John sedang mengerjakan sebuah tugas yang rumit. Tugas tersebut mengharuskan John untuk berpikir mengenai dampak COVID-19 terhadap hidup manusia. John kebingungan karena ada sangat banyak hal yang ingin dia tuliskan. Teman-temannya juga mulai melemparkan ide-ide yang sudah tidak dapat dibedakan mana yang masuk akal mana yang hanya candaan belaka. Situasi terasa di luar kendali.
John kebingungan. Menurutmu, apa yang harus John lakukan?
Seorang teman berkata pada John, “John, kita bikin mind map saja!” John mengangguk setuju.
“Ide bagus.” Mereka kemudian mengerjakan tugas mereka —yang tadinya terasa sangat sulit dengan santai. Beberapa saat kemudian, tugas mereka sudah selesai. John sekarang bisa menghabiskan waktunya dengan santai.
Mind map. Sepertinya kamu sudah tidak asing dengan istilah tersebut, bukan? Dalam perjalanan hidupmu, kamu pasti pernah mendapatkan sebuah tugas yang cukup sulit, entah itu dari guru, dosen, maupun bos. Tugas yang begitu rumit, membuatmu bingung harus mulai dari mana. John pun begitu, namun dia berhasil mengerjakan tugasnya dengan mudah karena bantuan Mind map!
Wah, kalau begitu, aku jadi ingin membagikan sedikit tentang mind map! Let’s see…
Apa sih, Mind map Itu?
Mind map (peta pikiran) adalah sebuah cara yang efektif untuk mengeluarkan informasi dari kepalamu. Mind map itu cara yang kreatif dan logis untuk mencatat dan memetakan ide-ide yang ada di dalam pikiranmu. Bentuk dari mind map bisa beragam, tapi semuanya memiliki kesamaan yang utama yaitu struktur informasi teratur yang bersumber dari satu informasi utama di tengah lalu bercabang menggunakan warna, bentuk, garis, dan bentuk lain yang mudah dibaca (mindmapping, n.d).
Mind map memiliki beberapa karakteristik yang esensial, salah satunya adalah informasi utama yang diletakkan di tengah-tengah mind map. Informasi utama tersebut nantinya akan bercabang dengan masing-masing cabang berisi informasi penting yang lebih kecil dari informasi utama tadi, dan mungkin saja bercabang lagi.
Mind map membuat daftar informasi yang membosankan menjadi sebuah peta pikiran yang nyaman dilihat, karena setiap informasi digambarkan dengan menarik dan hubungan antar informasi diperjelas dengan cabang-cabang tadi. Sudah terbukti bahwa penggunaan mind map efektif dalam menghadapi informasi yang kompleks seperti rencana bisnis dan pembuatan strategi dalam hidup (Mind Tools Content Team, n.d).
Kenapa Kita Harus Memakai Mind map?
Siapa, sih, yang suka melihat daftar informasi yang padat, banyak dan membosankan? Membuat mind map ketika memproses informasi akan sangat memudahkanmu, contohnya ketika kamu melakukan brainstorming.
Brainstorming adalah sebuah usaha memecahkan masalah yang menggunakan lateral thinking (horizontal thinking) baik secara individu maupun kelompok. Brainstorming tidak peduli dengan common sense, namun mendukung ide-ide liar untuk dikeluarkan sebanyak mungkin. Barulah ketika nanti sesi brainstorming sudah selesai ide-ide tersebut akan dievaluasi lebih lanjut (Mind Tools Content Team, n.d).
Ketika melakukan brainstorming, pasti akan ada sangat banyak ide-ide yang brilian, mungkin beberapa tidak masuk akal. Mencatat ide-ide tersebut menggunakan metode biasa di buku catatan terdengar… membosankan. Mind map akan membantumu mengolah ide-ide tersebut, mengelompokkan mereka, menata mereka agar lebih nyaman dilihat dan membuat informasi-informasi yang ada menjadi lebih mudah untuk dicerna.
Mind map memudahkan yang sulit (sayangnya dia tidak bisa memudahkan kamu mendapatkan si dia, eh tapi siapa tahu bisa?). Chuck Frey dari Mind mapping Software Blog melakukan survey setiap dua tahun tentang efek dari penggunaan mind map dan 92% responden pada tahun 2017 menyatakan bahwa mereka dapat mencerna informasi lebih baik dengan mind map.
