Training untuk Karyawan Malas dengan Kinerja Stuck

Adaptasi
Product Satu Persen
24 Nov 2023

Di era modern ini, banyak karyawan mengalami fenomena yang dikenal sebagai 'stuck' atau terjebak dalam rutinitas pekerjaan. Fenomena ini bukan hanya sekedar rasa bosan, tapi lebih dalam, seringkali berkaitan dengan perasaan tidak memiliki kontrol atas karir, terkunci dalam suatu pekerjaan, dan mengalami 'rust-out', yaitu ketika pekerjaan menjadi tidak menarik dan tidak lagi mengembangkan kemampuan individu.

Menurut penelitian, banyak karyawan merasa 'terkunci' di tempat kerja mereka, dimana mereka merasa memiliki sedikit atau bahkan tidak ada kesempatan untuk pindah ke alternatif yang lebih baik. Fenomena ini berkaitan erat dengan kurangnya kontrol atas karir seseorang dan persepsi ketidakmampuan untuk beralih ke lingkungan kerja yang lebih diinginkan. Faktor-faktor seperti ketidaksesuaian antara pengetahuan/keterampilan dengan tugas kerja, overqualified, dan tidak memiliki cukup kemampuan kerja fisik atau mental, telah dikaitkan dengan perasaan terkunci ini.

Selain itu, konsep 'rust-out', yang ditandai dengan perasaan lesu, apatis, dan bosan karena pekerjaan yang tidak menginspirasi, telah diakui sebagai fenomena penting di tempat kerja. Rust-out dapat menyebabkan individu merasa stuck dan tidak bahagia, mempengaruhi kepuasan hidup mereka secara keseluruhan.

Dampak dari perasaan stuck ini dapat menyebabkan frustrasi, ketidakbahagiaan, dan efek negatif pada kesejahteraan keseluruhan. Mengakui dan mengatasi perasaan stuck di tempat kerja sangat penting untuk kesejahteraan dan kepuasan karir individu.

Strategi untuk mengatasi hambatan ini termasuk mengubah cara pandang terhadap pekerjaan untuk menemukan tujuan, mendesain ulang tugas kerja untuk memaksimalkan nilai dan positivitas, serta berinvestasi dalam pelatihan ulang dan pengembangan keterampilan untuk peluang masa depan. Mengatasi hambatan ini penting untuk mendorong lingkungan kerja yang positif dan memuaskan serta meningkatkan kesejahteraan individu.

Dengan memahami fenomena stuck ini, kita dapat melangkah ke tahap berikutnya: mengidentifikasi tanda-tanda karyawan yang mengalami stuck. Bagian selanjutnya akan membahas lebih dalam tentang bagaimana kita dapat mengenali tanda-tanda ini dalam lingkungan kerja kita.

Mengidentifikasi Tanda-Tanda Karyawan yang Stuck

Setelah memahami fenomena 'stuck' di tempat kerja, penting bagi kita untuk mengenali tanda-tanda karyawan yang mungkin mengalami kondisi ini. Berikut adalah beberapa indikator yang dapat menunjukkan bahwa seorang karyawan merasa stuck dalam pekerjaannya:

  • Pekerjaan yang Mekanis

Karyawan yang merasa pekerjaannya menjadi mekanis, rutin, dan kehilangan tantangan atau variasi mungkin mengalami stuck. Pekerjaan yang monoton tanpa ruang untuk kreativitas atau inovasi dapat membuat seseorang merasa terjebak dalam siklus yang tidak berujung.

  • Kurangnya Makna atau Tujuan

Ketika seorang karyawan merasa pekerjaan yang dilakukannya tidak memiliki makna atau tujuan, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka stuck. Pekerjaan yang tidak sejalan dengan nilai pribadi atau aspirasi karir dapat menimbulkan rasa tidak puas.

  • Kurangnya Motivasi

Kurangnya motivasi dan keterlibatan dalam pekerjaan, yang mengarah pada apatis dan ketidakpedulian, adalah tanda lain dari stuck. Ini sering terjadi ketika karyawan merasa tidak ada lagi yang bisa dipelajari atau dicapai dalam peran mereka saat ini.

  • Tidak Ada Perubahan Rutin

Merasa tidak ada perubahan dalam rutinitas kerja, yang mengarah pada stagnasi dan kurangnya peluang pertumbuhan, juga merupakan indikator stuck. Karyawan yang tidak mengalami perkembangan atau tantangan baru mungkin merasa terhenti dalam perkembangan karir mereka.

  • Keterampilan Tidak Dimanfaatkan

Perasaan bahwa keterampilan dan kemampuan tidak dimanfaatkan sepenuhnya dalam peran saat ini adalah tanda stuck. Ini terjadi ketika potensi seorang karyawan tidak sepenuhnya diakui atau dimanfaatkan oleh organisasi.

  • Kurangnya Peluang Pertumbuhan

Mempersepsikan tidak adanya peluang untuk pertumbuhan karir atau kemajuan dalam peran atau organisasi saat ini juga menunjukkan stuck. Hal ini sering terjadi di lingkungan kerja yang tidak mendukung pengembangan karir karyawan.

