Trauma Healing: Memulihkan Emosi dari Ketakutan di Masa Lalu

Kesehatan Mental
Angeline Harjono
13 Des 2021
Trauma healing
Satu Persen - Trauma Healing

Hi, Perseners! How are you? Kenalin, gue Angel sebagai Blog Writer di Satu Persen.

Belakangan ini, banyak media berita yang sering menyoroti berbagai kasus kecelakaan dan kekerasan. Tak hanya menyebabkan luka fisik, dampaknya pun bisa memengaruhi kondisi kesehatan mental para korban. Akibatnya, ini dapat mengganggu kehidupan serta hubungan sehari-hari.

Berdasarkan penjelasan American Psychological Association, istilah trauma menandakan respons emosional korban terhadap peristiwa yang mengerikan. Ada kemungkinan korban bakal cenderung bersikap terkejut dan penuh penolakan di awal. Di sisi lain, korban juga dapat mengalami dampak jangka panjang, seperti emosi tak terduga, perasaan tegang, atau gejala fisik lainnya. Nggak jarang juga hal-hal tadi akhirnya mengganggu keseharian para korban.

Trauma Healing - Mengatasi Trauma
Foto: The Lovett Center

Apabila kondisi korban semakin parah, ada kemungkinan mereka membutuhkan bantuan perawatan psikologis. Salah satu caranya dengan trauma healing, yakni proses pemulihan emosi korban terhadap ketakutan masa lalu. Dengan begitu, mereka dapat melanjutkan hidup kembali tanpa bayang-bayang masa lalu.

Nah, buat yang masih penasaran sama trauma healing, yuk simak penjelasan selengkapnya berikut ini. Gue bakal bahas mulai dari fase-fase, kumpulan metode, sampai manfaatnya, nih. Semoga lo nyimak sampai akhir, ya.

3 Fase Trauma Healing

Fase Trauma Healing
Foto: Pexels.com

Untuk kebanyakan orang, biasanya mereka harus melakukan perawatan sampai sebulan agar bisa seperti sedia kala. Nggak perlu khawatir sendirian karena korban bakal menerima bantuan serta bimbingan dari para psikolog profesional. Nantinya tenaga ahli ini yang akan menemukan solusi yang tepat buat korban.

Fase I: Keamanan dan stabilitas

Pada umumnya, para psikolog akan membahas kebutuhan korban setelah keluar dari rumah sakit. Ada kemungkinan mereka juga bakal melakukan konsultasi dengan psikiater terkait penggunaan obat-obatan tertentu. Makanya, jangan lupa untuk mengikuti instruksi yang ditetapkan oleh dokter, ya.

Ketika otak berhasil mengenali ancaman bahaya yang nihil, trauma healing untuk aspek psikologi akan dimulai. Awalnya, mereka akan belajar untuk mengatur seluruh emosi dan menjaga rasa takut atau kecemasan. Setelah itu, korban juga akan belajar untuk mengatur emosi kembali saat berhadapan dengan pemicu trauma.

Fase II: Mengingat ulang dan menerima

Selanjutnya, para ahli profesional akan meminta korban untuk mengingat ulang dan mencerna hasil kejadian trauma tersebut. Lebih tepatnya, berjelajah dan memadukannya dengan lingkungan sekitar yang aman. Fase ini cenderung berhubungan dengan pemulihan dalam tubuh.

Luka fisik akibat trauma juga dapat memicu dan memperlambat pemulihan kesehatan mental. Oleh sebab itu, para psikolog akan membantu korban menangani masalah trauma di proses ini. Semangat berjuang terus, ya!

Fase III: Membangun kembali hubungan

Fase trauma healing terakhir adalah membangun kembali hubungan melalui pemberdayaan. Mungkin korban awalnya masih merasa ragu dengan perubahan dalam diri sendiri setelah mengalami kejadian traumatis. Alhasil, mereka pun merasa takut dan malu saat menghadapi orang lain.

Agar bisa move on dari trauma itu, para ahli profesional akan bantu korban mencapai resolusi yang telah direncanakan.  Selain itu, mungkin mereka juga akan mengikuti berbagai pelatihan untuk siap masuk kembali dalam masyarakat. Nantinya korban akan terbiasa lagi menjalani hidup seperti sedia kala.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Drama Korea dengan Tema Trauma Healing

Metode-metode Trauma Healing

Metode Trauma Healing
Foto: Pexels.com

Dilansir Good Therapy, berikut beberapa metode trauma healing:

Terapi Perilaku

Salah satu bentuk terapi perilaku yang sering dipraktekkan adalah terapi paparan (eksposur). Pada dasarnya, korban akan menghadapi ketakutan secara bertahap. Tujuan metode ini adalah mengurangi kecemasan, mengatur memori trauma, sekaligus meningkatkan adaptasi sosial.

Cognitive Behavioral Therapy (CBT)

Untuk meningkatkan kembali pengetahuan dan keterampilan, metode cognitive behavioral therapy ini siap membantu para korban. Pasalnya, terapi ini mengajak mereka untuk memperbaiki pola pikiran yang kurang tepat. Ditambah mereka juga bakal belajar mengatur rasa cemas dan stres berlebihan.

