Halo, Perseners! Kembali lagi dengan aku Anggi, Part-time Blog Writer di Satu Persen.
Pandemi COVID-19 memaksa kita melakukan hampir semua aktivitas dari rumah aja. Bersamaan dengan ini, mungkin muncul perasaan untuk jadi lebih produktif karena merasa memiliki lebih banyak waktu.
Kamu mungkin mulai membuat list serangkaian hal yang ingin kamu pelajari atau capai, seperti belajar bahasa asing, melakukan hobi, atau berolahraga. Rasanya seperti seolah-olah kamu harus memanfaatkan waktu dan kesempatan ini sebaik mungkin.
Tetapi ada kalanya produktif terus seharian masih membuat kamu merasa kurang karena belum memenuhi ekspektasi pribadi. Kamu mungkin berpikir, "seharusnya aku bisa melakukan lebih dari ini karena ada lebih banyak waktu."
Apabila kamu merasakan hal ini, mungkin kamu mengalami apa yang dikenal dengan productivity shame. Dan ini nggak boleh dibiarkan. Nah, untuk tahu kenapa, yuk kita lihat penjelasannya berikut ini.
Apa Itu Productivity Shame?
Menurut Rescue Time, setidaknya ada 2 definisi productivity shame:
Pertama, productivity shame adalah perasaan ketika kamu nggak pernah merasa cukup dari hal produktif apapun yang telah kamu lakukan. Nggak peduli berapa lama waktu yang kamu habiskan atau berapa banyak pekerjaan yang kamu selesaikan, akan selalu ada perasaan nggak puas atau kurang produktif.
Kedua, productivity shame adalah kondisi di mana kamu merasa nggak diizinkan untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang dianggap “nggak produktif”. Alhasil, muncul perasaan bersalah ketika kamu menghabiskan waktu istirahat. Seakan-akan aktivitas-aktivitas nggak produktif itu adalah sesuatu yang dilarang atau nggak pantas dilakukan.
Coba Juga: Tes Tipe Produktivitas: Kembangkan Potensi Diri!
Apabila dibiarkan, productivity shame bisa sangat membahayakan kesehatan mental kita, lho Perseners. Ketika kamu nggak bisa merayakan pencapaianmu atau melepas sejenak urusan pekerjaan, secara nggak langsung kamu telah membuka jalan bagi perasaan stres dan burnout untuk masuk. Nggak cuman itu, perasaan bersalah karena nggak cukup produktif juga bisa menghancurkan rasa percaya diri kamu, lho.
Parahnya, mentalitas productivity shame kerap dijadikan motivasi untuk bekerja lebih semangat setiap harinya. Tentunya, ini bukan cara yang tepat, ya.
Penyebab Productivity Shame
Ada banyak penyebab productivity shame. Untuk mengatasinya, tentu kita harus mengetahui akar masalah terlebih dahulu. Berikut beberapa penyebab productivity shame yang membuat kamu selalu merasa nggak cukup produktif.
1.Harga diri yang ditentukan oleh jumlah pencapaian
Bisa dibilang penyebab utama productivity shame adalah adanya kebiasaan mengaitkan harga diri dengan pencapaian.
Dengan kata lain, semakin banyak yang pekerjaan yang diselesaikan, maka kamu akan merasa semakin baik terhadap diri sendiri. Ini nggak salah, tapi nggak selamanya hari-harimu akan berjalan sesuai rencana. Pasti akan ada gangguan tak terduga yang menghalangi pencapaian tujuan kamu.
Namun, jika nggak berhenti menghubungkan produktivitas dengan harga dirimu, kamu akan terus-terusan mengalami productivity shame saat ada pekerjaan yang tertinggal atau nggak selesai, lho. Tentu ini melelahkan banget, kan?
2. Membuat goals yang nggak realistis
Hal kedua yang sering menjadi penyebab productivity shame adalah kebiasaan membuat tujuan yang nggak realistis. Ketika goals yang ditetapkan terlalu besar hingga nggak menghasilkan sesuatu, akhirnya kamu akan lebih mudah kecewa.
Nggak cuman itu, salah satu keburukan dari menetapkan goals terlalu besar adalah kamu terlalu fokus untuk melihat hasil akhirnya, dibanding menikmati prosesnya. Dengan kata lain, kamu nggak akan merasa puas sampai kamu benar-benar meraih goals yang sudah kamu tetapkan.
3. Membandingkan diri dengan orang lain
Sadar nggak sosial media kini sangat memengaruhi cara kamu berpikir? Melihat orang-orang melakukan berbagai hal baru atau melihat pencapaian-pencapaian mereka mungkin membuat membuat kamu ingin merasakan apa yang mereka rasakan.
Ketika kamu membandingkan dirimu dengan hidup orang lain, kamu akan merasa malu karena nggak seproduktif mereka. Kamu merasa seolah-olah jauh tertinggal padahal mungkin saja waktu 'start' kamu memang berbeda dengan mereka.
