Key Takeaways
- Storytelling bikin presentasi data lebih hidup dan mudah diingat.
- Gabungan antara narasi kuat, visual menarik, dan penyampaian percaya diri akan bikin audiens lebih terhubung.
- Teknik ini bukan cuma buat orang marketing tapi penting buat siapa pun yang ingin didengar.
- Pelatihan story telling bantu Anda mengubah angka kaku jadi cerita inspiratif yang menggerakkan tindakan.
- Produk seperti In-House Training cocok untuk tim atau organisasi yang ingin upgrade skill komunikasi visual secara langsung.

Pernah nggak sih, Anda duduk di sebuah presentasi, melihat tumpukan grafik, angka, dan bullet point yang seakan nggak pernah selesai terus merasa: “kami nggak paham apa-apa, padahal ini penting”?
kami pun pernah. Dan yang kami sadari, masalahnya bukan di datanya. Tapi di cara data itu disampaikan.
Banyak dari kita mengira bahwa data yang lengkap dan informatif sudah cukup untuk membuat presentasi sukses. Padahal, data hanyalah bahan mentah. Tanpa dikemas dengan narasi dan visual yang tepat, data justru bisa membuat audiens lelah, bingung, bahkan bosan.
Di sinilah teknik storytelling dalam presentasi data dan gagasan menjadi sangat penting. Storytelling bukan berarti “membumbui” fakta dengan drama, tapi bagaimana menyusun alur, konteks, dan pesan agar data punya makna yang relevan dan mudah dipahami.
Sekarang bayangkan kalau Anda bisa membuat data Anda:
- Disambut dengan anggukan kepala, bukan alis mengernyit
- Dipahami dalam satu menit, bukan setelah lima slide
- Diingat dan bahkan dikutip oleh audiens setelah presentasi selesai
Itulah yang menjadi fokus dari pelatihan storytelling untuk presentasi data dan gagasan. Pelatihan ini bukan cuma ajarkan teknis PowerPoint, tapi membantu Anda menyusun cerita yang menyentuh akal dan emosi audiens baik di dunia bisnis, pendidikan, organisasi, atau bahkan lomba presentasi.
Misalnya, dalam pelatihan yang pernah kami ikuti di Life Skills x Satu Persen, kami diminta mengambil satu data mentah dan mengubahnya jadi presentasi berdurasi 3 menit. Bukan asal tampil. Kami belajar merumuskan pesan kunci, memilih grafik yang tepat, hingga menyusun narasi dengan struktur cerita. Dan hasilnya? Beda jauh.
Kabar baiknya, pelatihan semacam ini sekarang semakin banyak tersedia baik online maupun offline. Bahkan Anda bisa membawa pelatihannya langsung ke organisasi Anda lewat In-House Training. Formatnya lebih fleksibel, personal, dan bisa menyesuaikan kebutuhan tim secara spesifik.
Tapi sebelum kita bahas bagaimana caranya storytelling bikin presentasi Anda lebih powerful, mari kita kupas dulu satu pertanyaan mendasar: Kenapa sih penting banget belajar storytelling buat presentasi?
Kenapa Storytelling Itu Penting Banget?
Kita hidup di era data. Tapi terlalu banyak data tanpa cerita akan berujung satu hal: di-skip. Menurut pengalaman kami, baik saat pitching ide ke dosen, presentasi organisasi, maupun menyampaikan laporan ke atasan, kami menyadari satu hal penting—yang bikin audiens antusias bukan datanya, tapi ceritanya. Cerita membuat audiens paham kenapa data itu penting, apa yang harus dilakukan, dan bagaimana itu berdampak pada mereka.
- Cerita Menyentuh Emosi
Otak kita lebih mudah mengingat cerita daripada angka. Bahkan, riset di bidang psikologi kognitif menunjukkan bahwa informasi yang disampaikan melalui narasi jauh lebih mudah diingat karena berkaitan langsung dengan pengalaman dan emosi audiens.
Ketika Anda menampilkan data dengan konteks cerita, data itu jadi hidup. Misalnya, bukan cuma bilang “65% mahasiswa merasa stres menjelang ujian”, tapi mulai dengan:
“Bayangkan Anda berada di ruang kelas, dua hari sebelum UAS, dengan kepala penuh pikiran dan jam tidur berantakan…”
Cerita seperti ini membuka ruang empati, membangun koneksi, dan meningkatkan daya pengaruh Anda. - Mempermudah Pengambilan Keputusan
Presentasi yang membingungkan adalah penghalang terbesar untuk aksi. Sedangkan storytelling yang tepat justru memandu audiens membuat keputusan dengan lebih cepat. Dalam dunia kerja, hal ini sangat krusial. Terutama kalau Anda seorang analis, project manager, atau bahkan dosen pembimbing skripsi. Cerita yang jelas membantu Anda menuntun audiens dari:
data → insight → keputusan
Kalau Anda punya data bagus tapi tidak bisa menyampaikan dengan baik, potensi idenya hilang begitu saja.

