“Duh, punya dia lebih bagus, nih, punyaku jelek banget!”
“Ah, dia lebih pintar emang, pantes dapat bagus, aku mah apa atuh…”
“Aku pasti gak bisa, deh, mending si A saja, dia ‘kan lebih jago.”
Sering mendengar kalimat tersebut? Atau mungkin, kamu sering mengeluarkan kalimat-kalimat tersebut (atau yang senada). Seringkali hal-hal tersebut terucap ketika kamu merasa minder. Ya, minder, perasaan yang membuatmu menganggap dirimu lebih rendah, lebih tidak pantas daripada orang lain. Padahal, sebenarnya kamu bisa, loh, melakukan apapun itu yang kamu rasa tidak sanggup. Rasa minder ini sungguh sangat merepotkan, ya?
Aku pun terkadang terserang rasa minder. Kuakui, minder itu benar-benar tidak enak! Maka dari itu, buat kamu yang sering merasa minder, yuk kita sama-sama membahas soal minder itu sendiri dan cara membangun rasa percaya diri!
Kenapa Kita Minder?
Bisa saja karena memang orang lain lebih hebat, lebih pantas dari kita. Semisal, Gordon Ramsay sudah jelas akan memasak dengan lebih keren daripada aku, jadi wajar saja kalau aku merasa minder jika suatu saat nanti harus bersanding dengannya. Tapi seringkali, minder ini terjadi karena kita memiliki rasa rendah diri.
Menurut Morris Rosenberg dan Timothy J. Owens yang menulis buku berjudul Low Self-Esteem People: A Collective Portrait, orang-orang yang merasa rendah diri cenderung hipersensitif, kepercayaan diri mereka sangat rapuh dan bisa dengan sangat gampang digoyahkan bahkan oleh penolakan yang tidak nyata (mereka ciptakan sendiri). Kita manusia memiliki sebuah suara dalam diri kita yang hampir selalu mengkritik diri kita sendiri, kerap kali dengan terlalu keras. Orang-orang dengan perasaan rendah diri, dari dalam diri mereka, sudah melihat diri mereka sendiri sebagai seseorang yang buruk, yang tidak pantas (Firestone, 2017).
Penyebabnya bisa banyak, lingkungan, masa kecil, teman-teman, keluarga, dan lain-lain. Tapi kali ini kita tidak akan berfokus pada hal tersebut. Kalau kamu ingin tahu penyebab minder, kamu bisa cari tahu di sini.
Ayo Membangun Rasa Percaya Diri!
Minder terkadang diperlukan, agar kita tidak menjadi sombong, hehe. Jokes aside, kita tetap harus rendah hati dalam hidup, tapi jangan sampai kamu menyalahartikan rendah hati sebagai rendah diri, ya! Untuk bekal awal, aku punya sedikit cara untuk mengatasi minder.
Terlalu lama bergumul dalam perasaan rendah diri akan semakin memperkuat konsep bahwa dirimu itu tidak pantas, tidak baik, dan banyak “tidak” lainnya. Mari kita pelan-pelan membangun rasa percaya diri, karena sejatinya rendah diri dapat ditaklukkan.
Untuk memulainya, kamu bisa awali dengan hal yang sederhana. Jika kamu sedang atau selalu merasa minder, coba dengarkan suara hatimu yang terus mendikte hal-hal negatif.
Dengarkan, lalu ingat, catat kalau perlu. Setelah kamu selesai mengakui ‘kenegatifan’ tersebut —yang tidak jarang adalah hal yang jarang benar— cobalah untuk mencari bukti yang menentang hal tersebut. Misalnya, ketika kamu minder dengan kepintaranmu di sekolah karena ada yang lebih pintar, ketika kamu merasa kamu bodoh, kamu tidak pantas mendapat nilai tinggi, kamu tidak pantas mendapat pujian dari gurumu, carilah bukti yang menentang hal tersebut. Entah itu nilai-nilai ujian yang selalu bagus, atau fakta bahwa teman-temanmu sering minta tolong padamu untuk mengajari mereka, atau bahkan sosok seorang guru yang yakin dengan dirimu. Tantang kenegatifan itu dengan hal-hal yang kamu tahu benar adanya. Ingatlah dengan hal-hal positif yang orang lain katakan tentangmu, jadikan itu bukti untuk menentang kenegatifanmu (NHS, 2020).
1. Be Kind to Yourself!
Berhenti membanding-bandingkan hidupmu dengan orang lain, khususnya ketika kamu melakukan hal itu secara terus menerus, pada hal yang kamu tahu benar kamu cukup ahli, dan dengan orang-orang yang jauh berada di atasmu. Itu adalah lingkaran setan yang tidak akan ada habisnya. Tidak semua orang selalu berlari, tidak semua orang akan terus berjalan. Take your time, kenali hal-hal yang kamu kuasai. Ketika kamu mengenali dan mengakui hal-hal tersebut sebagai keahlian, sebagai kepintaranmu, kamu akan lebih yakin dengan dirimu sendiri.
