Kalau kamu sering menonton tayangan di televisi ataupun membaca buku, kamu akan sangat akrab dengan adegan dimana sosok protagonis diperlakukan tidak adil dan kemudian berkata “Harga diriku tidak dapat dibeli dengan uang”. Bentuk tayangan-tayangan seperti itu jugalah yang membentuk pola pikir kita soal harga diri. Kita tahu bahwa harga diri itu penting dan sangat berharga nilainya. Lantas, apakah benar kita sudah memperlakukan diri kita sesuai dengan persepsi yang kita bangun soal harga diri?
Hmm… maksudnya apa sih? Mungkin kalian berpikir begitu. Hal itu wajar, karena kita gemar melekatkan “harga diri” dengan perlakuan orang lain terhadap diri kita. Misalnya, ketika kita diperlakukan dengan tidak hormat, kita merasa orang tersebut telah mengingkari harga diri kita. Kita merasa orang tersebut tidak menjadikan harga diri kita penting. Padahal, harga diri juga membicarakan soal bagaimana diri kita memperlakukan diri sendiri, lho. Ini adalah suatu hal yang paling mendasar dari keberadaan harga diri— yang berulang kali kita lupakan. Nah, artikel ini akan mengupas tuntas soal apa sih sejatinya harga diri, pentingnya untuk kita, dan bagaimana kita menghargai diri sendiri sesuai dengan harga diri kita. Penasaran? Yuk simak!
Sebenarnya harga diri itu apa sih? Apakah ada hubungannya dengan nominal uang?
Tentu saja bukan. Harga diri itu sebenarnya adalah perasaan dalam dirimu bahwa kamu adalah orang yang baik dan layak diperlakukan dengan pantas. Oleh karena itu, tentu saja kamu selalu menggunakan harga diri sebagai alasan agar orang tidak memperlakukanmu semena-mena. Hal itu bagus, bagus sekali. Namun, tentu akan sayang sekali jika kenyataannya kamu malah memperlakukan diri sendiri secara kurang baik.
Hal yang penting dalam harga diri adalah penerimaan terhadap diri sendiri. Sayang sekali, seringkali kita melekatkan harga diri dengan pencapaian atau prestasi yang kita miliki— prestasi yang kita dapatkan melalui kompetisi dengan orang lain. Hal itu terkadang membuat kita enggan untuk berkolaborasi dengan orang lain karena selalu melihat pihak lain sebagai lawan. Tak hanya itu, kita juga tidak lagi dapat menoleransi kegagalan— karena kegagalan mendefinisikan diri kita secara personal sebagai orang yang gagal. Melekatkan harga diri dengan sesuatu di luar hal-hal yang kita dapat kontrol sepenuhnya justru akan menyakiti diri kita dan berujung kepada diri kita yang tidak lagi memperlakukan diri pribadi secara layak.
Lalu, harga diri yang baik asalnya dari mana?
Tentu dirimu sendiri. Kamu harus percaya bahwa setiap orang memiliki elemen dan tujuan yang unik dalam dirinya sehingga tidak dapat dinilai dari satu sudut pandang saja. Sebagai contoh, bayangkan jika kamu sedang ada dalam kelas olahraga yang mengharuskan kamu untuk berlari. Sementara itu, di kelasmu, ada seorang atlet muda cabang lari yang sedang mengasah kemampuannya untuk bertanding dalam pertandingan nasional. Kemudian, kamu melihat catatan waktumu lebih lambat nih daripada temanmu itu. Mungkin dalam hati kamu merasa kecil hati dan payah, tetapi sesungguhnya sangatlah tidak adil untuk dirimu sendiri memberlakukan standar yang sama ketika tujuan kalian jelas berbeda.
Contoh barusan hanyalah salah satu contoh dari banyaknya kasus-kasus serupa, dimana kamu membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain dan menjadikan hasil perbandingannya sebagai penentu keberhargaanmu. Kita menitikberatkan perhatian kita kepada penilaian dari orang lain dibandingkan diri kita sendiri. Tentu, kamu jadi tidak bisa memberikan penghargaan kepada dirimu sendiri tanpa syarat.
Mengapa sih menghargai diri tanpa syarat menjadi penting?
Ternyata, penilaian diri akan keberhargaan diri kita menjadi sangat penting terhadap kesehatan mental kita, lho. Studi dari University of Michigan menyebutkan bahwa mahasiswa yang mengaitkan harga dirinya dengan hal-hal eksternal (performa akademis, persetujuan orang lain, dsb.) mengalami lebih banyak stress, kemarahan, masalah akademis, dan konflik hubungan. Berkebalikan dengan itu, studi justru menyebutkan bahwa bagi orang-orang yang mengaitkan harga diri miliknya dengan hal-hal internal justru memiliki nilai yang lebih tinggi dan hidup yang lebih sehat. Intinya, sudah terbukti banget jika kamu ingin hidup seutuhnya, kamu harus menempatkan harga dirimu ke dalam orientasi yang tepat.
Bagaimana sih caranya aku mengembangkan harga diriku?
