Sering belanja banyak dibilang hedonis, makan makanan mewah dan mahal dibilang hedonis, pokoknya kalau ada kegiatan yang berhubungan dengan ‘menghambur-hamburkan uang’ selalu merujuk dengan kata hedonis atau hedon. Memangnya benar hedonis selalu berkaitan dengan gaya hidup yang konsumtif dan hura-hura?
Pada dasarnya, hedonisme adalah filosofi bahwa kesenangan merupakan suatu hal yang terpenting dari umat manusia, dan satu-satunya hal baik bagi individu. Menurut filosofi ini, tujuan hidup kita seharusnya memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan rasa sakit.
Jadi, apakah sebenarnya gaya hidup hedonis ini baik untuk kita lakukan? Lalu, kenapa makna hedonis di zaman sekarang ini menjurus ke arah konsumtif dan cenderung menimbulkan dampak buruk bagi penganutnya?
Kali ini, aku, Sista, Blog Writer dari Satu Persen akan mengulik sedikit mengenai hedonisme. Baca sampai bawah untuk mendapatkan keseluruhan insight-nya, ya!
Apa itu Kesenangan?
Kesenangan memiliki perspektif yang sangat luas. Mungkin yang sekilas terlintas tentang kesenangan adalah keadaan kenikmatan yang subjektif. Misalnya, tertawa bersama teman, makan makanan enak, doi punya perasaan yang sama, atau bahkan sekadar duduk santai setelah melewati kesibukan yang luar biasa.
Dalam filosofi hedonisme, memaksimalkan kesenangan bukan seperti hobi party till drop, belanja sepuasnya yang berlebihan, hura-hura yang mendarah daging, ataupun senang mentraktir teman tapi dengan hasil ngutang. Sebaliknya, mereka menikmati kesenangan sehari-hari dengan memaksimalkan semua indra dan memusatkan perhatian secara mendalam.
Misalnya, kamu senang meminum kopi di pagi hari. Kamu mungkin akan sangat menikmatinya saat meminum secangkir kopi tersebut. Mulai dari menghirup aromanya, merasakan kehangatannya, hingga menikmati bagaimana rasa kopinya.
Hal inilah yang merupakan contoh kesenangan dalam filosofi hedonisme. Ketika kamu memaksimalkan kesenangan, hal itu mampu memberikan kepuasan yang lebih besar buat kamu.
Kesenangan Bisa Menjadi Masalah
Ini yang sering disalahartikan oleh banyak orang tentang hedonisme. Terkadang, sebagian orang mengejar suatu kesenangan dengan mengorbankan banyak hal lain. Misalnya, menurut kamu perasaan senang adalah ketika kamu mampu memberi hadiah yang berharga kepada orang lain. Tapi, situasi keuangan kamu saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Kalau dipaksakan, kesenangan dalam hal ini bukan lagi motivasi yang baik, melainkan perasaan yang tak terkendali dan akan memberikan dampak yang buruk atau bahkan bisa menyiksa diri sendiri. Ini bukanlah perilaku yang hedonis. Tanpa kesenangan, perilaku tidak lagi hedonis.
Baca Juga: Mencari Kebahagiaan untuk Bisa Bahagia? Stop Sekarang!
Hedonisme Baik untuk Kesehatan Mental
Keadaan senang bisa mengurangi tingkat stres seseorang. Peneliti menunjukkan bahwa emosi yang menyenangkan akan berkaitan dengan pemikiran yang lebih luas, lebih kreatif, ketahanan yang lebih baik dan lebih sejahtera. Selain itu, hal ini juga ada kaitannya dengan kesehatan fisik yang stabil, dan umur yang panjang.
Dengan kata lain, kesenangan bukan hanya baik untuk kesehatan mental, tapi juga membantu kamu untuk hidup lebih menyenangkan dan lebih lama.
Coba Juga: Tes Sehat Mental
Salah satu studi melihat efek dari menikmati kesenangan sehari-hari ini dapat mengurangi angka depresi, masalah tidur, meningkatkan kesejahteraan psikologis, dan kepuasan hidup seseorang. Maka dari itu, mungkin kamu bisa mulai memberikan perhatian lebih dengan apa yang sedang kamu lakukan saat ini karena tampaknya ‘perhatian’ akan memberikan perasaan senang dan kesejahteraan dalam hidup.
Baca Juga: Filosofi Hedon: Bahagia Menjadi Seorang Hedon
Memaksimalkan kesenangan sehari-hari juga dapat digunakan sebagai terapi untuk mengurangi depresi loh, Perseners. Kalau kamu mengalami kesulitan dalam memaksimalkan perasaan senang dan diliputi rasa sedih namun tidak tahu penyebabnya apa, kamu bisa tanyakan langsung kepada Psikolog Satu Persen dengan mengikuti program konseling.
Klik banner di bawah ini untuk informasi lebih lanjutnya, ya!
Terakhir, gaya hidup hedonis atau memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan rasa sakit dianggap baik untuk membantu kamu #HidupSeutuhnya. Perlu diingat lagi, bahwa tanpa rasa senang, perilaku bukan dianggap hedonis. Terlalu memaksakan kehendak untuk mengejar kesenangan juga bukan perilaku hedonis.
Memaksimalkan kesenangan dapat dilakukan dengan menikmati sesuatu menggunakan seluruh indra kita. Selain itu, juga dengan memusatkan perhatian penuh terhadap apa yang kamu sedang lakukan saat ini.
Kalau kamu masih pengen belajar lebih dalam tentang Hedonis, kamu bisa cek video dari YouTube Satu Persen di bawah ini juga, ya!
Akhir kata, sekian dulu artikelku kali ini, ya. Sampai ketemu di artikel selanjutnya!
Referensi:
https://www.philosophybasics.com/branch_hedonism.html
https://theconversation.com/what-is-hedonism-and-how-does-it-affect-your-health-78040
https://bigthink.com/thinking/10-schools-of-philosophy-and-why-you-should-know-them/