Hi, Perseners! Balik lagi dengan gue Fathur, Blog Writer Satu Persen.
Gue mau nanya tentang keadaan lo belakangan ini. Apakah lo ngerasa lagi jenuh banget dengan segala aktivitas online lo di rumah? Kalau iya, berarti kita dalam kondisi yang sama.
Gue sendiri akhir-akhir ini lagi berjuang dengan hubungan long distance relationship (LDR) yang bikin gue jenuh karena terkesan gitu-gitu aja tiap harinya. Pola kebucinannya, ya, sebatas telponan atau nonton film korea bareng.
Tapi, yang bikin gue kesel ketika kejenuhan tersebut dibarengi dengan berbagai masalah lainnya seperti kecemasan akan tugas yang menumpuk, masalah keluarga yang gak ada beresnya, sampai stres akibat gak bisa liburan karena pandemi. Oleh karena itu, gue ngerasa butuh banget temen curhat yang bisa menampung keluh kesah gue.
Mungkin ada aja teman yang bisa connect ketika gue lagi curhat, tapi secara bersamaan juga ada curhatan yang gak bisa dijawab begitu aja oleh teman gue. Jadi rasanya kayak gue harus nanya ke yang lebih berpengalaman seperti mentor atau psikolog gitu.
Tapi masalahnya kan, sekarang aktivitas lagi banyak dilakukan di rumah aja, terus gimana caranya gue bisa ketemu mentor atau psikolog?
Nah, untuk yang belum tau, sekarang konsultasi dengan psikolog bisa dilakukan secara online juga, lho. Caranya mudah, lo tinggal mengambil gadget lo dan cari layanan yang membuka konsultasi online, termasuk salah satunya Satu Persen sendiri.
Dalam jurnalnya, Friedman dan Grant juga menyarankan kalau konseling secara online diperbolehkan, tapi tetap gak bisa mengganti seutuhnya konsultasi secara tatap muka. Karena pada dasarnya walaupun ada masalah yang bisa diatasi secara online, tapi ada juga masalah yang memang perlu diatasi secara langsung.
Maka dari itu, mending sebelum lanjut, lo bisa cek video YouTube-nya Satu Persen tentang tanda-tanda kalo lo perlu konsultasi ke psikolog.
Apa Itu Konsultasi Psikologi Online?
Konsultasi psikolog online memiliki tujuan yang gak jauh beda dengan konsultasi pada umumnya, yaitu untuk memecahkan suatu masalah dan memberikan solusi secara mandiri. Tapi yang membedakan konsultasi secara online dan offline adalah dari segi tempat, waktu dan treatment-nya sendiri.
Simpelnya gini, jika lo melakukan konsultasi secara tatap muka, tentu pihak-pihak yang terlibat secara fisik hadir di satu ruangan yang sama. Sementara konsultasi yang dimediasi oleh teknologi menyiratkan bahwa antara mentor dan klien akan berada di lokasi yang berbeda.
Platform yang digunakan juga beragam dan disesuaikan dengan kebutuhan klien. Beberapa di antaranya bisa memakai Google Meet, Skype, Zoom Meeting, pesan chat, dan berbagai format lainnya.
Apakah Konsultasi Online Itu Aman dan Efektif?
Mungkin terlintas sedikit keraguan dan kekhawatiran dalam diri lo dengan konsultasi online ini.
“Kalo gak ketemu langsung, gimana psikolognya bisa ngertiin gue?”
“Kalau online mah sama aja kayak dengerin podcast atau video di Youtube.”
“Terus, kalau online emang bakal efektif?”
Untuk menjawab kekhawatiran lo semua, gue bakal kasih salah satu penelitian yang membahas keefektifan konsultasi online ini.
Pada tahun 2018, sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of Psychological Disorders bilang kalau terapi perilaku kognitif secara online itu terbilang efektif dan praktis. Studi ini juga menemukan kalau konseling secara online sama efektifnya dengan konseling tatap muka untuk segala permasalahan seperti depresi hingga gangguan kecemasan.
Gue pun percaya, kok, kalau setiap kondisi pasti ada manfaatnya. Nah, dalam artikel kali ini pun gue berkesempatan untuk ngasih tau lo apa saja manfaat yang bakal didapatkan kalau lo mencoba konsultasi online.
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Mental Saat Pandemi
Manfaat Konsultasi Secara Online
1. Fleksibel dengan waktu dan tempat
Manfaat pertama yang akan lo rasakan ialah bisa fleksibel menjadwalkan pertemuan secara daring dengan psikolog atau mentor lo. Sedangkan jika offline, lo butuh sedikit effort yang lebih untuk melakukan persiapannya.
Cara konsultasinya biasanya menggunakan aplikasi video conference. Tapi buat lo yang lebih ekspresif dan lebih suka membagikan curhatan dengan cara chating, lo bisa banget saling berkirim pesan kapan dan dimana saja tanpa harus menunggu waktu kosong mentor lo.
