Hai, Perseners! Pernah merasa resah atau galau yang terus-menerus menghantui pikiran lo? Di era yang serba cepat ini, kita sering dihadapkan pada situasi yang bikin kita resah dan galau. Resah dan galau sering muncul karena banyak hal. Mulai dari tekanan sosial, ekspektasi yang tinggi dari lingkungan, hingga konflik internal tentang siapa kita dan apa yang kita inginkan dalam hidup.
Di zaman sekarang, media sosial juga berperan besar dalam mempengaruhi perasaan kita, Dengan kemajuan teknologi, cara kita berinteraksi berubah drastis. Media sosial, yang seharusnya menjadi alat komunikasi, sering kali menjadi pemicu stres dan kegelisahan. Kita terjebak dalam siklus membandingkan diri sendiri dengan orang lain, yang tidak jarang menimbulkan rasa tidak aman dan gelisah.
Rasa gelisah ini bisa muncul dalam bentuk fisik maupun mental, seperti kesulitan untuk rileks, konsentrasi yang menurun, hingga perasaan selalu tidak nyaman. Hal ini sering kali dikaitkan dengan kondisi medis tertentu seperti depresi, kecemasan, gangguan bipolar, dan beberapa kondisi lain.
Ketika resah dan galau sudah jadi bagian dari hari-hari kita, ini bisa berdampak buruk pada kesehatan mental, loh! Stres yang berkepanjangan bisa memicu gangguan kecemasan, depresi, bahkan mengganggu kualitas tidur kita. Penting banget, nih, untuk mengenali dan mengatasi perasaan ini sebelum berubah jadi masalah yang lebih serius.
Mengetahui penyebab gelisah adalah langkah pertama untuk mengatasinya. Namun, penting juga untuk memahami bahwa berbagai faktor baik lingkungan maupun kesehatan mental berperan dalam munculnya perasaan ini.
Penyebab Munculnya Rasa Resah dan Galau
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita seringkali mengalami rasa resah dan galau. Berbagai faktor dapat menjadi penyebab munculnya perasaan ini, baik yang bersifat fisik maupun psikologis.
Stres: Stres menjadi salah satu penyebab utama rasa resah dan galau. Baik itu stres karena pekerjaan, hubungan interpersonal, atau masalah keuangan, semua bisa memicu perasaan ini.
Gangguan Mood: Gangguan mood seperti depresi, bipolar, dan kecemasan juga sering dikaitkan dengan rasa resah dan galau. Gangguan-gangguan ini bisa mempengaruhi bagaimana kita merasakan dan bereaksi terhadap berbagai situasi.
Kondisi Medis: Beberapa kondisi medis tertentu seperti gangguan tiroid, sindrom kaki gelisah, dan gangguan irama jantung bisa menyebabkan rasa gelisah.
Efek Samping Obat: Penggunaan beberapa jenis obat tertentu bisa menimbulkan efek samping berupa rasa gelisah.
Kurang Tidur: Kurangnya kualitas dan kuantitas tidur juga dapat menyebabkan rasa resah dan galau. Tidur yang tidak cukup bisa membuat kita lebih mudah tersinggung dan sulit berkonsentrasi.
Kurangnya Aktivitas Fisik: Kurangnya aktivitas fisik bisa berpengaruh pada kondisi fisik dan psikologis kita, termasuk menyebabkan rasa resah dan galau.
Kurangnya Dukungan Sosial: Dukungan sosial yang tidak memadai juga bisa menjadi faktor pemicu rasa resah dan galau. Kita sebagai manusia sosial memerlukan interaksi dan dukungan dari orang lain.
Pengaruh Resah dan Galau terhadap Kesehatan Mental
Resah dan galau bukan hanya soal perasaan sesaat. Kedua kondisi ini memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan mental kita.
Dampak pada Kondisi Mental: Rasa resah bisa mempengaruhi kesejahteraan mental dengan menyebabkan ketidakmampuan untuk beristirahat, kesulitan berkonsentrasi, dan perasaan tidak nyaman yang konstan. Ini juga bisa menjadi gejala ansietas dan depresi yang menyebabkan iritabilitas dan agitasi.
Hubungan dengan Kondisi Psikologis: Rasa resah dikaitkan dengan kondisi seperti depresi, gangguan bipolar, ansietas, dan ADHD. Ini juga bisa menjadi ciri dari mania atau hipomania dalam gangguan bipolar, serta gejala ansietas dan depresi.
Gangguan Kehidupan Sehari-hari: Ketika rasa resah dirasakan sering dan disertai dengan gejala lain, hal ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan mengurangi kualitas hidup seseorang. Rasa resah juga bisa memicu mekanisme coping yang buruk, seperti makan berlebihan, atau penggunaan berlebihan media sosial dan televisi sebagai distraksi.