Setelah tahu seberapa pentingnya menempatkan perspektif harga diri yang tepat dalam hidup kita, berikut ada beberapa langkah yang dapat kamu lakukan untuk melakukannya menurut ahli:
1. Meningkatkan pemahaman kepada diri kita sendiri
Untuk bisa melihat harga diri secara tepat, kamu terlebih dahulu harus tahu nih tentang dirimu, apa yang menurutmu merupakan hal yang penting. Dengan itu, kamu akan merasa kamu akan menyadari bahwa kamu memiliki sense of purpose dalam hidup dan karenanya kamu adalah bagian penting dalam kehidupan. Ada banyak metode yang dapat kamu praktikkan, tetapi berikut metode yang direkomendasikan oleh Sicinski, seorang penulis self growth:
· Bayangkan kamu sedang ada dalam situasi terburuk dan semua hal yang kamu miliki diambil darimu, apakah kamu benar-benar bisa merasa baik-baik saja dengan dirimu sendiri?
· Apa hal-hal yang membuatmu senang (kemampuan yang kamu miliki, momen yang membawa perubahan untukmu)?
· Apa hal-hal yang menyakitimu? Apa hal-hal yang perlu kamu kembangkan?
Nah, supaya kamu makin paham dengan diri sendiri, kamu harus tahu kelebihan dan kekuatanmu. Coba deh ikut tes super power check dari Satu Persen supaya kamu mengetahui kelebihan dan kekuatan diri kamu.
2. Mencoba menerima diri sendiri
Setelah memiliki gambaran yang lebih baik soal dirimu sendiri, selanjutnya adalah belajar untuk menerima dirimu. Sebagai manusia, kamu tentu tidak luput dari kekuatan dan kelemahan dan merupakan hal yang penting untuk menerima dirimu seluruhnya. Kamu dapat mengulang-ulang kalimat penerimaan dirimu— terlepas dari kelebihan dan kekuranganmu, kamu menemukan kedamaian di dalam dirimu sendiri.
Untuk membantu penerimaan dirimu, kamu juga dapat belajar memahami bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelemahan, sama sepertimu. Oleh karena itu, kamu hadir di dunia bukan untuk berkompetisi dengan orang lain, melainkan untuk berkolaborasi dan saling melengkapi di tengah kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Mencoba membantu orang lain yang membutuhkan adalah upaya yang bagus untuk menerima diri.
3. Meningkatkan self love
Setelah kamu belajar menerima, saatnya kamu mulai berpraktik untuk mencintai dirimu sendiri. Kamu dapat belajar melihat dirimu berharga dan spesial terlepas dari segala kelebihan dan kekurangan yang kamu miliki. Kamu juga percaya bahwa dirimu mampu dan siap untuk mengalahkan segala tantangan dengan baik.
4. Membangun harga dirimu
Saat kamu sudah benar-benar menerima, bahkan mencintai dirimu sendiri, secara keseluruhan dan apa adanya, kamu sudah sampai kepada tahap untuk membangun rasa berharga terhadap dirimu sendiri. Kamu menjadi sadar bahwa kamu hadir bukan untuk memuaskan orang lain agar memberikan penilaian yang baik untuk drimu. Kamu tidak merasa kamu berharga hanya jika orang lain memandangmu demikian, tetapi keberhargaanmu berasal dari dalam diri, berlandaskan nilai, tujuan, dan hal lain yang penting buatmu. Kamu percaya bahwa kamu sosok yang kuat, sosok yang mampu merespon sesuatu dengan mempertimbangkan pertimbangan dirimu sendiri— bukan untuk menyenangkan orang lain.
Jika kamu telah melewati keempat tahapan di atas, kamu sudah dapat mampu berlatih bertanggung jawab untuk segala hal yang menjadi keputusanmu. Hal ini juga berarti segala tindakan yang kamu lakukan punya power yang besar untuk mengubah kehidupanmu sendiri. Hal yang harus kamu lakukan adalah bersandar kepada hal-hal yang dapat kamu kendalikan dan melakukan yang terbaik dalam hal tersebut— bukan berfokus kepada hal-hal yang tidak dapat kamu kontrol.
Jika kamu merasa kesulitan mengembangkan harga diri, aku menyarankan kamu berkonsultasi dengan ahlinya. Satu Persen menyediakan layanan mentoring online yang bisa banget kamu coba. Kamu bisa cerita ke mentor mengenai kesulitanmu saat membangun harga diri.
Semoga setelah membaca artikel ini, kamu semakin paham bahwa harga diri yang kamu miliki adalah terlebih bergantung kepada pandanganmu sendiri. Mau mendalami lebih lanjut soal topik ini? Kamu bisa membaca lebih lanjut soal self love disini. Kamu juga dapat mendapat lebih banyak insight soal cinta tanpa syarat melalui kanal youtube Satu Persen disini. Semoga artikel ini bisa membantumu, setidaknya Satu Persen setiap harinya, menuju hidup seutuhnya.
Referensi
PsychAlive Team. (2014, May 09). The Importance of Self-Worth. Retrieved October 10, 2020, from https://www.psychalive.org/self-worth/
Ackerman, C. E., MSc. (2020, September 01). What is Self-Worth and How Do We Increase it? (Incl. 4 Worksheets). Retrieved October 10, 2020, from https://positivepsychology.com/self-worth/
Foto: