Zulmat malam mendekapku erat, keparat!
Memaksaku bersabda kembali akan puisi-puisi
Mengingat ayat-ayat suci kisah adorasi
Dengan suguhan segelas sumpah serapah
Pair jantungku ketika kubaca bait-bait tentangmu
Bumantara malam mendengarnya pun masygul hati
Bersama diksi-diksi yang telah lama mati
Kau telah abadi bersama pinar kirmizi
Berpendar bagai lazuardi di tengah caci maki
Paling berkilau di antara rasi-rasi
Asaku mengudara memintamu lahir kembali
Agar kau tahu jalan kisah kita seperti ini
Lalu dengan sengaja menghindari tragedi
Lantas dibuatmu aku dewana akan gemulai tubuhmu
Lembut suara dan belaianmu bak sarayu
Mabuk aku dalam ambu helaian rambutmu
Bajingan, aku berkhayal rupanya!
Tuhan maafkan bila aku ini banyak meminta
Tak usahlah kau simak dan tafsirkan
Bilamana takdir masih mengharuskanmu meninggalkan
Biarlah aku mati dalam jeratan angan dan ingatan
Tak usahlah kau pikirkan dan coba rasakan