Menurutmu, kehidupan ideal itu seperti apa, sih?
Mayoritas dari kita akan menjawabnya dengan berbagai pencapaian hidup yang kita impikan. Jawabannya mungkin berkaitan dengan beberapa hal ini:
- Hidup kaya
- Punya pasangan hidup dan keluarga harmonis
- Berhasil mencapai gelar pendidikan setinggi-tingginya
- Mempunyai karir yang bagus dengan jabatan bergengsi
- Menikmati hidup dan sejahtera secara fisik dan psikologis
Tapi faktanya, beberapa dari kita mungkin belum mencapai kehidupan ideal yang kita impikan. Mengapa kehidupan ideal sulit untuk kita gapai?
Kalau menurut Satu Persen, jawaban singkatnya adalah:
Karena ketiadaan aset yang kita perlukan untuk menunjang kehidupan ideal kita!
Menurut Kurikulum Satu Persen, aset nggak cuma tentang uang, lho.
Perkenalkan, Kurikulum Satu Persen.
Ini adalah piramida aset kehidupan yang dapat dipenuhi oleh setiap manusia untuk menuju #HidupSeutuhnya.
Kenapa bentuknya segitiga? Kenapa sangat banyak aset yang include di dalamnya?
Kita hidup di dunia di mana:
- Semakin naik level, semakin sedikit orang yang mencapainya
- Semua orang nggak lahir dan mulai dengan titik mulai yang sama
- Dunia ini nggak ideal buat semua orang. Tapi, baik yang di atas maupun yang di bawah mesti sadar akan semua hal ini. Karena kita bisa naik atau turun sewaktu-waktu
- Hampir semua dari kurikulum ini nggak diajarin di sekolah!
Ada apa aja sih, di Level 1, 2, 3, atau 4? Sebelum kita bahas, kamu bisa ikuti tes Kurikulum Satu Persen buat tau keadaan aset level-per-level di hidupmu lewat tes di link ini.
Yuk, kita bahas bareng-bareng!
Level 1: Survive
Level 1 mencakup aset-aset kehidupan yang harus dipenuhi bagi seseorang untuk survive dalam kehidupannya dan menjalani kehidupan yang nyaman.
Ada apa aja sih, di Level 1?
Survival Needs
Dari dulu, kita pasti sudah familiar dengan kebutuhan dasar kita sebagai manusia: yaitu pemenuhan sandang alias pakaian, pangan alias makanan, papan alias tempat tinggal. Selain itu, ada kebutuhan dasar manusia yang nggak kalah penting: uang! Untuk kebutuhan survival, setidaknya besaran pengeluaran yang dimiliki seseorang tidak melebihi pendapatannya.
Prinsip yang harus dipegang oleh seseorang dalam memenuhi kebutuhan ini adalah: yang penting ada dulu! Nggak perlu pakaian dan rumah fancy, nggak perlu makanan enak. Yang penting, kebutuhannya sudah terpenuhi.
Cognitive & Linguistic Skill
Di zaman sekarang, kebutuhan berpikir dan berbahasa sudah menjadi kebutuhan dasar manusia. Kemampuan berpikir tingkat dasar--setidaknya lulus dari sekolah menengah merupakan bekal untuk memecahkan berbagai masalah kehidupan yang pasti akan kita hadapi. Kemampuan bahasa formal dengan pengetahuan akan EYD dan PUEBI juga menjadi kemampuan dasar yang diperlukan dalam hal pendidikan, pekerjaan, dan komunikasi.
Kadangkala, Bahasa Indonesia saja belum cukup! Bahasa Inggris, setidaknya tingkat dasar, diperlukan agar kita dapat bersaing dan tidak tertinggal arus globalisasi.
Basic Infrastructure
Infrastruktur dasar mengacu pada kebutuhan internet, gawai, dan keterampilan mengoperasikan teknologi. Kebutuhan internet dan gawai memiliki prinsip yang sama dengan survival needs: yang penting ada dulu! Sedangkan keterampilan teknologi adalah salah satu kunci untuk bertahan hidup di era digital. Minimal, seseorang dapat mengoperasikan komputer dan Microsoft Office secara dasar, membuat email, dan mengerti bagaimana cara mencari sesuatu di internet. Semakin banyak skill-set teknologi yang dipunya, tentu akan semakin baik.
Basic Relationship
Poin ini merujuk pada keberadaan support system yang dapat diandalkan di masa sulit serta ketiadaan hubungan negatif/toxic terhadap orang terdekat, seperti keluarga, pasangan, teman, atau rekan kerja.
Citizenship, Manner, & Etiquette
Adalah kesadaran seseorang terhadap perannya sebagai warga negara dan masyarakat. Minimal, seseorang tidak melakukan pelanggaran hukum, memiliki hubungan baik dengan masyarakat sekitar, mengetahui cara berkenalan dengan orang baru, serta berpenampilan rapi, bersih, dan wangi ketika berinteraksi dengan seseorang.
Level 2: Safety Net & Risk Management
Level 2 mencakup aset-aset kehidupan yang harus dipenuhi bagi seseorang untuk menjalani kehidupan dengan aman dan meminimalisir risiko kehidupan yang mungkin terjadi. Kita mungkin masih ingat bagaimana pandemi sebagai bencana global membuat kita kelimpungan akan berbagai hal. Itulah mengapa, penting bagi kita untuk mempersiapkan aset Level 2, sebagai bentuk usaha kita dalam meminimalisir segala risiko kehidupan.
Ada apa aja sih, di Level 2?
