Perseners, pernah ketemu orang yang suka menyalahkan orang lain atas kejadian buruk? Contohnya, ketika gagal dapat nilai bagus saat ujian, mereka mungkin berpikir karena soalnya terlalu sulit atau materinya belum diajarkan di kelas. Sesekali mungkin kita pernah juga melempar kesalahan atas kegagalan kita seperti kejadian itu.
Dalam ilmu psikologi, perilaku ini dinamakan self serving bias. Bias kognitif yang satu ini umum terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Kenapa orang bisa melakukan itu? Terus, dampaknya apa buat orang yang sering melakukan itu?
Kenalin namaku Fifi, part-time Blog Writer di Satu Persen. Kali ini aku bakalan jelasin ke kalian tentang self serving bias. So, baca sampai selesai, ya.
Apa itu Self Serving Bias?
Self serving bias adalah kecenderungan seseorang yang menganggap kegagalan disebabkan oleh faktor eksternal. Sementara, kesuksesan baru merupakan hasil faktor internal. Hal ini dilakukan sebagai salah satu bentuk mekanisme pertahanan untuk menjaga self esteem (harga diri). Pasalnya, Hasil yang buruk secara tidak langsung bisa menurunkan tingkat percaya diri. Dengan begitu, mereka lebih memilih menyalahkan faktor eksternal agar bisa merasa sedikit lega.
Baca Juga: Takut Gagal? Wajar, Asal Gak Berlebihan!
Dampak Buruk Melakukan Self Serving Bias
Dalam kadar tertentu, melakukan self serving bias bisa membuat kita lebih percaya diri dan mampu bertahan dalam situasi sulit. Tapi, tentu saja ini hanya bersifat sementara karena sama sekali tidak fokus pada penyelesaian masalah. Ada lebih banyak sisi negatif dibandingkan sisi positif dari bias kognitif yang satu ini.
1.Membuat diri sendiri tidak berkembang
Kalau kita terlalu fokus mengevaluasi faktor eksternal, kita tidak bisa memperbaiki diri sendiri. Kegagalan yang terjadi malah tidak membuat kita belajar. Akibatnya, kita bisa mengalami hal yang serupa atau malah lebih parah di kemudian hari.
2. Merasa diri sendiri adalah yang terbaik
Terjebak dalam anggapan bahwa diri kita adalah yang terbaik bisa membuat kita terlena. Alhasil, kita merasa bisa menguasai banyak hal, padahal mungkin ada orang lain yang jauh lebih kompeten daripada kita. Karena tidak mengevaluasi hasil secara menyeluruh, kita jadi tidak bisa belajar dari kegagalan. Di kemudian hari, kita jadi kaget kalau menemukan kejadian serupa.
3. Merusak hubungan
Orang yang sering melakukan self serving bias juga cenderung terlihat sombong. Tentunya orang juga akan merasa risih dengan orang yang sombong. Apalagi, kalau terlalu sering disalahkan karena kegagalan mereka. Terlalu sering melempar kesalahan membuat kita cenderung suka mengkambinghitamkan orang lain. Hal ini bisa membuat hubungan kita dengan orang lain renggang karena perbedaan pendapat.
Jadi, meskipun melakukan self serving bias ini terkadang “manusiawi,” tapi perlu disadari juga bahwa lebih banyak dampak negatifnya. Sehingga, kita perlu belajar untuk mengatur pola pikir dan mengakui bahwa membuat kesalahan adalah hal yang wajar.
Cara Mengurangi Kebiasaan Self Serving Bias
1.Evaluasi diri sendiri
Karena self serving bias ini terkadang dilakukan secara tidak sadar dan spontan, kita perlu kesadaran untuk mengubahnya. Untuk belajar mengubah kebiasaan ini, kita bisa belajar untuk mengevaluasi diri pertama kali sebelum mencari kesalahan dari luar.
Menerima kesalahan yang kita lakukan sendiri akan membantu membenahi diri ke depan. Setiap kali menemukan kesalahan yang dilakukan, coba beri tantangan pada diri sendiri untuk bisa berubah.
2. Terapkan sikap self compassion
Dengan belajar menerapkan self compassion bisa membantu mengatasi self serving bias. Self compassion adalah penerimaan diri. Belajar menerima diri berarti kita menerima segala aspek-aspek kekurangan dari diri kita yang tidak disukai.
3. Mindfulness
Mindfulness adalah kemampuan untuk menyadari bahwa kita sedang mengalami masalah. Dengan ini, kita bisa menerima dan mengatasi masalah dengan lebih objektif.
4. Lakukan positive self talk
Ketika mengalami kegagalan, coba katakan hal-hal yang positif. Jangan terlalu keras terhadap diri sendiri. Dengan mengucapkan kata-kata yang positif, kita bisa lebih merasa rileks dan mengurangi emosi negatif yang barusan kita alami.
5. Perhatikan diri sendiri
Cara mengurangi self-serving bias yang terakhir adalah lebih memperhatikan diri sendiri. Jangan terlalu sering mengevaluasi kekurangan. Sekecil apapun perubahan atau usaha untuk menjadi lebih baik juga harus dapat penghargaan, supaya kita semakin semangat dan bisa mengurangi stres dari proses yang kita lalui.
Baca Juga: Self-Acceptance: Cara Menerima Kekurangan Diri
Kesulitan Mengubah Kebiasaan Self Serving Bias Ini? Diskusikan Bareng Ahlinya!
Kalo ternyata kamu masih kesulitan dengan mengubah kebiasaan self serving bias, coba buat diskusikan bareng ahli. Kamu bisa coba layanan dari Satu Persen, yaitu mentoring. Selain curhat, kamu bisa dapet benefit berupa tes kesehatan mental, psikotest, worksheet, dan masih banyak lagi.
Kamu juga bisa tonton video Youtube Satu Persen ini biar tahu cara mengubah kebiasaan buruk jadi kebiasaan yang baru.
Buat ngecek apakah kamu benar-benar tahu kelebihan dirimu, kamu bisa coba juga, nih tes online buat makin ningkatin kepercayaan dirimu.
Sekian dari aku, semoga tulisan ini bisa membawa manfaat, ya. Sampai ketemu di lain kesempatan.
Referensi:
Cherry, K. 2020. How The Self Serving Bias Protects Self Esteem. Verywell Mind. https://www.verywellmind.com/what-is-the-self-serving-bias-2795032
Herndon, J. 2018. What Is a Self Serving Bias and What Are Some Example Of It? Healthline. https://www.healthline.com/health/self-serving-bias#examples
Ruhl, C. 2021. Self Serving Bias: Definition and Examples. Simply Psychology. https://www.simplypsychology.org/self-serving-bias.html
The Decision Lab. Why do we blame external factors for our own mistakes? https://thedecisionlab.com/biases/self-serving-bias/#:~:text=The%20self%2Dserving%20bias%20refers,to%20themselves%20and%20their%20faults.