Juga menurut Davies dalam studinya yang berjudul “Concept Mapping, Mind mapping and Argument Mapping: What are the Differences and Do They Matter”, mind map juga merupakan sebuah bentuk kegiatan belajar yang melibatkan kamu sebagai pelajar. Ketika kamu mendengarkan kuliah atau membaca buku paket dari sekolah, kamu kurang terlibat dalam proses belajar tersebut dibandingkan ketika, katakanlah, kamu membuat mind map dari sebuah topik yang sedang kamu pelajari (Greene, 2012).
Dan juga, mind map membuatmu lebih produktif! Anyone could use mind mapping in whatever they are doing! Kalau mind map saja tidak cukup untukmu menjadi lebih produktif, aku punya video yang sangat cocok untukmu!
Oke, Terus Apakah Ada Tips Agar Mind-Mapping Lebih Mantap?
Tentu saja ada, dong!
Agar lebih mantap dalam menggunakan mind map, gunakanlah metode ini ketika kamu merasa sebuah informasi yang akan kamu proses itu cukup kompleks. Mulailah dari hal yang paling utama, misalnya, ketika kamu akan membuat mind map tentang ‘Bagaimana Cara Mengolah Sampah Yang Baik’, mulailah mindmap-mu dengan informasi utama (bisa langsung kamu tuliskan saja pertanyaannya).
Kemudian, tarik pelan-pelan menjadi informasi yang lebih spesifik. Contohnya, dari poin utama mind map tadi, kamu akan mendapatkan dua poin baru, yaitu ‘Sampah Organik’ dan ‘Sampah Anorganik’, misalnya. Lalu bergerak lagi, lebih spesifik, lagi dan lagi.
Gunakanlah kata kunci dalam membuat mind map. Hindari penggunaan kalimat panjang atau kalimat yang tidak efektif. Kata-kata yang singkat dan jelas lebih membantu saat pembuatan mind map. Gunakan bantuan warna dan bentuk dalam membedakan jenis informasi dan hubungan antar informasi. Mind map hitam putih sebenarnya sudah cukup oke, tapi akan lebih baik jika kamu bisa memanfaatkan atribut warna dan bentuk dalam mind map-mu agar lebih komunikatif. Jangan lupa juga penggunaan simbol atau gambar yang dapat menghemat kata (Mind Tools Content Team, n.d).
Jangan lupa sesuaikan mind map-mu dengan tujuanmu! Menurut Yang (2020), ada tiga jenis mind map yang mendasar. Yang pertama adalah Library Mind Maps. Seperti namanya, mind map jenis ini bertujuan untuk mengorganisir informasi yang ada sehingga kamu dapat lebih mudah memahami suatu topik serta hubungan antar informasi yang ada di dalamnya. Yang kedua adalah Presentation Mind maps. Mind map model seperti ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain, sehingga poin utama dalam mind map ini adalah apakah informasi yang kamu cantumkan bisa dengan mudah dimengerti bagi orang lain. Yang terakhir ada Tunnel Timeline Mind maps. Model ini menceritakan sebuah proses dengan informasi utama adalah target/goal yang akan dicapai, bercabang menjadi langkah-langkah yang ditempuh menuju goal tersebut. Contohnya, kamu membuat mind map tentang tujuan hidupmu. Kamu akan memulainya dengan… tunggu, terlihat sulit. Kurasa ada baiknya kamu menonton video ini untuk tahu lebih lanjut mengenai tips merencanakan hidup.
Kurasa cukup demikian tentang mind map. Cobalah membuat mind map dari tulisan ini untuk mengetes seberapa nyaman metode mind map untuk kamu gunakan!
Ketika kamu sudah mencoba metode mind map tapi merasa belum produktif, coba saja Tes Tipe Produktivitas supaya kamu paham tipe produktivitasmu. Tapi, semisal kamu merasa butuh bantuan ahlinya, aku menyarankan kamu mengikuti mentoring online dari Satu Persen. Kamu bisa bercerita kepada mentor mengenai masalah atau kesulitan yang kamu hadapi.
Akhir kata, semoga tulisanku ini berguna, ya!
Referensi:
Greene, J. (2012, September). 7 Research-Backed Benefits of Mind mapping. Retrieved from FOCUS: https://www.mindmeister.com/blog/mind-mapping-benefits-who-needs-mind-maps/
Mind Tools Content Team. (n.d). Brainstorming. Retrieved from MindTools: https://www.mindtools.com/brainstm.html
Mind Tools Content Team. (n.d). Mind maps®. Retrieved from MindTools: https://www.mindtools.com/pages/article/newISS_01.htm
mindmapping. (n.d). Theory behind Mind maps. Retrieved from mindmapping: https://www.mindmapping.com/theory-behind-mind-maps.php