Solusi Biar Nggak Galau Memilih Karier: Pilih Passion atau Uang ?

Pemahaman Diri
Rebecca Meliani Sembiring
28 Des 2021

Halo, Perseners! Gimana kabarnya?

Sering nggak sih kamu mendengar pertanyaan: Apa sih cita-citamu? Jawabanmu mungkin beragam. Mungkin ada di antara kamu yang

bermimpi ingin jadi dokter, insinyur, pengusaha, atau nggak muluk-muluk—menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara.

Hmm… membicarakan soal masa depan memang kadang membingungkan. Pasalnya, terkadang kita tidak benar-benar tahu nih apa yang sebenarnya kita inginkan—atau mungkin kita sebenarnya tahu sih apa hal yang membahagiakan untuk kita kerjakan, tetapi bingung apakah profesinya akan menghasilkan uang. Lantas, apa nih yang harus kita pilih?

Tenang… buat kamu yang sedang galau memikirkan pilihan jurusan kuliah atau buat kamu freshgraduate yang bingung akan pilihan karier yang harus kamu pilih, tulisan ini buat kamu. Semoga tulisan ini bisa membantu kamu mendapat insight lebih banyak dalam menentukan pilihan ya!

Hmm… tetapi sebetulnya, mana sih yang lebih penting?

Jawabannya… keduanya sama-sama penting. Uang dan passion adalah dua elemen penting yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan pilihan karier.

Passion berperan sebagai pembakar semangat— memberikan dorongan dan emosi yang kuat dalam melakukan sesuatu meskipun dihadang tantangan atau hambatan sepanjang prosesnya.  Tanpa hadirnya passion, tentu kita tidak akan memiliki keinginan kuat untuk berkembang dan berprestasi di suatu hal.

Prestasi dan kemampuanmu dalam menjalankan suatu pekerjaan tentu juga akan mempengaruhi income yang kamu terima. Kalau kamu sudah terkenal akan keahlianmu itu, mungkin saja kamu bisa mendapatkan bayaran di atas rata-rata.

Uang juga adalah aspek yang tak kalah pentingnya, sebuah insentif yang dapat dimanfaatkan atau dibelikan hal-hal yang kamu inginkan dan butuhkan untuk menunjang kehidupanmu. Tak hanya itu, kenyataan bahwa kamu dibayar dalam suatu pekerjaan berarti bidang keahlianmu dibutuhkan oleh orang lain.

Bagaimana pun juga, selain sebagai bentuk aktualisasi diri, karier adalah bukti kontribusimu untuk masyarakat yang lebih luas, bukan?

Pertanyaan yang seharusnya muncul adalah apakah benar kita harus selalu memilih salah satunya? Apakah kita tidak dapat memilih keduanya? Tentu bisa. Dunia tidak sehitam putih itu, terkadang kita tidak harus memilih antara A dan B tetapi dapat mendapatkan keduanya sekaligus.

Hanya saja tidak semua hal yang menjadi passion buatmu dapat menghasilkan uang dan sebaliknya, tidak semua hal yang dapat menghasilkan uang adalah hal-hal yang kamu senangi untuk dikerjakan. Jadi, kamu harus memilih irisan dari keduanya.

Bukannya “follow your passion” itu adalah yang terpenting ya? Nominal uang kan akan selalu mengikuti….

Ternyata, gagasan super optimis ini tidak selalu tepat, lho. Realitanya, dunia ini penuh dengan hal-hal hal yang tidak dapat ditebak— termasuk kebutuhan masyarakat akan profesi yang kita lakoni. Sebagai contoh, kamu punya passion di bidang public speaking.

Kamu punya profesi menjadi MC di banyak pentas seni atau perayaan ulang tahun. Jelas, pekerjaan ini sesuai dengan passion-mu dan mampu menghasilkan uang.

Namun, saat tiba-tiba pandemi menyerang dan acara berkumpul-kumpul dilarang, ketika segala acara pentas seni atau perayaan ulang tahun dibatalkan, kebutuhan akan jasamu menyusut sekali.

Akibatnya, mungkin kamu tidak lagi mendapatkan panggilan job sebagai MC. Melalui contoh ini, kamu dapat memahami bahwa banyak sekali aspek eksternal yang mempengaruhi kebutuhan akan profesi kita— yang lantas juga mempengaruhi source of income kita.

Oleh karena itu, fleksibilitas untuk dapat menyesuaikan diri agar mendapatkan keseimbangan di antara uang dan passion selalu penting.

Selain daripada aspek eksternal yang berubah-ubah dan sulit ditebak, ada juga nih hasil riset yang membahas soal bagaimana persepsi kita soal passion bisa membawa kita ke dalam beberapa kesulitan pengembangan karier.

Survei terbaru Deloitte kepada 3000 pegawai penuh waktu di US menyatakan bahwa hanya 20% dari antara mereka yang menyatakan bahwa diri mereka tidak benar-benar passionate melakukan apa yang menjadi pekerjaan mereka.

Riset lainnya bahkan menyatakan bahwa kita sebenarnya tidak benar-benar tahu bagaimana cara menentukan passion kita.

