Mengenal 5 Jenis Gangguan Kecemasan (Mungkin Kamu Mengalami Gejalanya)

Kesehatan Mental
Dimas Yoga Maha Putra
18 Nov 2021
Jenis Gangguan Kecemasan - Anxiety
Satu Persen - 5 Jenis Gangguan Kecemasan

Halo, Perseners! Gimana kabarnya?

Selama hidup, gue ataupun lo semua pasti pernah kan yang namanya mengalami kecemasan dari waktu ke waktu? Apalagi di saat pandemi seperti ini, perasaan cemas yang ada semakin menjadi-jadi. Bahkan, hal yang sebelumnya lo anggap biasa aja bisa jadi sumber rasa cemas yang mengerikan. Contohnya gak punya pasangan, gimana rasanya hidup sendirian, atau pun takut gak lulus kuliah.

Bagi beberapa orang, rasa cemas merupakan suatu reaksi yang wajar dan dapat hilang dalam waktu yang singkat. Namun, bagi sebagian orang lainnya, rasa cemas bukanlah hal yang wajar dan rasa cemas ini gak dapat menghilang dalam hitungan minggu, bulan, bahkan tahun.

Kalau rasa cemas ini dibiarkan begitu saja, seiring berjalannya waktu bisa-bisa dapat mengganggu kehidupan lo sehari-hari.

Jika hal ini terjadi, dapat dikatakan bahwa lo mengalami yang namanya gangguan kecemasan atau yang lebih dikenal dengan anxiety disorder.

Tapi, lo semua tau gak sih Perseners, kalau gangguan kecemasan atau anxiety disorder itu memiliki berbagai macam jenis, loh. Apa aja sih, itu?

Nah, di artikel kali ini gue akan membahas seputaran tentang 5 jenis gangguan kecemasan yang mungkin pernah atau sedang lo alami sekarang. Jadi, simak hingga akhir dan jangan lupa buat share ke teman-teman maupun kerabat lo. Selamat membaca!

Tapi sebelumnya, ada pepatah bilang, tak kenal maka tak sayang, semakin kenal tambah sayang. Jadi, kenalin nama gue Dimsyog (acronym dari Dimas Yoga). Di sini gue sebagai Part-time Blog Writer dari Satu Persen. Simak sampai habis, ya!

Baca juga: Panic Disorder: Atasi Gangguan Panik yang Ganggu Aktivitasmu

5 Jenis Gangguan Kecemasan

gangguan kecemasan - anxiety disorder
Sumber dari pixabay.com

Gangguan kecemasan adalah istilah umum untuk kecemasan berlebihan yang berada di luar kendali manusia. Nah, ternyata rasa cemas itu ada banyak jenisnya, loh. Tergantung dari gejala dan pemicu yang lo alami.

Mengalami rasa cemas adalah hal yang sangat wajar sekali. Salah satu contohnya mungkin lo sedang menunggu wawancara, hasil dari proyek di kantor, atau giliran menunggu ujian akhir di sekolah. Namun, rasa takut yang selalu muncul tanpa alasan itu bukanlah rasa takut yang wajar dan harus segera ditangani karena dapat menimbulkan korosi pada tubuh.

Alasan untuk ini adalah kecemasan yang berlebihan dapat berubah menjadi gangguan kecemasan, sejenis gangguan mental.

Generalized Anxiety Disorder (GAD)

generalized anxiety disorder
Sumber dari pexels.com

Dilansir Psychology Today, generalized anxiety disorder (GAD) adalah suatu keadaan yang kronis dimana penderita mengalami kecemasan dan ketegangan yang parah, seringkali tanpa sebab. Mereka yang menderita GAD secara teratur mengantisipasi bencana, sering mengkhawatirkan kesehatan, uang, keluarga, atau pekerjaan secara berlebihan. Hanya melewati hari membawa kecemasan.

Orang dengan GAD gak dapat menghilangkan kekhawatiran mereka, meskipun mereka biasanya menyadari bahwa sebagian besar kecemasan mereka gak beralasan. Orang dengan GAD mungkin gak dapat bersantai dan sering mengalami kesulitan tidur. Kekhawatiran mereka disertai dengan gejala fisik seperti gemetar, kedutan, ketegangan otot, sakit kepala, kulit iritasi, berkeringat, kepanasan, dan merasa pusing atau kehabisan napas.