Terapi Psikodinamik

Berikutnya, terapi psikodinamik untuk mengidentifikasi fase trauma yang memengaruhi reaksi emosional. Setelah itu, para ahli akan mengelola aspek peristiwa yang mengganggu mereka. Terdapat beberapa elemen umum dari terapi psikodinamik, seperti sejarah perkembangan individu, pemahaman makna trauma, dampak trauma, dan rasa kehilangan dari peristiwa traumatis.

Manfaat Trauma Healing

Manfaat Trauma Healing
Foto: imgflip.com

Mengurangi rasa stres berlebihan

Ketika memiliki trauma tertentu, banyak orang cenderung menutupinya karena takut merasa terhakimi serta malu atas kejadian di masa lalu mereka. Padahal, keterbukaan dapat menjadi solusi yang tepat. Terutama saat bercerita secara terbuka merupakan bagian dari trauma healing. Idealnya sih, dengan orang yang mereka percayai.

Dengan bercerita apa adanya, mungkin mereka bakal terbiasa dengan trauma yang pernah menghantui diri sendiri. Lama-kelamaan, korban bakal nggak merasa terbebani secara fisik mau pun emosional. Wah, justru hidup terasa lega kembali, ya!

Meningkatkan kontrol atas seluruh emosi

Selain itu, trauma healing ini juga mampu meningkatkan kontrol atas seluruh emosi. Di awal, korban mungkin ngerasa berubah rapuh dan penuh gangguan. Sebenarnya, reaksi emosi yang tinggi terhadap suatu trauma itu wajar karena adanya keinginan untuk menghindari bahaya yang serupa di masa depan.

Setelah membagikan beban trauma, mereka akan bisa mengurangi rasa takut sekaligus menemukan kebebasan hidup yang lebih banyak. Walau membutuhkan waktu dan keberanian, ini bakal menunjukkan sisi manusiawi yang seutuhnya. Jadi, jangan ragu untuk melakukan trauma healing, ya.

Meredakan memori trauma

Memori trauma dapat terjadi sewaktu-waktu. Bahkan, ada kemungkinan memori ini bakal menghantui diri sendiri selama bertahun-tahun. Alhasil, tubuh jadi sering memicu reaksi secara fisik atau emosional tanpa sadar.

Di sinilah trauma healing akan berperan besar dalam menghilangkan gangguan tersebut. Melalui pemulihan yang berkala, korban bisa mulai melepaskan belenggu kuat dari memori trauma itu. Walaupun pengalaman tersebut selamanya gak bakal menyenangkan, setidaknya mereka nggak perlu merasakan luapan emosi seperti sebelumnya.

Memahami makna di balik trauma

Terakhir, para korban bisa memahami makna di balik trauma. Mengingat sifat alami manusia, kita cenderung pengin cari tahu kejelasan di balik suatu pengalaman. Oleh sebab itu, trauma healing akan menjadi salah satu metode dalam menemukan makna trauma.

Bergantung pada jenis traumanya, beberapa orang perlu menemukan dahulu makna di balik pengalaman yang mengerikan. Setelah itu, baru mereka bisa melepaskan beban dan gangguan dari memori traumatis. Bakal ada proses bertahap yang perlu mereka lalui untuk mendapatkan pemulihan yang tepat.

Satu Persen - 5 Tanda Masih Adanya Trauma dalam Dirimu

Bagaimana Cara Mendapatkan Trauma Healing?

Setelah mendalami trauma healing lebih lanjut, ternyata salah satu metode pemulihannya adalah terbuka pada orang terpercaya. Misalnya, teman, orangtua, atau kerabat. Pasalnya, ini bisa bantu korban untuk menghadapi sekaligus menerima kejadian traumatis di masa lalu.

Akan tetapi, mungkin kalian sendiri masih kurang paham dengan jawaban orang terpercaya. Nah, kalian juga bisa menemukan solusinya dengan para tenaga psikolog. Untungnya, Satu Persen siap mendengarkan semua cerita traumatis yang lo alami lebih dalam dan membimbing lo untuk mendapatkan healing terbaik.

Langsung klik banner di bawah ini, ya!

CTA-Blog-Post-06-1-6

Kalau lo ragu apakah perlu ke psikolog atau nggak, lo bisa ikut tes konsultasi dulu supaya tau mana layanan yang cocok sama kondisi lo. Itu dia akhir pembahasan tentang trauma healing kali ini. Sampai jumpa di blog selanjutnya, ya!

Referensi:

Gillihan, S. J. (2019). The Healing Power of Telling your Trauma Story. Psychologytoday.com. https://www.psychologytoday.com/us/blog/think-act-be/201903/the-healing-power-telling-your-trauma-story

University of Pittsburgh Medical Center. (2019). Phases of Trauma Recovery. Upmc.com. https://share.upmc.com/2019/08/phases-of-trauma-recovery-50ph/

Dillman, S. M. (2011). Common Therapy Approaches to Help You Heal from Trauma. GoodTherapy.com. https://www.goodtherapy.org/blog/common-therapy-approaches-to-help-you-heal-from-trauma



Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.