Kenapa Orang Suka Curhat di Media Sosial? (Dampak dan Solusinya)

Kesehatan Mental
Fathur Rachman
15 Des 2021
dampak dan solusi curhat di media sosial
Satu Persen - Kenapa Orang Suka Curhat di Media Sosial?

Hi, Perseners! How’s life?

Kenalin gue Fathur Rachman, Part-time Blog Writer di Satu Persen.

Akhir-akhir ini banyak orang memilih jalan untuk mengutarakan keluh kesahnya di media sosial seperti di Twitter atau Instagram. Kasus seperti ini sering juga gue temukan di lingkungan pertemanan yang seringnya mereka curhat mengenai masalah perkuliahannya. Bahkan sampai selebriti pun ada yang memakai media sosial sebagai medium curhat tentang perkejaan hingga masalah hubungannya.

Kalau lo gimana, Perseners? Apakah lo memakai media sosial sebagai tempat curhat lo? Kalau gue sendiri pernah sesekali curhat di media sosial setelah gue putus dari mantan gue. Tujuannya tentu agar melepas emosi negatif dalam diri, sekaligus mendapatkan dukungan dan timbal balik yang diinginkan dari pengikut gue di media sosial.

Tapi, terkadang curhatan gue pun gak semudah itu diterima oleh temen-temen gue dan harus menghapus kembali tweet yang sudah diunggah atau mengklarifikasi tweet tersebut. Maka dari itu, sekarang gue lebih selektif untuk memilah curhatan yang akan diberikan.

Nah, sekarang lo jadi tau kan, kalau ternyata curhat di media sosial itu lagi nge-trend di kalangan remaja? Tapi, kenapa mereka memilih curhat di media sosial? Buat lo yang bingung, yuk kita bahas bareng-bareng!

Kenapa Orang Suka Curhat di Media Sosial?

curhat di media sosial
Sumber: memegenerator.net

Curhat atau juga dikenal sebagai ‘curahan hati’ adalah cara seseorang untuk mengungkapkan informasi tentang perasaan, pikiran, sampai kondisinya terhadap orang lain. Curhat dinilai ampuh untuk menghilangkan rasa stres akibat informasi yang membebani pikiran. Misalnya, permasalahan mengenai pekerjaan, keluarga, pasangan ataupun kekhawatiran lainnya.

Biasanya curhat diceritakan kepada orang yang dianggap dekat atau bakal lo percaya untuk memegang rahasia dan cerita lo. Tapi, bagaimana jika lo gak punya teman untuk curhat dan lebih memilih membagikan cerita lo ke media sosial pribadi?

Gak ada yang salah kok, Sob! Pemanfaatan platform media sosial untuk curhat malah bisa ngebuat lo lebih merasa lega dan puas karena telah mengutarakan perasaan lo. Terlebih jika lo mendapatkan respons positif seperti dukungan dan saran atas curhatan lo tadi.

Terdapat juga beberapa alasan orang senang curhat di media sosial. Beberapa di antaranya karena sulit atau gak ada waktu untuk curhat dan bercerita di dunia nyatanya.

Selain itu, pengikut lo di media sosial juga mudah untuk memberi reward kalau ternyata curhatan lo relatable sampai banyak yang nge-retweet atau membalasnya. Nah, perhatian dari pengikut lo ini semakin ngebuat lo terdorong untuk ingin lagi dan lagi curhat di media sosial pribadi lo.

Dampak Negatif Curhat di Media Sosial

dampak negatif curhat di media sosial
Sumber: twitter.com

Nah, sekarang lo udah tau alasan kenapa orang-orang lebih memilih curhat di media sosial, kan? Jadi, selanjutnya gue mau kasih tau dampak-dampak yang bakal lo terima jika lo melakukan hal yang satu ini. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!

1. Gak semua pengikut lo memiliki keahlian untuk membantu masalah lo

Mungkin lo memiliki pengikut yang banyak, tapi belum tentu semua dari pengikut lo bisa menanggapi curhatan dengan baik dan benar. Ibaratnya, lo itu sedang curhat ke banyak orang yang gak jelas itu siapa dan mood-nya sedang bagus atau gak.

Terlepas dari keterbukaan lo dengan segala informasi seperti kritik dan saran atas curhatan lo. Tapi, besar kemungkinannya juga kalau lo gak dapat solusi pas yang sedang lo butuhkan untuk lo denger. Malah sebaliknya kalau lo cerita pada orang yang salah, maka lo akan berpeluang untuk diomongin di belakang oleh temen lo. Bahkan bisa juga lo justru jadi bahan tertawaan mereka saja.

