Halo, Perseners! Gimana kabarnya?
Nggak terasa Pandemi COVID-19 udah berjalan 2 tahun. Dan banyak dari kita yang merasa situasi ini merupakan salah satu masa yang berat. Mungkin lo semua setuju sama gue, hal terberat yang dilalui di masa pandemi bukan hanya soal perekonomian aja. Tetapi, juga banyak orang kehilangan keluarga atau kerabat tersayang mereka.
Di masa pandemi seperti ini pun, kita lebih sering mendengar kabar duka dibandingkan kabar bahagia, ya. Meskipun bukan dari salah satu orang tersayang kita, tapi kita juga ikut merasakan kesedihan itu.
Tapi, tau nggak sih, Perseners? Menurut pakar psikolog anak dan keluarga, membaca ataupun mendengar kabar duka di sekitar kita memang dapat menimbulkan perasaan sedih ke diri kita sendiri.
Bahkan, lo bisa merasakan perasaan cemas setelah mendengar dan membaca kabar duka secara terus-menerus. Perasaan cemas ini bisa membuat lo takut untuk sekadar keluar ataupun berhubungan dengan orang dikarenakan COVID-19. Tapi, kalau perasaan cemas yang timbul ini nggak hilang lebih dari seminggu, mungkin lo harus melakukan self-healing, Perseners.
Self-healing nggak cuma menonton serial netflix favorit lo, jalan-jalan, ataupun hangout bareng temen-temen lo. Tapi, self-healing juga bisa dilakukan di rumah dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada.
Misalnya nih, self-healing dengan membaca buku. Dengan membaca buku, setidaknya lo bisa menemukan petunjuk bagaimana keluar dari masalah.
Karena lagi ngomongin tentang self-healing nih, di artikel kali ini gue akan mencoba membahas rekomendasi buku self-healing. Jadi, simak hingga akhir dan jangan lupa buat share ke teman-teman maupun kerabat lo. Selamat membaca!
Tapi sebelumnya, ada pepatah bilang, tak kenal maka tak sayang, semakin kenal tambah sayang. Jadi, kenalin nama gue Dimsyog (acronym dari Dimas Yoga). Di sini gue sebagai Part-time Blog Writer dari Satu Persen. Simak sampai habis, ya!
Baca juga: 5 Rekomendasi Drama Korea dengan Tema Trauma Healing
Self-Healing Artinya Apa, Sih?
Jika lo secara intuitif merasa bahwa lo adalah seorang penyembuh, atau jika seseorang telah memberitahu lo tentang hal ini. Maka, penting untuk memercayai kemampuan lo dan menggunakannya dengan bijak. Ini berarti menerima siapa diri lo dari perspektif fisik, fisiologis, dan spiritual.
Contohnya seperti memperlakukan diri lo dengan cara yang baik, lembut, dan suportif. Sama halnya seperti saat lo mendukung orang terkasih yang membutuhkan.
Dalam banyak hal, tubuh kita membantu kita menyembuhkan diri sendiri. Misalnya, jika lo terlalu banyak mengonsumsi alkohol, lo mungkin akan mengalami sakit kepala keesokan harinya dan memutuskan untuk beristirahat. Jika lo makan makanan yang tidak sehat, maka lo mungkin memiliki masalah pencernaan dan memilih untuk minum teh atau sup ayam.
Atau, jika lo merasa butuh perasaan yang aman dan nyaman, mungkin lo bisa membaca buku untuk menghilangkan perasaan cemas tersebut. Nah, berikut ini empat rekomendasi buku untuk self-healing dari gue dan berbagai sumber yang telah dirangkum Satu Persen.
Baca Juga: Mengenal Self-Healing dan Cara Menerapkannya di Kehidupan Sehari-hari
Rekomendasi Buku untuk Self-Healing
1. "Things & Thoughts I Drew When I Was Bored" karya Nalea Ali
Ini merupakan buku pertama yang gue rekomendasikan untuk lo yang ingin melakukan self-healing. Siapa yang belum tahu Neala Ali? Ilustrasi cat air serta kisah-kisah yang menemani hujannya bahkan sudah masuk ke volume kedua. Masih menggunakan ciri khas tersebut, Naela Ali kembali menyapa pembaca melalui Things and Thoughts I Drew When I Was Bored.