Menentukan Passion

Berikut hal-hal sebaiknya dipahami sebelum menentukan passion menurut Jon M. Jachimowicz dan tim:

1. Jangan menunggu sampai kamu menemukan passion-mu!

Mungkin banyak di antara kita yang resah karena belum tahu apa sih sebenarnya passion-mu. Mungkin ada juga yang bingung karena belum mendapatkan karier yang sesuai dengan passion yang dimiliki.

Kenyataannya, passion bukan hal yang menetap. Sebaliknya, passion itu bertumbuh seiring dengan eksperimen kita mencoba berbagai macam hal. Bisa jadi kita mencoba suatu hal yang sama sekali baru dan lantas merasa cocok melakukannya. Saat mungkin passion kita terdahulu berganti menjadi yang baru.

Jangan limitasi dirimu untuk menentukan passion dari hal-hal yang sudah pernah kamu rasakan atau coba sebelumnya. Daripada menggunakan mindset bahwa passion adalah suatu hal yang menetap sedari awal dan tidak dapat berubah lagi, lihatlah passion sebagai sesuatu yang dapat berkembang seiring kamu mencoba dan melakukan sesuatu.

Intinya, jangan buat “passion” sebagai penghalang untuk mengeksplor banyak hal baru.

2. Fokus kepada hal-hal yang kamu pedulikan, bukan hal-hal yang hanya membuatmu senang.

Passion seringkali dilekatkan dengan kesenangan. Padahal, passion tidak hanya berbicara soal itu, tetapi juga soal nilai-nilai hidup dan dampak yang ingin kita berikan kepada orang lain.

Berdasarkan riset, orang-orang yang percaya passion adalah cara untuk mencapai kesenangan ternyata cenderung kurang sukses mencapai karier yang diinginkannya daripada orang-orang yang mengasosiasikan passion kepada hal-hal yang penting baginya.

Sebabnya, mindset terhadap passion yang dilekatkan dengan kesenangan semata membuat banyak orang tidak sanggup bertahan dalam kesulitan yang mengiringi hal tersebut. Padahal, kesulitan akan selalu ada dalam kehidupan kita.

Wah, ternyata passion tidak selalu tepat untuk dijadikan landasan utama pilihan karier ya. Jika pendekatan kita terhadap passion salah, mungkin saja akan menutup banyak kemungkinan hal yang dapat kita lakukan dalam kehidupan kita kelak.

Coba Juga: Tes Prospek Karir Digital

Nah, apakah kamu masih galau dalam memilih passion atau uang?

Sebenarnya, kamu bisa memilih dua-duanya, kok. Kamu nggak perlu memperlakukan passion atau uang sebagai dua entitas yang berbeda dan harus dipisahkan. Karena, mereka bisa berjalan bebarengan.

Di sekeliling kita, ada banyak orang yang mengejar karier sesuai passion-nya, dan lihatlah di mana mereka sekarang! Mereka menjadi orang yang sukses, berhasil dalam hidup, dan yang paling penting: mereka bahagia.

Kamu juga ingin menjadi orang sukses seperti mereka, kan? Bagaimana dengan langkah selanjutnya?

Jangan khawatir, karena kamu bisa menggunakan salah satu layanan dari Jobhun. Kamu bisa mendaftarkan diri di Jobhun Ask Career, sebuah layanan yang dapat menghubungkan kamu  dengan mentor pilihan untuk berkonsultasi secara one-on-one. Dengan background dan pengalaman yang terverifikasi, para mentor akan memandumu untuk membantu menentukan jalur kariermu. Termasuk apa yang harus kamu lakukan mengenai passion dan uang, sehingga kamu dapat berkarier sesuai apa yang kamu cita-citakan dalam hidup.

Kunjungi website jobhun.id, pilih mentor dengan background yang sesuai dengan tujuanmu dalam berkonsultasi, and you’re good to go! Selamat berkonsultasi dengan mentor yang akan membuka jalur kariermu menuju masa depan yang kamu mau. Kalau kamu butuh konsultasi terkait pengembangan diri, kamu juga bisa mencoba layanan mentoring Satu Persen.

Semoga artikel ini dapat membantumu untuk menjadi lebih baik, setidaknya Satu Persen setiap harinya, menuju #HidupSeutuhnya.

Referensi:

Jachimowicz, J. (2019, October 15). 3 Reasons It's So Hard to "Follow Your Passion". Retrieved September 04, 2020, from https://hbr.org/2019/10/3-reasons-its-so-hard-to-follow-your-passion

Moeller, J., Ph.D. (2017, May 15). Passion 101. Retrieved September 04, 2020, from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/passion-101/201705/passion-101-0

Myers, C. (2018, February 23). How To Find Your Ikigai And Transform Your Outlook On Life And Business. Retrieved September 04, 2020, from https://www.forbes.com/sites/chrismyers/2018/02/23/how-to-find-your-ikigai-and-transform-your-outlook-on-life-and-business/

Sumber foto:

https://thumbor.forbes.com/thumbor/fit-in/1200x0/filters%3Aformat%28jpg%29/https%3A%2F%2Fblogs-images.forbes.com%2Fchrismyers%2Ffiles%2F2018%2F02%2Fikigai-1.png

https://unsplash.com/photos/TamMbr4okv4

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.