Intinya, ketika ada peristiwa yang menimpa lo sehingga merasa sedih, kecewa, dan bingung. Lo bisa langsung kirim pesan dengan mentor kepercayaan lo kapan aja.
Tapi satu hal yang lo perlu diperhatikan, meskipun dalam keadaan online lo juga perlu menanyakan kesediaan waktu psikolog dan mentor lo untuk merespons curhatan lo, ya!
2. Terhindar dari stigma buruk
Di sekitar kita, gak dipungkiri lagi kalau masih banyak yang menganggap kesehatan mental sebagai sesuatu yang tabu dan menganggap kalau lo pergi ke psikolog itu berarti lo terkena gangguan jiwa. Hal ini tentu terjadi bisa terjadi karena adanya stigma buruk di masyarakat.
Stigma sendiri bisa diartikan sebagai proses yang melibatkan pelabelan terhadap seseorang dan kesannya merugikan suatu kelompok atau individu.
Untuk ngeliat dampak buruknya, gue bisa ambil studi dari Psychological Medicine yang mengatakan kalau stigma yang terkait penyakit mental bisa menjadi penghalang lo untuk mencari pengobatan agar bisa sembuh dari penyakit tersebut.
Nah, meskipun gak mudah untuk menghilangkan dan melawan stigma buruk, tapi dengan lo melakukan konsultasi secara online, lo bisa mengurangi stigma itu karena bisa jadi gak ada yang tau kecuali kita sendiri.
3. Menghemat pengeluaran
Pernah gak, lo ngerasain kalau biaya pengeluaran ketika dulu sebelum pandemi lebih banyak ketimbang sekarang ketika online di rumah? Hal itu juga bisa terjadi jika lo melakukan konseling secara online.
"Lho, kenapa bisa gitu?"
Bayangin aja kalau misalkan lo pergi ke psikolog secara tatap muka, secara gak langsung lo harus mengeluarkan bensin untuk kendaraan pribadi atau mengeluarkan ongkos untuk membayar ojek online.
Hal itu belum ditambah dengan kebutuhan primer lo seperti makan dan minum. Apalagi jika daerah tempat lo konsultasi banyak tempat jajanan yang ngebuat lo ingin beli. Nah, hal ini gak akan terjadi jika lo melakukannya secara online karena lo hanya butuh kuota untuk bisa terhubung dengan mentor lo.
Nah, segitu dulu tulisan dari gue, Perseners! Semoga setelah baca ini lo jadi gak bingung kalau nanti lo mau menghubungi psikolog untuk konsultasi secara online.
Lo juga bisa, nih, memastikan kondisi kesehatan mental lo dengan melakukan pencegahan tahap awal bersama psikolog dari Satu Persen. Lo tinggal klik di bawah ini aja untuk lebih jelasnya, ya!
Tenang aja, dengan Satu Persen, lo bisa berkonsultasi dengan psikolog yang sudah berpengalaman untuk mengatasi lebih dari 10.000 permasalahan kehidupan. Lo juga bisa mencoba tes konsultasi semisal lo masih ragu layanan apa yang cocok buat kondisi lo.
Gue Fathur dari Satu Persen, pamit undur diri. Oh iya, terakhir gue mau ngucapin selamat menjalankan #HidupSeutuhnya ya, Perseners!
Referensi:
Morin, A. (November 14, 2019). Does Online Therapy Work?. Retrieved on October 5, 2021 from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/what-mentally-strong-people-dont-do/201911/does-online-therapy-work
Mallen, M. J., Vogel, D. L., Rochlen, A. B., & Day, S. x. (2005). Online Counseling: Reviewing the Literature From a Counseling Psychology Framework. In The Counseling Psychologist (Vol. 33, Issue 6). https://doi.org/10.1177/0011000005278624
Clement, S., Schauman, O., Graham, T., Maggioni, F., Evans-Lacko, S., Bezborodovs, N., Morgan, C., Rüsch, N., Brown, J. S. L., & Thornicroft, G. (2015). What is the impact of mental health-related stigma on help-seeking? A systematic review of quantitative and qualitative studies. Psychological Medicine, 45(1), 11–27. https://doi.org/10.1017/S0033291714000129
Mallen, M. J., & Vogel, D. L. (2005). Introduction to the Major Contribution: Counseling Psychology and Online Counseling. The Counseling Psychologist, 33(6), 761–775. https://doi.org/10.1177/0011000005278623
Barnett, J. E. (2005). Online Counseling: New Entity, New Challenges. The Counseling Psychologist, 33(6), 872–880. https://doi.org/10.1177/0011000005279961
Andrews, G., Basu, A., Cuijpers, P., Craske, M. G., McEvoy, P., English, C. L., & Newby, J. M. (2018). Computer therapy for the anxiety and depression disorders is effective, acceptable and practical health care: An updated meta-analysis. Journal of Anxiety Disorders, 55(August 2017), 70–78. https://doi.org/10.1016/j.janxdis.2018.01.001