Jujurlah pada dirimu sendiri! Ketika kamu jujur dengan diri sendiri dan tidak menyembunyikan bagian dari dirimu kepada orang lain, kamu akan menjadi lebih percaya diri. Ini bukan berarti kamu lantas oversharing dengan semua orang, ya! Jujurlah pada dirimu sendiri juga, ketika kamu butuh dimaafkan. Maafkan dirimu ketika tidak melakukan hal dengan cukup baik, ketika tidak mendapatkan nilai yang cukup tinggi.
Pikirkan apa yang akan kamu katakan kepada seorang teman ketika mereka merasa rendah diri seperti yang sedang kamu rasakan. Cobalah untuk menerapkannya pada dirimu sendiri, do not be too harsh on yourself! Juga, ubahlah narasi dalam dirimu menjadi hal yang lebih positif. Ketika kamu berpikir bahwa kamu bodoh, cobalah untuk mengubahnya menjadi “Aku tidak terlalu pintar, tapi aku cukup pintar dalam hal ini” atau “Apakah aku benar-benar bodoh? Mari kita cari tahu”. Jangan semata-mata mengabaikan kritik dalam dirimu namun bukan berarti kamu harus memakannya mentah-mentah.
2. Be YOU
Bangun rasa percaya dirimu dengan nilai-nilai dirimu sendiri. Pastikan bahwa nilai dirimu adalah dasaran dari kepercayaan dirimu! Semisal, ketika kamu merasa minder dengan teman-teman yang sedang dan sudah presentasi, fokuslah pada nilai-nilai dalam dirimu. Apakah presentasi itu baik ketika kamu mendapatkan tepuk tangan yang meriah? Atau ketika semua pesannya tersampaikan? Atau ketika orang-orang yang mendengarkan presentasimu menjadi terinspirasi dan tergerak hatinya?
Dengan mengetahui nilai-nilai dalam dirimu, ketika apa yang kamu lakukan cocok dengan nilai dirimu —bukan standar dari orang lain—, kamu akan merasa lebih percaya diri. Lebih yakin dengan apa yang kamu lakukan. Supaya kamu merasa percaya diri, kenali juga kelebihan dan kekuatan diri kamu, misalnya dengan mencoba Tes Superpower Check.
Dan juga, belajarlah untuk menjadi seseorang yang asertif. Jangan terlalu memaksa, namun jangan menjadi yesman (orang yang iya-iya terus). Berpeganglah teguh pada pendirianmu dan komunikasikan dirimu dengan tepat kepada orang lain.
Lakukanlah hal-hal yang bermakna bagimu. Peneliti Jennifer Crocker mengatakan bahwa dengan melakukan hal-hal yang bermakna, kamu dapat menemukan sebuah tujuan yang jauh lebih besar dari dirimu, dan tujuan ini nantinya akan menjadi ujung dari perjalananmu menggapai sedikit arti dalam hidupmu, di mana kepercayaan diri akan terbentuk seiring kamu melakukan hal-hal tersebut (seperti membantu orang miskin, membantu teman-teman memperbaiki motor, dan hal-hal bermakna —bagimu, tentunya— lainnya) (Firestone, 2017).
3. Olahraga
Hah, kok olahraga?
Dengan berolahraga, kamu sudah melakukan salah satu tindakan self-care, dan menurut Debbie Mandel, penulis buku Addicted to Stress, berolahraga memberdayakan diri secara fisik dan mental. Dengan berolahraga, kamu dapat merasakan pencapaian serta melatih dirimu untuk menerima tantangan; hal yang seringnya dihindari oleh orang yang rendah diri.
Sudah Lebih Percaya Diri?
Ha! Aku pun sering berharap kepercayaan diri bisa dengan instan dimunculkan begitu saja. Kuharap tulisanku ini dapat membantumu meningkatkan rasa percaya dirimu, ya! Ingat, kamu bukanlah keadaanmu sekarang. Kita dilahirkan dengan potensi diri yang sangat banyak dan kepantasan yang sama sebagai sesama manusia.
Ketika kamu sedang berada dalam keadaan yang sulit, yang membuat dirimu merasa tidak pantas, ingatlah bahwa keadaan tidak menentukan siapa dirimu. Kegagalan dan peristiwa hidup buruk lainnya tidak semerta-merta menentukan siapa dirimu sejatinya (Abrams, 2017).
Kalau kamu merasa butuh konsultasi dengan ahlinya, kamu bisa mencoba layanan mentoring online Satu Persen. Kepada mentor, kamu bisa menceritakan kesulitan yang kamu alami semisal kamu merasa susah percaya diri.
Akhir kata, semoga kamu bisa menjadi lebih percaya diri, ya, setelah membaca ini!
References
Abrams, A. (2017, March 27). 8 Steps to Improving Your Self-Esteem. Retrieved from Psychology Today: https://www.psychologytoday.com/us/blog/nurturing-self-compassion/201703/8-steps-improving-your-self-esteem
Ackerman, C. E. (2020, January 9). What is Self-Esteem? A Psychologist Explains. Retrieved from PositivePsychology: https://positivepsychology.com/self-esteem/
Firestone, L. (2017, June 5). Low Self-Esteem: What Does it Mean to Lack Self-Esteem? Retrieved from PSYCHALIVE: https://www.psychalive.org/low-self-esteem/
NHS. (2020, February 6). Raising low self-esteem. Retrieved from NHS: https://www.nhs.uk/conditions/stress-anxiety-depression/raising-low-self-esteem/