Seperti yang dituliskan oleh Neala Ali sendiri, buku ini lebih banyak merupakan apa yang dipikirkan olehnya ketika tengah dilanda kebosanan. Meskipun dituliskan dengan gaya Naela Ali sendiri, tetapi pembaca pasti akan merasa familier dengan pesan dan makna yang disampaikan melalui buku ini.
Buku self-healing ini nggak jauh-jauh dari mengenai perihal mencintai diri sendiri dan mengapresiasi yang sudah kita miliki, daripada merasa iri dengki dengan apa yang dimiliki orang lain. Konten yang sudah biasa kita dengar dan baca, namun tetap terasa menjadi bermakna karena diberi sentuhan ala Naela Ali. Jangan lupa juga, ilustrasi cat airnya.
Maka, jangan heran apabila tulisan di dalamnya ada yang bersifat normatif atau kita sudah terasa familier dengan hal itu. Buku ini tertulis sebagai artbook. Sudah tentu, ilustrasi warna lembut yang akan mendominasi buku hard cover ini.
2. "Jeda" karya Andre Riandra
Buku selanjutnya yang gue rekomendasikan untuk self-healing adalah Jeda oleh Andre Riandra. Buku ini mengajak pembaca berhenti sejenak untuk merenungkan perjalanan hidupnya, alias mematangkan pikiran dan memastikan langkah. Dalam buku ini terbagi tiga bahasan besar: diri sendiri, sekitar, dan perasaan cinta.
Namun, selain tiga bahasan besar tersebut, ada salah satu hal yang menyadarkan kita ketika membaca buku self-healing ini. Bukan bahasan baru atau nasihat baru yang sudah sering dijumpai, tapi dengan kata-kata penulis sendiri. Meski nasihat lama, pernah didengar atau dibaca, tapi ketika dijumpai di waktu yang tepat rasanya nasihat itu sangat berguna. Dan pastinya bakal membuat kita dalam hati ingin berterima kasih.
Ada salah satu kalimat menarik dari buku ini yang mungkin aja relate dengan kita, yaitu:
"Lakukanlah sesuatu yang disenangi. Walau tak berdasi, tak bergelar, dan bahkan tak banyak materi yang dimiliki, tetapi kita menjalaninya dari hati." - Andre Riandra
3. "Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah" karya Alfialghazi
Selain dua buku di atas, gue juga merekomendasikan buku self-healing, yaitu Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah oleh Alfialghazi. Sebuah buku self-healing yang berisi motivasi yang sempurna bagi mereka yang merasa tertekan atau sedang di fase paling bawah dalam hidup. Bahkan, jika itu adalah perpisahan, sulit untuk mencapai tujuan, karier, atau masalah lainnya
Dalam buku ini kita diminta untuk tetap bersama Tuhan dan percaya kepada-Nya, berdoa kepada-Nya, serta nggak berprasangka buruk kepada-Nya. Dan yang terpenting, kita harus terus berusaha sebaik mungkin untuk berharap kepada-Nya.
Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah benar-benar mengajarkan kita untuk nggak pernah menyerah dan buku self-healing ini cocok banget dijadiin bacaan di kala pandemi seperti saat ini.
4. "Coping with Depression: Jangan Mau Kalah dari Depresi!" karya J.Maurus
Ini merupakan salah satu buku self-healing yang masih relevan dibaca di masa pandemi COVID-19. Dalam buku self-healing ini, J. Maurus menceritakan tentang cinta dan perannya dalam kehidupan mental seseorang. Ketika kita berbicara tentang kedamaian jiwa manusia, kita memulai petualangan untuk mengeksplorasi berbagai jenis emosi: kesedihan, kebahagiaan, kemarahan, dan bahkan kesedihan terdalam seperti depresi.