Banyak orang dengan GAD mudah terkejut. Mereka cenderung merasa lelah, sulit berkonsentrasi, dan mungkin menderita depresi. GAD mungkin melibatkan mual, sering pergi ke kamar mandi, atau merasa seperti ada benjolan di tenggorokan.

Ketika tingkat kecemasan mereka ringan, orang dengan GAD dapat berfungsi secara sosial dan menahan pekerjaan, tetapi mungkin mengalami kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari yang paling sederhana jika kecemasan mereka parah.

Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)

Obsessive compulsive disorder - OCD - konsultasi psikolog
Sumber dari pexels.com

Dilansir Psychology Today, obsessive-compulsive disorder (OCD) adalah gangguan mental di mana orang mengalami pikiran, perasaan, gambar, atau sensasi yang gak diinginkan dan berulang-ulang (obsesi) dan terlibat dalam perilaku atau tindakan mental (kompulsi) sebagai tanggapan.

Seringkali seseorang dengan OCD melakukan kompulsi untuk menghilangkan atau mengurangi dampak obsesi sementara, dan gak melakukannya menyebabkan kesusahan. OCD bervariasi dalam tingkat keparahannya, tetapi jika gak diobati, OCD dapat membatasi kemampuan seseorang untuk berfungsi di tempat kerja, sekolah, atau rumah.

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

post-traumatic stress disorder
Sumber dari pexels.com

Dilansir Psychology Today, post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah trauma dan gangguan terkait stres yang dapat berkembang setelah terpapar suatu peristiwa atau cobaan di mana kematian atau kerusakan fisik yang parah terjadi atau terancam.

Orang-orang yang menderita gangguan tersebut termasuk pasukan militer, pekerja penyelamat, dan orang-orang yang selamat dari penembakan, pemboman, kekerasan, dan pemerkosaan. Anggota keluarga korban dapat mengembangkan gangguan juga melalui trauma gak langsung yang terjadi ketika seseorang dihadapkan pada cerita pengalaman trauma orang lain secara langsung (vicarious trauma).

Panic Disorder

panic disorder
Sumber dari pexels.com

Dilansir Psychology Today, panic disorder mengacu pada serangan panik yang tiba-tiba dan berulang disertai ketakutan dan ketidaknyamanan yang terus-menerus. Dan hal ini mencapai puncaknya dalam beberapa menit.

Selama waktu tersebut, individu mengalami gejala fisik seperti nyeri dada, jantung berdebar-debar, sesak napas, vertigo, atau gangguan perut, kadang-kadang disertai dengan rasa takut kehilangan kendali atau sekarat, menurut DSM-5.

Gejalanya mungkin tampak mirip dengan serangan jantung atau kondisi medis yang mengancam jiwa lainnya.

Agoraphobia

agoraphobia
Sumber dari pexels.com

Bagi sebagian orang, meninggalkan rumah bisa menjadi alasan untuk panik. Diterjemahkan dari bahasa Yunani sebagai "takut akan pasar," agoraphobia mengacu pada ketakutan akan tempat di mana sulit untuk melarikan diri, termasuk ruang terbuka yang besar atau area yang ramai, serta berbagai sarana perjalanan.

Orang dengan agoraphobia mungkin menghindari situasi seperti sendirian di luar rumah, bepergian dengan mobil, bus, atau pesawat terbang, berada di area ramai, berada di ruang tertutup seperti toko dan bioskop, atau berada di jembatan.

Orang dengan agoraphobia takut akan situasi seperti itu karena mereka fokus pada pemikiran bahwa melarikan diri mungkin sulit dalam keadaan darurat atau bantuan yang mungkin gak tersedia jika mereka mengembangkan gejala seperti panik atau gejala memalukan lainnya. Mereka merasakan ketidaknyamanan dan stres yang tinggi dan mungkin memerlukan kehadiran orang lain dalam situasi seperti itu.

