Editor's Note: Sebelum masuk ke artikelnya, gue mau kasih disclaimer kalau artikel ini gak bisa dijadikan bahan buat self-diagnosis, ya! Jadi, kalau lo merasakan beberapa gejala yang disebutkan di artikel ini, lo perlu berkonsultasi dengan Psikolog buat dapetin diagnosis dan penanganan yang tepat. Happy reading!:D
Halo, Perseners! Gimana kabarnya?
Buat lo semua para pecinta drakor (drama korea), pasti udah gak asing lagi kan dengan drakor besutan TVN dan Netflix di tahun 2020 dengan pemeran utama Kim Soo-Hyun dan Seo Yea-Ji? Yaps, bener banget! Drakor tersebut berjudul It’s Okay to Not Be Okay, Perseners.
Drama ini, menceritakan mengenai hubungan asmara nggak biasa antara dua orang yaitu Moon Gang-Tae (Kim Soo-Hyun) dan Ko Moon-Young (Seo Yea-Ji) yang akhirnya saling menyembuhkan luka emosional dan psikologis satu sama lain.
Di mana Moon Gang-Tae (Kim Soo-Hyun), seorang perawat yatim piatu yang bekerja di rumah sakit jiwa OK. Dia berjuang untuk mencintai dirinya sendiri untuk kehidupan masa lalunya dan sibuk berempati dengan semua orang di sekitarnya.
Meski begitu, dia menghindari hubungan dekat dengan orang lain selain saudaranya. Karena pengalaman traumatis saudaranya, ia memiliki kehidupan nomaden dan nggak pernah menjalani kehidupan normal.
Sedangkan Ko Moon-Young (Seo Yea-Ji) adalah seorang penulis dongeng terkenal yang memiliki antisocial personality disorder (ASPD). Hal tersebut dikarenakan siksaan emosional dari ibunya sejak ia kecil.
Karena lagi ngomongin tentang drakor It’s Okay to Not Be Okay nih, di artikel kali ini gue akan mencoba membahas gangguan psikologis yang dialami oleh Ko Moon-Young (Seo Yea-Ji) yaitu Antisocial Personality Disorder (ASPD). Jadi, simak hingga akhir dan jangan lupa buat share ke teman-teman maupun kerabat lo. Selamat membaca!
Tapi sebelumnya, ada pepatah bilang, tak kenal maka tak sayang, semakin kenal tambah sayang. Jadi, kenalin nama gue Dimsyog (acronym dari Dimas Yoga). Di sini gue sebagai Part-time Blog Writer dari Satu Persen. Simak sampai habis, ya!
Baca Juga: Introvert vs Anti Sosial: Apakah Sama?
Mengenal Antisocial Personality Disorder (ASPD)
Antisocial personality disorder (ASPD) menggambarkan pola perilaku yang mendarah daging di mana individu secara konsisten mengabaikan dan melanggar hak orang lain di sekitar mereka. Individu dengan gangguan kepribadian antisosial dapat berperilaku kasar, sembrono, atau impulsif. Selain itu, mereka seringkali kurang memperhatikan keinginan dan kebutuhan orang lain.
Gangguan ini paling baik dipahami dalam konteks kategori gangguan kepribadian yang lebih luas. Gangguan kepribadian adalah pola pengalaman pribadi dan perilaku yang bertahan lama yang menyimpang dari harapan budaya individu, meresap dan nggak fleksibel, memiliki onset pada masa remaja atau dewasa awal, stabil dari waktu ke waktu, dan mengarah pada tekanan atau gangguan pribadi.
Kita bisa melihat contoh antisocial personality disorder (ASPD) dalam drakor It’s Okay to Not Be Okay di mana Ko Moon-Young (Seo Yea-Ji) seringkali bertindak kejam dan memiliki niat untuk menyakiti orang lain untuk kepentingan dirinya sendiri. Selain itu, ia juga suka melontarkan kata-kata kasar kepada lawan bicaranya, sehingga ia nggak disukai banyak orang.
Gejala Antisocial Personality Disorder (ASPD)
Dikutip dari MayoClinic, orang dengan gangguan kepribadian antisosial sering menunjukkan gejala berikut:
- Mengabaikan perihal benar dan salah.
- Berbohong atau menipu untuk mengeksploitasi orang lain.
- Nggak berperasaan, sinis, dan nggak sopan terhadap orang lain.
- Menggunakan pesona atau kecerdasannya untuk memanipulasi orang lain demi keuntungan atau kesenangannya sendiri.
- Bertindak arogan dan sangat keras kepala.
- Memiliki masalah yang berulang dengan hukum, termasuk perilaku kriminal.
- Berulang kali melanggar hak orang lain melalui intimidasi dan ketidakjujuran.
- Impulsif dan nggak dapat merencanakan masa depan.
- Kurangnya empati terhadap orang lain dan nggak menyesal bila merugikan orang lain.
Orang dewasa dengan gangguan kepribadian antisosial biasanya menunjukkan gejala gangguan perilaku sebelum usia 15 tahun. Tanda dan gejala gangguan perilaku termasuk masalah perilaku yang serius dan terus-menerus, seperti:
- Agresif terhadap sesama manusia dan hewan.
- Senang menghancurkan barang.
- Melakukan kecurangan.
- Melakukan pencurian.
- Dan tentunya sering melakukan pelanggaran yang cukup serius.