Manifestasi Fisik dan Mental: Rasa resah bisa muncul secara fisik, seperti pada sindrom kaki gelisah, atau secara mental, mengakibatkan kesulitan tidur atau kesulitan menyelesaikan tugas sepanjang hari.
Resah dan galau dapat memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan mental, memengaruhi kemampuan seseorang untuk rileks, berkonsentrasi, dan mempertahankan keadaan mental yang positif.
Cara Bebas dari Rasa Resah dan Galau
Rasa resah dan galau memang bisa menjadi tantangan, tetapi ada beberapa strategi yang dapat membantu mengatasinya.
Berbicara dengan Seseorang: Mengungkapkan perasaan lo kepada seseorang yang lo percayai, seperti teman, anggota keluarga, atau profesional kesehatan mental, dapat membuat lo merasa tidak sendiri dan lebih memahami penyebab resah dan galau.
Identifikasi Pemicu: Tentukan apakah resah dan galau disebabkan oleh situasi, orang, atau aktivitas tertentu, dan ambil langkah untuk meminimalisir atau menghindari pemicu tersebut.
Teknik Relaksasi: Lakukan aktivitas yang mendukung relaksasi, seperti latihan pernapasan dalam, meditasi, atau relaksasi otot progresif.
Temukan Hobi atau Sukarela: Melakukan hal yang lo sukai adalah salah satu kunci kebahagiaan. Cari aktivitas yang membawa kegembiraan dan fokus padanya. lo juga bisa mencari program bantuan untuk membantu orang lain, karena memberikan diri bisa menjadi terapeutik.
Menghindari FOMO: Untuk menghindari FOMO (Fear of Missing Out), penting untuk mengenali gejalanya dan mencari cara untuk mengatasi kecemasan yang muncul, seperti membatasi penggunaan media sosial dan fokus pada kegiatan yang memberikan kepuasan pribadi
Menghadapi Quarter Life Crisis: Pasang musik, membaca buku, atau berolahraga untuk meningkatkan mood, serta tidak memaksakan diri untuk melakukan hal yang sekiranya tidak diinginkan.
Dengan menerapkan strategi ini, lo bisa bekerja untuk mengurangi rasa resah dan galau serta meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Kesimpulan
Perseners! Kita telah memahami rasa resah dan galau muncul sebagai perasaan yang tidak nyaman yang seringkali disertai kegelisahan, kekhawatiran, dan ketidakpastian. Hal ini dapat muncul sebagai respons terhadap stres, tekanan emosional, atau situasi yang menekan.
Rasa gelisah dan galau juga dapat menjadi gejala dari gangguan mood seperti depresi, bipolar, dan kecemasan. Secara fisik, rasa gelisah dapat disertai dengan gejala seperti sulit tidur, ketegangan otot, dan sulit berkonsentrasi.
Belajar untuk lebih rileks, mengetahui penggunaan waktu, dan mengalihkan perhatian dengan mendengarkan musik, membaca buku, atau berolahraga bisa mengurangi rasa resah dan galau.
Buat lo yang butuh bantuan untuk mengatasi rasa resah dan galau. Lo bisa menggunakan layanan konseling yang membantu dan membimbing lo untuk mengatasi rasa resah dan galau dengan bijak.
Yuk, kunjungi link ini untuk untuk mendaftar satupersen.net/layanan/konsultasi/konseling. Jangan ragu untuk mencari bantuan. Ingat, merawat kesehatan mental adalah bagian penting dari merawat diri sendiri. Mari kita ambil langkah proaktif untuk kesehatan mental yang lebih baik. Karena setiap langkah kecil yang kamu ambil adalah langkah maju menuju kebahagiaan dan ketenangan diri. #HidupSeutuhnya.
Referensi:
Better Help. (2023). Why Do I Feel Restless? Restlessness And Mental Health. https://www.betterhelp.com/advice/general/why-do-i-feel-restless-understanding-restlessness-in-the-context-of-mental-health-/
Very Well Mind. (2023). Ask a Therapist: How Can I Stop Feeling Restless and Unproductive? https://www.verywellmind.com/ask-a-therapist-5093045
Health Direct. (2021). Feeling restless. https://www.healthdirect.gov.au/feeling-restless
Shannon. (2023). Overcoming Restlessness: Here’s 5 Helpful Methods. https://www.brightside.com/blog/overcoming-restlessness-helpful-methods/
Allaya. (2021). Feeling stuck? 6 tips to overcome restlessness. https://www.betterup.com/blog/restlessness