Bagaimana Cara Membuat Presentasi Data yang Inspirasional?
Bagaimana cara membuat presentasi data yang benar-benar inspirasional? Kuncinya bukan hanya pada angka, tapi pada cerita yang Anda bangun dari data tersebut. Pertama-tama, Anda perlu memahami pesan inti yang ingin disampaikan apa insight yang paling penting dan relevan untuk audiens Anda. Setelah itu, susun narasi yang logis dan menyentuh secara emosional: mulai dari latar belakang masalah, konflik atau tantangan, hingga solusi yang Anda tawarkan. Data bukan untuk ditampilkan seadanya, tapi dikurasi dan divisualisasikan dengan tepat agar lebih mudah dipahami. Gunakan elemen visual seperti grafik, warna, atau ilustrasi yang mendukung cerita, bukan yang membingungkan audiens. Desain slide juga perlu diperhatikan hindari teks yang terlalu banyak dan pilih layout yang sederhana tapi kuat secara visual. Saat menyampaikan, perkuat pesan Anda dengan intonasi suara, kontak mata, dan gestur tubuh yang selaras dengan narasi. Terakhir, berikan momen jeda di bagian penting, agar audiens punya waktu untuk mencerna dan meresapi makna yang Anda sampaikan. Ketika data Anda disampaikan dengan hati dan cerita yang menyentuh, bukan tidak mungkin audiens akan bertindak, berubah, atau bahkan terinspirasi.
Nah, sekarang saatnya masuk ke bagian teknis. Berikut beberapa langkah praktis yang bisa Anda mulai dari sekarang:
- Mulai dari “Kenapa Audiens Harus Peduli?”
Setiap cerita yang kuat dimulai dari kenapa. Jangan langsung buka dengan grafik atau angka. Bangun dulu masalah atau konteks yang membuat audiens peduli. - Declutter Data
Banyak orang berpikir semakin banyak grafik, semakin meyakinkan. Padahal tidak. Kurangi visual yang tidak perlu. Hapus label yang tidak penting. Highlight angka yang penting.
Fokus pada satu pesan kunci per slide. Jangan semua ingin dimasukkan dalam satu waktu.
Produk lain yang bisa bantu Anda kuasai hal ini adalah: program Data Storytelling Express dari Bengkel Slide. Format workshopnya 1 hari dan sangat hands-on. - Gunakan Struktur Cerita
Pakai pola klasik: pembuka – konflik – solusi – dampak. Ini bisa membantu audiens memahami urutan logis dan memberi ruang untuk mengingat. Jangan lupa tambahkan elemen kejutan kecil atau twist di tengah agar cerita lebih menarik. Misalnya:
- Awali dengan fakta yang relatable
- Tambahkan karakter (bisa berupa tokoh nyata, klien, atau audiens itu
sendiri)
- Akhiri dengan tindakan nyata atau refleksi - Latihan dan Dapatkan Feedback
Anda tidak akan langsung mahir. Tapi latihan secara konsisten dan mendapatkan feedback dari orang yang tepat akan mempercepat proses belajar. Dalam pelatihan seperti yang ditawarkan Life Skills x Satu Persen, peserta diajak presentasi secara langsung lalu diberikan feedback real-time oleh trainer. Ini priceless banget.
Kesimpulan

Pada akhirnya, kemampuan bercerita yang efektif bukan lagi sekadar pelengkap, tapi sudah menjadi kebutuhan penting bagi siapa pun yang ingin didengar, dipahami, dan diingat. Baik Anda seorang mahasiswa, profesional muda, atau karyawan perusahaan, storytelling akan membantu Anda mengubah data dan ide menjadi presentasi yang lebih menarik, berdampak, dan menginspirasi audiens. Kabar baiknya, skill ini bukan bawaan lahir—tapi bisa dilatih dan dikuasai siapa saja, termasuk Anda. Dengan pelatihan yang tepat, seperti program In-House Training dari Life Skills x Satu Persen, Anda bisa membangun narasi yang kuat, desain visual yang mendukung, serta menyampaikan pesan dengan percaya diri. Mulailah dari satu cerita kecil, satu slide sederhana, dan satu kesempatan untuk tampil. Karena dari sanalah pengaruh besar dimulai.
Pelatihan teknik storytelling bukan cuma tentang belajar “bicara bagus”. Ini tentang bagaimana Anda bisa mengubah angka menjadi aksi, ide menjadi pengaruh, dan presentasi biasa menjadi sesuatu yang membekas di benak audiens.
Jika Anda ingin tampil lebih meyakinkan di depan tim, klien, atau atasan… jika Anda ingin membawa gagasan Anda lebih dari sekadar slide demi slide… atau jika Anda ingin membantu tim Anda menjadi komunikator yang lebih berpengaruh dan percaya diri—maka In-House Training: Storytelling for Presentation dari Life Skills x Satu Persen bisa jadi langkah awal yang tepat.
Di sini, Anda dan tim akan dilatih untuk membangun cerita yang kuat dari data, merancang slide yang mendukung pesan, dan berlatih presentasi langsung dengan feedback dari fasilitator profesional.
Kami percaya, cerita yang baik bukan hanya mengisi ruang, tapi menggerakkan orang.
WhatsApp: http://wa.me/6285150793079
Email: [email protected]
Website: lifeskills.id
FAQ
1. Apakah pelatihan ini cocok untuk mahasiswa?
Ya, sangat cocok. Apalagi kalau Anda aktif organisasi, suka lomba presentasi, atau sedang menyusun skripsi. Skill ini akan membantu Anda tampil lebih meyakinkan.
2. Apakah harus jago desain dulu sebelum ikut pelatihan storytelling?
Tidak. Anda akan belajar prinsip-prinsip desain dasar yang mudah dipraktikkan. Bahkan PowerPoint sederhana pun bisa efektif kalau pesannya kuat dan visualnya bersih.
3. kami pemalu, apakah bisa tetap belajar storytelling?
Justru pelatihan ini akan membantu Anda mengasah kepercayaan diri lewat latihan dan simulasi presentasi. Mulainya dari yang kecil dan didampingi mentor.
4. Bisa nggak diadakan pelatihan ini secara online?
Bisa. Kami menyediakan format pelatihan online maupun onsite, termasuk in-house untuk perusahaan atau komunitas Anda.
5. Berapa durasi pelatihannya?
Umumnya 1–2 hari, tergantung format dan kebutuhan. Untuk in-house training, durasi bisa disesuaikan.