Meskipun gangguan kepribadian antisosial dianggap seumur hidup, pada beberapa orang, gejala tertentu—terutama perilaku destruktif dan kriminal—dapat berkurang seiring waktu. Tetapi, hal ini belum bisa dijelaskan dengan jelas apakah penurunan ini akibat penuaan atau peningkatan kesadaran akan konsekuensi dari perilaku antisosial.
Baca Juga: Kapan Kita Harus Konsultasi ke Psikolog? (Konseling Online)
Penyebab Antisocial Personality Disorder (ASPD)
Kepribadian adalah kombinasi dari pikiran, perasaan, dan perilaku yang membuat setiap orang unik. Orang cenderung untuk memahami, berhubungan dengan dunia luar, dan melihat diri mereka sendiri dalam hal kepribadian mereka. Kepribadian terbentuk selama masa kanak-kanak dan selanjutnya dibentuk oleh interaksi kecenderungan bawaan dan faktor lingkungan.
Penyebab pasti gangguan kepribadian antisosial nggak diketahui, tetapi faktor-faktor berikut diperkirakan mempengaruhi timbulnya gangguan tersebut:
- Faktor Genetik: Gen dapat membuat seseorang rentan terhadap pengembangan gangguan kepribadian antisosial, dan situasi kehidupan dapat memicu perkembangannya.
- Perubahan Fungsi Otak: Hal ini mungkin dapat terjadi selama perkembangan otak
Selain penyebab di atas, ada juga sejumlah faktor yang meningkatkan risiko gangguan kepribadian antisosial:
- Diagnosis gangguan perilaku masa kecil.
- Riwayat keluarga dengan gangguan kepribadian antisosial atau gangguan kepribadian lainnya atau gangguan kesehatan mental.
- Pernah menjadi korban pelecehan atau pengabaian selama masa kanak-kanak.
- Memiliki kondisi keluarga yang nggak stabil, keras, atau kacau selama masa kanak-kanak.
- Pria beresiko lebih besar mengalami gangguan kepribadian antisosial daripada wanita.
Pencegahan Antisocial Personality Disorder (ASPD)
Nggak ada cara pasti untuk mencegah gangguan kepribadian antisosial berkembang pada mereka yang berisiko. Karena perilaku antisosial dianggap berakar pada masa kanak-kanak, maka salah satu upaya mencegahnya bisa dilakukan oleh orang tua, guru, dan dokter anak. Caranya dengan mengenali tanda-tanda peringatan dini.
Yang bisa dilakukan adalah dengan mengidentifikasi mereka yang paling berisiko, seperti misalnya anak-anak yang menunjukkan tanda-tanda gangguan perilaku. Kemudian, menawarkan intervensi dini.
Orang dengan gangguan kepribadian antisosial nggak mungkin mencari bantuan sendiri. Jika lo merasa ada teman atau keluarga lo yang menunjukkan beberapa gejala dari gangguan tersebut, lo dapat dengan lembut menyarankan mereka untuk menemui profesional kesehatan mental. Dengan mencari bantuan dari profesional, hal ini dapat menghindari adanya self-diagnosis.
Kebetulan nih, Satu Persen menyediakan layanan Konseling dengan Psikolog. Jadi, lo bisa juga menyarankan mereka untuk melakukan konseling di Satu Persen.
Di konseling ini lo bakal dapet tes psikologi supaya lo bisa tau gambaran kondisi lo saat ini. Berikutnya, lo juga akan dapat asesmen mendalam dan sampai akhirnya lo dapet worksheet dan terapi yang bakal disesuaikan sama hasil tes dan asesmen supaya bisa ngebantu lo secara tepat.
Kalau lo berminat buat coba atau kepoin dulu layanan konseling ini, lo bisa langsung klik banner di bawah ini, ya!
Dan kalau lo masih bingung mau pakai layanan konsultasi yang mana, lo dapat mencoba tes gratis dari kita terlebih dahulu. Dengan tes ini, lo akan tahu layanan konsultasi mana yang terbaik untuk masalah lo. Caranya gampang banget, cukup klik aja di sini.
Atau, lo juga bisa banget nih, coba tonton video dari YouTube Satu Persen tentang tanda-tanda kalau lo perlu ke psikolog. Cek videonya di bawah ini, ya!
Oh iya, lo juga bisa mendapatkan informasi lain mengenai kesehatan mental di channel YouTube Satu Persen. Dan jangan lupa buat dapetin informasi menarik lainnya di Instagram, Podcast, dan blog Satu Persen ini tentunya.
Akhir kata, sekian dulu tulisan dari gue. Gue Dimsyog dari Satu Persen, selamat mencoba untuk menjadi sahabat dan teman terbaik bagi diri lo sendiri. Semoga informasinya bermanfaat, ya! Dan pastinya selamat menjalani #HidupSeutuhnya!
Referensi:
Antisocial Personality Disorder | Psychology Today. (n.d.). Retrieved December 14, 2021, from https://www.psychologytoday.com/us/conditions/antisocial-personality-disorder
Antisocial personality disorder - Symptoms and causes - Mayo Clinic. (n.d.). Retrieved December 14, 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/antisocial-personality-disorder/symptoms-causes/syc-20353928
van den Bosch, L. M. C., Rijckmans, M. J. N., Decoene, S., & Chapman, A. L. (2018). Treatment of antisocial personality disorder: Development of a practice focused framework. International Journal of Law and Psychiatry, 58, 72–78. https://doi.org/10.1016/J.IJLP.2018.03.002