2. Jejak digital yang tidak akan pernah hilang

Terlepas lo sering curhat mengenai hal-hal yang positif dari diri lo. Tapi, gimana jadinya kalau lo curhat tentang hal negatif tentang kehidupan lo di media sosial? Tanpa lo pertimbangin dulu curhatan lo itu akan menyinggung banyak orang atau gak?

Nah, hal seperti ini bakal berpotensi untuk menjadi curhatan yang gue bilang debatable, alias menjadi perdebatan di kalangan netizen. Hal ini dikarenakan semua postingan lo itu akan tersimpan terus dalam jejak digital. Misalnya, ketika ada seseorang mencoba untuk menangkap layar (screenshot) ketika melihat postingan lo dan membagikannya ke orang lain dengan niat buruk. Who knows?

Ditambah hal ini akan berdampak kepada karier lo yang perlu dipertanggungjawabkan ketika lo memposting hal yang menjatuhkan tempat kerja lo. Atau sampai kehidupan pertemanan lo yang malah jadi dicaci maki karena lo menyindir teman lo secara jelas.

Maka dari itu, yang gue bisa saranin di kesempatan ini adalah lebih selektif dan mempetimbangkan secara rasional terlebih dahulu sebelum lo memutuskan untuk mengunggah curhatan lo ke media sosial pribadi.

3. Masalah dari curhatan lo jadi melebar

Siapa sih, yang gak mau curhatannya dibalas dengan komentar negatif? Tentu semua orang yang curhat di media sosial berharap menceritakan kondisinya dengan tujuan dapat dukungan dari orang lain.

Nah, alih-alih mendapat respons yang positif, gak jarang lo malah dapet hal yang ada di luar ekspektasi lo. Contohnya, bikin seseorang yang malah jadi sedih atau marah karena satu postingan lo. Hal ini tentu bakal ngebuat lo bingung sehingga permasalahan lo itu menjadi melebar. Bahkan curhatan lo itu bisa mengarah ke cyberbullying dan membuat curhatan yang awalnya sederhana, malah menjadi rumit.

Nah, yang lo bisa lakukan adalah dengan melakukan komunikasi asertif dalam setiap klarifikasi curhatan lo yang lo buat. Lo juga perlu menyusun perkataan lo agar gak menyinggung berbagai pihak yang sebenarnya bukan diperuntukkan untuk mereka.

Coba Juga: Tes Sehat Mental

Psikolog Online sebagai Tempat yang Aman untuk Curhat

Banyak tempat untuk mengutarakan emosi dari curhat lo yang menumpuk. Misalnya, lo bisa menghubungi pacar atau teman yang nyaman untuk lo ajak curhat. Bahkan keluarga terdekat seperti orang tua atau saudara yang lo benar-benar percaya bisa diajak berbagi informasi mengenai tantangan yang sedang lo alami.

Namun, tentu mereka semua memiliki batasannya masing-masing. Let’s say mungkin orang tua lo bisa memberikan dukungan buat lo, tapi gak bisa ngasih solusi karena lo gak bebas untuk curhat ke mereka. Atau mungkin ketika curhat ke temen lo, tapi lo takut untuk curhat berlebih yang bisa ngebuat mereka lelah untuk ngedengerin lo.

Begitu pula dengan curhat di media sosial yang udah gue ulas sebelumnya kalau banyak dampak dan tantangannya tersendiri. Tapi, tau gak Perseners, kalau udah banyak tempat-tempat secara online yang sudah menyediakan tempat untuk lo curhat, lho! Salah satunya adalah Satu Persen sendiri.

YouTube Satu Persen - Tanda Kamu Perlu ke Psikolog

Lo bisa ikut mentoring online. Dengan keberadaan mentor online, lo bisa bisa mendapatkan tenaga ahli yang memang fokus untuk memberikan layanan kesehatan untuk lo. Selain itu, informasi dan privasi lo pun akan terjaga. Maka dari itu, lo gak usah khawatir lagi jika ingin bercerita banyak kepada mentor ini.

Tentunya, curhat sama mentor di Satu Persen bisa lebih ngebantu lo menghadapi berbagai permasalahan yang lo alami. Jadi, lo gak perlu curhat di media sosial lagi, deh! :D

Untuk lebih jelasnya, lo bisa klik banner di bawah ini untuk mendapatkan informasi lebih detail tentang layanan mentoring di Satu Persen.

Mentoring-5

Akhir kata, gue Fathur dari Satu Persen. Selamat menjalani #HidupSeutuhnya!

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.