Pikiran yang biasanya menyebabkan ketakutan dan kecemasan cenderung berubah seiring bertambahnya usia. Anak-anak seringkali takut tersesat, orang dewasa mungkin takut mengalami gejala seperti panik, dan orang dewasa yang lebih tua mungkin takut jatuh. Agoraphobia sering menyertai gangguan kecemasan lainnya (seperti gangguan panik atau fobia spesifik) dan gangguan depresi.

Biasanya, orang dengan agoraphobia membatasi diri pada zona aman yang mungkin hanya mencakup rumah atau lingkungan terdekat. Setiap gerakan di luar zona seperti itu menciptakan kecemasan yang meningkat.

Kapan Harus Ke Psikolog

Lo harus segera berkonsultasi pada psikolog, jika:

- Lo merasa sangat khawatir sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari lo (termasuk kebersihan, sekolah atau pekerjaan, dan kehidupan sosial lo).

- Kecemasan, ketakutan, atau kekhawatiran lo membuat lo tertekan dan sulit untuk lo kendalikan.

- Lo merasa tertekan, menggunakan alkohol atau obat-obatan untuk mengatasinya, atau memiliki masalah kesehatan mental lain selain gangguan kecemasan.

- Lo merasa kecemasan lo disebabkan oleh masalah kesehatan mental yang mendasarinya.

- Lo mengalami pikiran untuk bunuh diri atau melakukan perilaku bunuh diri.

Jika lo merasa bahwa lo memerlukan bantuan untuk mengatasi kecemasan lo, langkah pertama adalah menemui psikolog. Mereka dapat menentukan, apakah gangguan kecemasan lo terkait dengan kondisi kesehatan fisik yang mendasarinya.

Jika psikolog menemukan kondisi yang mendasarinya, psikolog akan memberi lo rencana perawatan yang tepat untuk membantu mengurangi kecemasan lo. Termasuk merujuk lo pada spesialis kesehatan mental untuk membantu mendiagnosis gangguan kecemasan yang lo alami.

Kalau lo atau teman terdekat lo mengalami gejala-gejalanya, segera konsultasikan ke psikolog supaya mereka akan cepat ditangani. Karena gangguan ini tentu sangat mengganggu kehidupan sosial, bukan?

Oh iya, lo bisa banget konsultasikan salah satunya ke psikolog Satu Persen dengan klik di bawah ini.

CTA-Blog-Post-06-1-17

Di Satu Persen, lo akan mendapatkan fasilitas konseling bersama psikolog selama 1 jam, tes psikologi, asesmen pra konseling, worksheet, dan terapi tentunya. Psikolog Satu Persen juga sudah mendapatkan izin yang sah, jadi jangan khawatir tentang kredibilitasnya.

Dan buat lo yang masih ragu, Satu Persen sudah punya banyak testimoni yang lo bisa baca di website-nya. Lo juga bisa mencoba ikut tes konsultasi terlebih dahulu supaya lo makin yakin apakah lo harus ikut konseling atau gak. Klik di sini ya! Jangan sampai gangguan kecemasan mengganggu kehidupan lo selamanya.

Mau ngingetin juga buat follow terus Instagram @satupersenofficial untuk dapat promo menarik untuk mentoring dan konseling atau kelas online tentang pengembangan diri. Selain itu, jangan lupa cek YouTube Channel Satu Persen, karena ada ada informasi menarik tentang kesehatan mental, pengembangan diri, dan karier yang akan di-update setiap harinya.

Akhir kata, sekian dulu tulisan dari gue. Semoga informasinya bermanfaat, ya! Dan pastinya selamat- menjalani #HidupSeutuhnya!

Referensi:

Agoraphobia | Psychology Today. (n.d.). Retrieved November 2, 2021, from https://www.psychologytoday.com/us/conditions/agoraphobia

Generalized Anxiety Disorder | Psychology Today. (n.d.). Retrieved November 2, 2021, from https://www.psychologytoday.com/us/conditions/generalized-anxiety-disorder

Panic Disorder | Psychology Today. (n.d.). Retrieved November 2, 2021, from https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/panic-disorder

Post-Traumatic Stress Disorder | Psychology Today. (n.d.). Retrieved November 2, 2021, from https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/post-traumatic-stress-disorder

Obsessive-Compulsive Disorder | Psychology Today. (n.d.). Retrieved November 2, 2021, from https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/obsessive-compulsive-disorder

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.