Emosi-emosi tersebut wajar banget buat dirasakan. Gue mengerti ketika orang lain mengatakan bahwa kita tampaknya membesar-besarkan masalah kita, hal itu terkadang membuat kita merasa lebih buruk. Ini normal. Nggak apa-apa untuk menangis lalu kemudian bangkit dan melawan depresi lo hingga menang. Karena hidup adalah perjuangan.
Coba Juga: Tes Sehat Mental
Jadi, itu tadi beberapa rekomendasi buku self-healing yang bisa bikin perasaan lo tenang, Perseners. Di masa pandemik seperti ini memang nggak mudah membuat diri tenang. Tapi, setidaknya kita harus berusaha. Coba, deh kalau senggang baca buku-buku self-healing di atas. Semoga bisa membantu mengurangi kecemasan lo, ya!
Jika lo merasa memerlukan bantuan untuk mengatasi kecemasan lo, langkah pertama yang bisa lo lakuin adalah menemui psikolog. Mereka dapat menentukan, apakah kecemasan lo dikarenakan kondisi kesehatan fisik atau hal yang lebih kompleks. Jika psikolog menemukan kondisi yang mendasarinya, psikolog akan memberi lo rencana perawatan yang tepat untuk membantu mengurangi kecemasan lo.
Kalau lo atau teman terdekat lo mengalami gejala-gejalanya, gue saranin lo segera konsultasikan hal ini ke psikolog supaya cepat ditangani. Karena gangguan ini tentu sangat mengganggu kehidupan sosial, bukan?
Oh iya, lo bisa banget berkonsultasi ke psikolog Satu Persen, ya! Di Satu Persen, lo akan mendapatkan fasilitas konseling bersama psikolog selama 1 jam, tes psikologi, asesmen prakonseling, worksheet, dan terapi. Psikolog Satu Persen juga sudah mendapatkan izin yang sah, jadi jangan khawatir tentang kredibilitasnya.
Psikolog Satu Persen juga sudah punya banyak testimoni yang lo bisa baca di website-nya. Dan kalau lo berminat atau pengen tau lebih lengkap tentang layanan konseling ini, lo bisa coba klik banner di bawah ini, ya! Pokoknya, jangan sampai gangguan kecemasan mengganggu kehidupan lo selamanya.
Mau ngingetin juga buat follow terus Instagram @satupersenofficial untuk dapat promo menarik untuk mentoring, konseling atau kelas online tentang pengembangan diri. Selain itu, jangan lupa cek YouTube Channel Satu Persen, karena ada ada informasi menarik tentang kesehatan mental, pengembangan diri, dan karier yang akan di-update setiap harinya.
Buat contohnya nih, lo bisa juga nonton video YouTube Satu Persen di bawah ini.
Akhir kata, sekian dulu tulisan dari gue. Gue Dimsyog dari Satu Persen, selamat mencoba untuk menjadi sahabat dan teman terbaik bagi diri lo sendiri. Semoga informasinya bermanfaat, ya! Dan pastinya selamat menjalani #HidupSeutuhnya!
Referensi:
4 Rekomendasi Buku untuk self-healing, Pas Dibaca di Masa Pandemi | kumparan.com. (n.d.). Retrieved December 24, 2021, from https://kumparan.com/kumparanwoman/4-rekomendasi-buku-untuk-self-healing-pas-dibaca-di-masa-pandemi-1wNiVJINWKc/full
6 Rekomendasi Buku self-healing, Cocok buat Refresh Pikiran. (n.d.). Retrieved December 24, 2021, from https://www.idntimes.com/life/career/nisrina-qonita-1/6-rekomendasi-buku-self-healing-cocok-buat-refresh-pikiranmu-c1c2/6
How to Heal Yourself and Others | Psychology Today. (n.d.). Retrieved December 24, 2021, from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/the-empowerment-diary/201907/how-heal-yourself-and-others
.