Kenalan Sama Myers dan Briggs: Orang di Balik Tes Kepribadian MBTI

Sheila Gilang Ramadhan
8 Sep 2025

Key Takeaways

  • MBTI bukan tes sembarangan, tapi hasil kerja panjang dua perempuan: Katharine Cook Briggs & Isabel Briggs Myers.
  • Tujuan awalnya adalah buat bantu orang memahami diri sendiri & bekerja sama lebih baik.
  • Kalau nggak tahu latar belakangnya, banyak orang bisa salah paham soal MBTI.
  • Lo bisa pakai MBTI sebagai alat refleksi diri, bukan label mutlak.

Lo pernah nggak sih kepo, kenapa hampir semua orang di timeline suka share hasil MBTI? Ada yang bangga jadi INFJ “langka banget”, ada yang ketawa-ketawa karena ENFP katanya “si paling rame.” Tapi… lo pernah nanya nggak, siapa sih orang yang bikin MBTI? Kok bisa mereka kepikiran ngerangkum kepribadian manusia jadi 16 tipe doang?

Nah, jawabannya ada di dua nama: Katharine Cook Briggs dan Isabel Briggs Myers. Ibu dan anak ini yang jadi otak utama di balik MBTI. Menariknya, mereka bukan psikolog akademis top yang kerja di lab gede, tapi orang biasa dengan passion gede soal kepribadian.

Btw, di Satu Persen – Indonesian Life School, kita sering pakai MBTI buat bantu orang kenal diri sendiri. Karena kita percaya, self-awareness itu pondasi penting buat berkembang jadi versi terbaik dari diri lo.

20250908-114232-1

Latar Belakang Myers & Briggs

1. Katharine Cook Briggs: Sang Peneliti Rumahan

Katharine awalnya ibu rumah tangga yang punya hobi unik: ngulik karakter orang. Dia baca banyak buku psikologi dan percaya kalau tiap orang punya pola pikir unik. Dari situ, dia mulai bikin catatan soal perbedaan kepribadian.

2. Isabel Briggs Myers: Generasi Penerus

Anak Katharine, Isabel, nerusin obsesi nyokapnya. Bedanya, Isabel lebih sistematis. Pas Perang Dunia II, dia pengen bantu orang kerja di bidang yang sesuai kepribadian. Dari situlah ide MBTI makin matang.

3. Carl Jung: Inspirasi Teori

Mereka nggak asal bikin, tapi ngambil inspirasi dari teori psikologi Carl Jung. Jung ngomong soal introvert vs. ekstrovert, feeling vs. thinking, sensing vs. intuition. Nah, Myers & Briggs ngegabungin teori itu jadi tes yang gampang dipakai sehari-hari.

Kalau lo pengen baca lebih dalam tentang teori ini, lo bisa cek artikel kita sebelumnya: Mengenal Apa Itu MBTI

Dampak Kalau Latar Belakang MBTI Nggak Dipahami

Kalau lo asal pakai MBTI tanpa tahu sejarahnya, ada beberapa risiko:

1. Salah Kaprah Jadi Label

Banyak orang mikir MBTI itu mutlak, kayak “lo cuma bisa jadi ENTP doang selamanya.” Padahal sebenernya MBTI lebih ke arah preference, bukan stempel permanen.

2. Kehilangan Inti: Self-Awareness

Kalau cuma asal ikut-ikutan, lo bisa kehilangan manfaat utama MBTI, yaitu jadi cermin buat refleksi diri.

3. Overhype dan Salah Gunakan

Kalau nggak ngerti konteks, orang bisa salah kaprah. Misalnya, HRD pakai MBTI buat nentuin siapa yang layak kerja, padahal MBTI nggak dirancang buat itu.

Kalau lo mau tahu tipe lo sebenernya, cobain Psikotes Satu Persen. Dijamin hasilnya lebih akurat daripada sekadar quiz random di internet.

Banner-Blog---Psikotes-Premium-08-2

Cara Pakai MBTI dengan Bijak

Oke, terus gimana caranya biar MBTI jadi bermanfaat, bukan cuma label lucu-lucuan?

1. Anggap Sebagai Alat, Bukan Kebenaran Mutlak

Poin penting: MBTI itu tools, bukan vonis hidup. Jangan pakai buat nge-judge diri lo atau orang lain.

2. Gunakan Buat Refleksi Diri

Lo bisa pakai hasil MBTI buat mikirin hal-hal kayak: “Gue lebih nyaman kerja tim atau sendiri?”, “Kenapa gue gampang capek kalau harus sosialisasi terus?”

3. Diskusiin Bareng Orang Lain

Lebih seru kalau lo ngobrolin hasil MBTI bareng temen. Dari situ lo bisa belajar perspektif baru dan sadar kalau tiap tipe punya kelebihan masing-masing.

4. Gabung Komunitas yang Supportif

Supaya nggak salah kaprah, lo bisa gabung ke Komunitas Satu Persen. Di sana lo bakal ketemu orang-orang yang juga pengen berkembang, sambil dapet insight lebih dalam tentang diri lo.

Kesimpulan

Singkatnya, MBTI lahir dari rasa penasaran ibu-anak, Katharine dan Isabel, yang terinspirasi teori Carl Jung. Mereka bikin tes ini bukan buat ngotak-ngotakin orang, tapi buat bantu kita lebih ngerti diri sendiri.

Jadi, kalau lo mau pakai MBTI, jangan berhenti di label doang. Gunakan sebagai langkah awal buat kenal diri lo lebih jauh.

Yuk, cobain Psikotes Premium Satu Persen buat hasil yang lebih komprehensif dan akurat. Dengan begitu, lo bisa bener-bener ngerti siapa lo dan gimana caranya berkembang.

Btw, kalau lo belum tahu, Satu Persen adalah Indonesian Life School yang misinya bantu anak muda berkembang lewat konten, kelas, mentoring, sampai komunitas. Jadi, lo nggak sendirian dalam perjalanan self-growth ini.

Banner-Blog---Psikotes-Premium-01-2


FAQ

1. Siapa sebenarnya Myers dan Briggs?
Mereka adalah ibu dan anak (Katharine Cook Briggs & Isabel Briggs Myers) yang menciptakan MBTI.

2. Apakah Myers & Briggs psikolog?
Nggak, mereka bukan psikolog profesional, tapi sangat terinspirasi dari teori Carl Jung.

3. Kenapa MBTI bisa populer banget?
Karena simpel, relatable, dan bikin orang gampang refleksi diri.

4. Apakah MBTI bisa berubah seiring waktu?
Bisa aja. MBTI lebih fokus ke preferensi, dan preferensi manusia bisa fleksibel.

5. Apakah MBTI cocok buat seleksi kerja?
Nggak dianjurkan. MBTI lebih cocok buat refleksi diri, bukan buat nentuin kompetensi kerja.

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.