Mengenali tanda-tanda ini tidak hanya penting bagi karyawan, tetapi juga bagi pemberi kerja untuk mengatasi dan mengatasi hambatan kepuasan karir dan kesejahteraan. Dengan mengidentifikasi tanda-tanda ini, kita dapat beralih ke langkah selanjutnya: mengatasi hambatan mental dan motivasi.

Cara Mengatasi Hambatan Motivasi

Setelah mengidentifikasi tanda-tanda karyawan yang stuck, langkah selanjutnya adalah mengatasi hambatan mental dan motivasi yang mereka hadapi. Berikut adalah beberapa strategi berdasarkan sumber yang disediakan:

  • Meningkatkan Kesadaran Diri

Mengembangkan kesadaran diri dapat membantu individu mengidentifikasi hambatan mental dan motivasi mereka. Praktik seperti jurnal harian, meditasi, dan mindfulness dapat membantu seseorang menjadi lebih sadar akan pikiran, emosi, dan perilaku mereka. Kesadaran ini adalah langkah pertama dalam mengatasi hambatan tersebut.

  • Menetapkan Tujuan yang Jelas

Menetapkan tujuan yang jelas dan dapat dicapai dapat membantu individu mengatasi hambatan motivasi. Tujuan harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu (SMART) untuk memberikan peta jalan menuju kesuksesan. Tujuan yang jelas memberikan arah dan motivasi untuk bergerak maju.

  • Menjelajahi Alasan dan Motivasi

Menjelajahi alasan dan motivasi di balik tindakan seseorang dapat membantu mengatasi hambatan mental. Memahami mengapa suatu tugas penting dan bagaimana hal itu sejalan dengan nilai dan tujuan pribadi dapat memberikan motivasi dan rasa tujuan. Ini membantu dalam menciptakan koneksi yang lebih dalam dengan pekerjaan yang dilakukan.

  • Mencari Dukungan

Mencari dukungan dari rekan, mentor, atau pelatih dapat membantu individu mengatasi hambatan mental dan motivasi. Umpan balik dan dukungan dapat memberikan wawasan dan bimbingan yang berharga untuk mengatasi rintangan dan mencapai kesuksesan. Dukungan ini juga dapat memberikan perspektif baru dan solusi yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.

  • Manajemen Emosi

Mengelola emosi dan mengembangkan kompetensi emosional dapat membantu individu mengatasi hambatan mental. Ini melibatkan pengenalan dan regulasi emosi, pengembangan empati, dan praktik kecerdasan emosional. Kemampuan untuk mengelola emosi adalah kunci dalam menghadapi tantangan dan tekanan di tempat kerja.

Mengatasi hambatan mental dan motivasi melibatkan peningkatan kesadaran diri, penetapan tujuan yang jelas, eksplorasi alasan dan motivasi, pencarian dukungan, dan pengembangan kompetensi emosional. Strategi ini dapat membantu individu mengatasi rintangan, mencapai kesuksesan, dan mempromosikan pertumbuhan pribadi dan profesional. Selanjutnya, kita akan membahas tentang membangun tim yang resilien dan produktif, yang merupakan langkah penting setelah mengatasi hambatan individu.

Membangun Tim yang Resilien dan Produktif

Setelah mengatasi hambatan mental dan motivasi pada tingkat individu, langkah selanjutnya adalah membangun tim yang resilien dan produktif. Berikut adalah beberapa strategi berdasarkan sumber yang disediakan:

  • Mengidentifikasi Hambatan dalam Pembentukan Tim

Pemimpin harus mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam kerja tim yang efektif, seperti perbedaan latar belakang sosial-ekonomi, kurangnya pemahaman tentang peran satu sama lain, dan kurangnya kepercayaan antara anggota tim dan kepemimpinan. Mengatasi hambatan ini penting untuk menciptakan fondasi yang kuat bagi kerja tim.

  • Mengatasi Perbedaan

Mengatasi perbedaan latar belakang sosial-ekonomi dan membangun tingkat kepercayaan yang tinggi antara semua staf dan kepemimpinan dapat mengarah pada hubungan yang lebih baik antara anggota tim, resolusi konflik, dan kolaborasi. Kepercayaan adalah kunci untuk kerja tim yang efektif.

  • Latihan Pembentukan Tim

Latihan pembentukan tim dan kesempatan reguler untuk kolaborasi dapat membantu memupuk hubungan yang penuh kepercayaan dan meningkatkan kerja tim serta komunikasi di tempat kerja. Aktivitas ini membantu memperkuat ikatan antar anggota tim.

  • Menumbuhkan Hubungan Profesional

Membangun dan memelihara hubungan profesional yang kuat adalah proses berkelanjutan yang membutuhkan dedikasi, keaslian, komunikasi yang efektif, dan upaya berkelanjutan. Menumbuhkan hubungan ini dapat mengarah pada banyak peluang, pertumbuhan karir, dan kesuksesan bersama. Hubungan yang kuat adalah aset berharga dalam tim.