Baca Juga: Self Awareness: Mengatasi Rasa Tertinggal dari Orang Lain
Cara Menjadi Produktif Tanpa Mengalami Productivity Shame
Agar tetap termotivasi dan fokus pada pekerjaan yang bermakna, kita tidak bisa membiarkan productivity shame mengambil alih. Jadi bagaimana kita mengatasi hal ini? Berikut beberapa cara menjadi lebih produktif tanpa productivity shame:
1.Berhenti mengukur harga dirimu dengan pencapaian
Langkah pertama untuk mengatasi productivity shame adalah berhenti mengaitkan harga diri dengan pencapaian. Dalam hal ini, jangan menilai diri kamu berdasarkan banyaknya pekerjaan yang kamu selesaikan dalam sehari atau banyaknya pencapaian yang berhasil kamu raih.
Soalnya, kebiasaan Ini cuma akan terus membuat kamu merasa nggak puas meski sudah cukup produktif. Jika kamu ingin terbebas dari productivity shame, kamu perlu memahami apa definisi “cukup” menurutmu. Ini nggak mudah, tapi bisa membantu kamu untuk menjalani kegiatan dengan lebih produktif dan lebih sehat.
2. Membuat tujuan yang realistis
Langkah selanjutnya untuk mengatasi productivity shame adalah membuat tujuan yang realistis. Apabila goals kamu nggak realistis dan sulit untuk diraih, kamu hanya akan merasakan productivity shame ketika gagal meraihnya. Namun, apabila kamu membuat tujuan yang realistis dengan mempertimbangkan kemampuanmu, maka kamu akan lebih mudah untuk menjalani prosesnya dan merasa jadi lebih produktif.
Baca Juga: Memahami Tujuan Hidup: Cara Merencanakan dan Bagaimana Mencapainya
3. Nggak membandingkan diri sendiri dengan orang lain
Cara menghindar productivity shame selanjutnya yang bisa kamu lakukan adalah stop membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Nggak adil rasanya membandingkan dirimu sendiri dengan orang lain ketika kamu nggak sepenuhnya hidup dalam kondisi dan ujian yang serupa.
Ingatlah aturan nomor #4 dari buku 12 Rules For Life dari Jordan B. Peterson, yaitu "Bandingkan diri kamu dengan siapa kamu kemarin, bukan dengan siapa orang lain hari ini”.
Coba ingat-ingat perjuangan dan pencapaianmu hingga saat ini. Tanpa kamu sadari, mungkin sudah banyak hal yang kamu lalui dan juga pelajari.
4. Menghargai setiap perkembangan yang kamu lakukan
Dalam hal menjadi produktif, konsistensi adalah kunci utama dalam meraih tujuanmu. Nggak harus progres-progres besar, tapi progres-progres kecil yang secara konsisten dan terus menerus dilakukan.
Nah, itulah beberapa hal tentang productivity shame, mulai dari definisi, penyebab, hingga cara menghindarinya. Dengan membaca blog ini, tandanya kamu sudah memiliki keinginan untuk berubah menjadi lebih baik setidaknya satu persen setiap harinya. Kamu mungkin juga mulai menyadari bahwa menjadi produktif itu nggak terlalu menyulitkan apabila dilakukan dengan cermat dan baik.
Yuk Praktikkan Produktivitas yang Tepat dengan Ahlinya!
Untuk berubah dan menghilangkan productivity shame, memang butuh waktu yang panjang dan kamu mungkin akan menemukan kesulitan selama prosesnya. Tapi nggak perlu khawatir, kamu bisa coba ceritakan masalah atau kesulitan yang kamu temukan dengan para mentor ahli di Satu Persen.
Nggak cuma bantu selesaikan masalah yang kamu temui, tapi para mentor juga akan bantu kamu untuk mengenal diri kamu lebih dalam lagi dengan memberikan serangkaian Tes Kepribadian, Minat Diri, dan Kesehatan Mental. Untuk informasi lebih lengkapnya, coba klik gambar di bawah ini:
Selain dengan membaca artikel ini, kamu juga bisa menemukan tips-tips lain seputar produktivitas melalui YouTube Satu Persen, lho. Salah satunya kamu bisa coba tonton video di bawah ini, nih:
Berakhir sudah penjelasan dariku mengenai productivity shame. Aku Anggi Part-time Blog Writer di Satu Persen pamit undur diri. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!
Sources:
- Altrogge, Stephen. (2020). Productivity shame: Why you never feel like you’ve done “enough” (and what to do about it). Rescue Time. Retrieved, 11 February 2022, from https://blog.rescuetime.com/productivity-shame/
- Guided Wellness. (n,d). Do You Have Productivity Shame?. Retrieved, 12 February 2022, from https://guidedwellnesscounselingut.com/productivity-shame/
- Zakrajsek, Lauren. (2019). Productivity Hacks: Ditch the Productivity Shame Guilt Trip. Retrieved, 12 February 2022, from https://www.nifs.org/blog/productivity-hacks-ditch-the-productivity-shame-guilt-trip