obsesi, seseorang cenderung melupakan hubungannya dengan orang lain. Lantaran, hanya ada si doi dalam benaknya. Makanya, lo semakin jarang menghabiskan waktu dengan teman dan keluarga.
Dasarnya, sang pasangan menjadi fokus utama di keseharian lo. Sebaliknya, pacaran sehat yang penuh cinta bakal menunjukkan kenyamanan terhadap satu sama lain. Jadi, kalian bisa menjalani aktivitas masing-masing sebebasnya tanpa beban.
Itu dia, beberapa fakta terkait perbedaan arti obsesi dan cinta. Berikutnya, gue akan bahas soal cara menjalani pacaran sehat yang tepat.
Baca Juga: Realita Masalah Romansa yang Sering Terjadi
Cara Menjalani Pacaran Sehat yang Tepat
1. Terapkan komunikasi penuh kasih sayang
Pertama, jangan lupa untuk menerapkan komunikasi yang penuh kasih sayang. Lewat kata-kata yang tepat, lo tetap bisa mewujudkan hubungan pacaran sehat. Terlebih, lo juga bisa menunjukkan cinta lo lewat tindakan ke doi.
Misalnya, menyiapkan sarapan doi sebelum bekerja, atau menempelkan pesan pada barang favoritnya. Nantinya ini bakal bisa meluluhkan hati pasangan, ya. Tanpa terkesan berlebih, aksi ini otomatis membuat kalian semakin dekat.
2. Berikan dukungan pada pasangan
Gimana cara mendukung pasangan yang tepat? Bukan hanya melalui pemberian hadiah mewah, melainkan ungkapan dukungan pun lebih dari cukup. Yuk, cobain trik pacaran sehat berikut ini!
Contohnya, lo kasih dukungan terkait hobi kesukaannya, atau hadir tepat waktu pada acara penting si doi. Dukungan ini tentu bakal membuat doi lebih kuat dalam menghadapi berbagai kendala hidup. Oleh sebab itu, pasangan bisa selalu semangat dan siap sedia menjalani keseharian.
3. Sediakan waktu dan ruang
Faktanya, terlalu manja pada pasangan juga bisa membebani suatu hubungan. Ada kemungkinan ini menciptakan ketidakseimbangan yang kurang sehat. Pasalnya, lo jadi seolah nggak mau membiarkan pacar menjalani kehidupannya sendiri.
Padahal, memberikan waktu dan ruang bagi pasangan bisa bikin doi lebih bebas menikmati hidup dan mengutarakan perasaan apa adanya. Ingat, lo nggak perlu menemani doi selama 24 jam tiap hari. So, nggak perlu takut untuk membiarkannya ngabisin waktu bareng orang-orang tercinta lainnya.
4. Terima setiap kekurangan dan kelebihan pasangan
Penasaran sama kunci sukses di balik pacaran sehat yang awet? Cukup terima setiap kekurangan dan kelebihan pasangan. Lantaran, semua hal inilah yang menggambarkan doi seutuhnya.
Nyatanya, nggak ada pasangan yang sempurna. Pasti semua orang harus tetap berjuang untuk membangun hubungan yang tepat. Jadi, coba praktekkan mindset yang terbuka dan cintai pasangan apa adanya.
5. Terbuka dalam menemukan kesepakatan
Layaknya hubungan apapun, pacaran juga merupakan kemitraan antara dua pihak. Agar hubungan semakin kuat, lo dan doi harus bisa menciptakan keseimbangan yang selaras. Sayangnya, beberapa orang masih suka mengutamakan keinginan pribadinya.
Cobain, Yuk: Tes Kualitas Hubungan
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pacaran sehat akan menjunjung keseimbangan antara tindakan memberi dan menerima. Dalam kata lain, kedua pihak harus bersedia untuk melakukan segala usaha demi membahagiakan sesama. Makanya, coba mulai terbuka dan temukan kesepakatan dengan pasangan supaya hubungan kalian jadi lebih sejahtera, bahagia, dan nyaman.
Baca Juga: Apa Itu Komitmen? Kunci Membangun Hubungan Agar Terhindar Toxic Relationship
Nah, kalau lo masih bingung mencari-cari solusi yang tepat, bisa juga ikutan mentoring di Satu Persen. Secara 1-on-1, lo bisa bercerita sebebasnya terkait masalah yang sedang dihadapi bareng pasangan. Ditambah lo bakal menerima insight tambahan lewat worksheet, tes kepribadian, dan lain sebagainya. Klik banner di bawah ini buat coba layanannya, ya!
Kalau pengin tahu soal pacaran sehat lebih lanjut, lo juga bisa coba tonton video dari YouTube Satu Persen berikut ini, ya. Nantinya lo bisa semakin paham tentang menjalin hubungan pacaran yang sehat. Selamat menyimak!
Sekian sampai sini tentang perbedaan arti obsesi dan cinta, serta cara menjalani pacaran yang sehat. Semoga artikel ini bisa bantu lo dalam menemukan jawaban yang tepat. See you in the next blog!
Referensi:
Snee, R. How to Love: 14 Ways to Be A More Loving Partner. Lifehack.org. https://www.lifehack.org/842966/how-to-love
Fellizar, K. (2018). 7 Ways to Tell If Your Partner Is In Love, or Just Obsessed. Bustle.com. https://www.bustle.com/p/how-to-tell-the-difference-between-love-obsession-13000434
Natarajan, H. (2021). Love Vs. Obsession: What Are The Differences? Stylecraze.com. https://www.stylecraze.com/articles/love-vs-obsession/#symptoms-of-obsessive-love-disorder