  • Manajemen Emosi

Manajemen emosi penting untuk mengatasi hambatan mental dan memupuk kesuksesan yang luar biasa. Investasi dalam pertumbuhan internal, pengembangan pribadi, dan kompetensi emosional dapat berkontribusi pada pembangunan tim yang resilien dan produktif. Kemampuan untuk mengelola emosi secara efektif adalah kunci dalam menghadapi tantangan dan tekanan dalam kerja tim.

Dengan mengatasi hambatan dalam pembentukan tim, menumbuhkan hubungan profesional, dan mempromosikan manajemen emosi, pemimpin dapat memupuk tim yang resilien dan produktif, yang mengarah pada peningkatan kolaborasi, produktivitas, dan kesuksesan secara keseluruhan. Selanjutnya, kita akan menyimpulkan pembahasan kita dengan mengulas poin-poin penting dari semua bagian.

Kesimpulan

Setelah menelusuri berbagai aspek penting dalam menghadapi dan mengatasi perasaan 'stuck' di tempat kerja, mengidentifikasi tanda-tanda karyawan yang stuck, strategi mengatasi hambatan mental dan motivasi, serta membangun tim yang resilien dan produktif, kita sampai pada bagian penutup dari pembahasan kita.

Refleksi atas apa yang telah kita bahas sangat penting. Kita telah memahami bahwa perasaan stuck di tempat kerja bisa berdampak besar pada kinerja dan kepuasan karir. Mengidentifikasi tanda-tanda awal dan mengambil langkah proaktif untuk mengatasi hambatan mental serta motivasi tidak hanya meningkatkan kesejahteraan individu tetapi juga memperkuat fondasi tim yang solid dan produktif.

Dalam konteks ini, pelatihan dan pengembangan berperan penting. Program pelatihan yang efektif tidak hanya membantu individu mengatasi rasa stuck, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan dan pengetahuan untuk berkembang dalam karir mereka. Pelatihan yang tepat dapat membuka pintu untuk pertumbuhan pribadi dan profesional, memperkuat tim, dan mendorong inovasi serta produktivitas di tempat kerja.

Life Skills Indonesia, melalui program In-House Training-nya, menawarkan solusi yang tepat untuk kebutuhan ini. Program ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan unik setiap organisasi dan individu, memastikan bahwa setiap sesi pelatihan tidak hanya informatif tetapi juga relevan dan aplikatif. Dengan fokus pada pengembangan keterampilan praktis dan peningkatan kesejahteraan mental, program ini adalah investasi yang berharga bagi setiap organisasi yang ingin melihat pertumbuhan dan keberhasilan berkelanjutan.

Untuk Anda yang ingin melihat perubahan nyata dalam tim Anda, mengatasi hambatan yang mungkin menghambat pertumbuhan, dan membangun fondasi yang kuat untuk masa depan, kami mengundang Anda untuk menjelajahi lebih lanjut tentang program In-House Training dari Life Skills Indonesia. Kunjungi link satu.bio/daftariht-igls untuk informasi lebih lanjut dan untuk mendaftar. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk membawa tim Anda ke tingkat berikutnya.

Dengan langkah-langkah yang tepat dan dukungan yang efektif, mengatasi perasaan stuck, membangun motivasi, dan menciptakan tim yang resilien dan produktif bukan hanya impian. Ini adalah tujuan yang dapat dicapai yang akan membawa manfaat jangka panjang bagi individu dan organisasi. Mari kita ambil langkah berikutnya bersama Life Skills Indonesia.

Request Pelatihan SDM Satu Persen x Life Skills ID

Untuk Perusahaan, NGO dan Pemerintahan:

+62 882-9762-5596 (Margareth, Whatsapp)

Untuk Organisasi dan Kemahasiswaan:

+62 851-7317-1568 (Sheila, Whatsapp)

Referensi

BetterUp. (2023, November 7). Feeling Stuck? 7 Ways to Climb Out of a Slump. BetterUp. https://www.betterup.com/blog/feeling-stuck.

Uwajeh, C. (2023, July 15). Feeling Stuck at Work? Four Strategies to Overcome Frustration. LinkedIn. https://www.linkedin.com/pulse/feeling-stuck-work-four-strategies-overcome-comfort-uwajeh?trk=article-ssr-frontend-pulse_more-articles_related-content-card.

LifeHack. (2022, June 7). How to Stop Feeling Stuck in Your Career And Get Ahead. LifeHack. https://www.lifehack.org/828773/feeling-stuck-in-career.

Harvard Business Review. (2023, January 31). When You're Stuck in a Job You Can't Quit. Harvard Business Review. https://hbr.org/2023/01/when-youre-stuck-in-a-job-you-cant-quit.

American Psychological Association. (2023, July 13). Workers crave autonomy and flexibility in their jobs. Here are ways to achieve that balance. https://www.apa.org/topics/healthy-workplaces/work-life-harmony.

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.