Risk Protection
Adalah bagaimana kesiapan individu dalam menghadapi risiko kehidupan, seperti penyakit, bencana, hingga kerusakan tempat tinggal. Pemenuhan aset ini dapat diawali dengan persediaan P3K dan disaster kit, aktivasi asuransi kesehatan--minimal BPJS sebagai asuransi kesehatan nasional, serta memproteksi tempat tinggal dengan alat seperti gembok, pagar, hingga CCTV.
Tak hanya itu, akan lebih baik apabila kita menyadari risiko yang mungkin mengintai area tempat tinggal kita. Misalnya, seseorang yang tinggal di daerah pegunungan aktif sebaiknya dapat menyadari bahwa daerahnya merupakan daerah rawan bencana, sehingga membutuhkan proteksi lebih untuk hidup yang lebih aman.
Financial Protection
Merupakan kesiapan secara finansial, misalnya dalam hal ketersediaan dana darurat ataupun tabungan, dalam menghadapi berbagai risiko kehidupan. Idealnya, seseorang memiliki dana darurat sebesar 3-6x pengeluarannya dalam sebulan.
Physical Health
Merujuk pada usaha yang dilakukan untuk menjaga kesehatan fisik dan meminimalisir risiko penyakit, seperti olahraga secara teratur, makan-makanan bergizi seimbang, serta tidur teratur.
Level 3: Happy, Healthy & Productive
Level 3 merujuk pada aset-aset yang dapat dipenuhi menuju kehidupan yang bahagia, sehat, dan produktif. Tidak seluruh aset dalam level ini wajib kamu penuhi, karena setiap orang memiliki jalan ninjanya masing-masing untuk menjadi produktif, sehat, dan bahagia. Pastikan kamu memenuhi beberapa aset diantaranya, ya!
Ada apa aja sih, di Level 3?
Mental Health & Anti-Aging
Aset ini mencakup bagaimana seseorang merasa sejahtera secara psikologis (kesehatan mental) dan memiliki pengaturan gaya hidup tertentu guna meningkatkan kualitas hidup. Seseorang dikatakan sehat secara mental apabila ia merasa sejahtera, baik secara psikologis, emosional, maupun sosial. Sementara itu, pengaturan gaya hidup bisa dilakukan melalui diet tertentu, perawatan terhadap wajah dan badan, serta menghindari faktor risiko kesehatan seperti rokok dan alkohol.
Hobbies & Entertainment
Merujuk kepada bagaimana seseorang menyediakan waktu, tenaga, dan sumber daya untuk mengembangkan hobi dan menikmati hiburan.
Spirituality
Adalah bagaimana seseorang memenuhi kebutuhan spiritual untuk terkoneksi dengan higher being dan ciptaan-Nya. Spiritualitas berbeda dengan religiusitas. Memenuhi kebutuhan spiritualitas tidak terbatas pada melakukan ibadah, lho! Seseorang dapat melakukan berbagai hal untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya, seperti meditasi dan melakukan kebersyukuran.
Meaningful Relationship
Apabila basic relationship pada Level 1 merujuk pada adanya support system dan ketiadaan hubungan toxic, maka meaningful relationship di Level 4 merujuk pada bagaimana seseorang memiliki hubungan bermakna dengan orang-orang terdekatnya (keluarga, pasangan, teman, kolega), hingga hubungan tersebut dapat memuaskan kebutuhan relasionalnya dan membuat hidupnya lebih bermakna.
Personal Growth & Career
Aset ini merujuk kepada bagaimana karir tidak hanya menjadi alat untuk pemenuhan kebutuhan (mencari uang), namun juga menjadi alat untuk bertumbuh secara pribadi. Seseorang yang memenuhi aset ini mampu menikmati pekerjaannya, memiliki peran penting di sana, mendapatkan gaji yang sesuai, produktif, namun tetap memiliki waktu dan sumber daya untuk mengembangkan diri di luar pekerjaan.
Philosophy & Meaning of Life
Aset ini memiliki makna mengenai tumbuhnya makna dan tujuan pada hidup seseorang, di mana seseorang yang memenuhi aset ini merasa bahwa hidupnya memiliki arah dan tujuan serta merasa puas dan dapat memaknai hidupnya dengan baik.
Personal Finance
Merupakan perencanaan keuangan demi kenyamanan hidup di masa depan, seperti melalui dana pensiun dan investasi. Bentuk tersebut merupakan peningkatan dari level sebelumnya, yakni dana darurat dan tabungan
Level 4: Freedom & Legacy
Pemenuhan aset kehidupan dalam Level 4 dapat membuat seseorang selangkah lebih maju untuk #HidupSeutuhnya, di mana seseorang dapat hidup dengan kebebasan dan mewariskan sesuatu untuk dunia dan orang-orang di sekitarnya.
Ada apa aja sih, di Level 4?
Business & Asset Creation
Menjadi wirausahawan adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan aset pribadi sekaligus memberikan dampak bagi masyarakat. Seseorang yang memenuhi aset ini telah mencapai kebebasan secara finansial, mempunyai usaha, bisnis, hingga pekerjaan sampingan.
Asset Management
Merupakan proteksi yang dilakukan terhadap aset-aset yang dimiliki seseorang, meliputi hadirnya passive income, pemahaman terhadap berbagai instrumen investasi, pemahaman terhadap bagaimana uang ‘bekerja’, serta proteksi terhadap aset yang dimiliki.
Self Actualization
Merujuk pada bagaimana seseorang dapat merasa puas dan bahagia terhadap kehidupannya, hingga aset finansial bukan lagi menjadi tujuan utama. Seseorang yang telah memenuhi aset ini dapat melakukan sebuah pekerjaan atas dasar kesenangan dan hobi, tanpa memikirkan profit, serta merasa puas dan bahagia dalam hidup.
Parenting & Teaching Other
Merupakan sebuah situasi di mana seseorang dapat mewariskan legacy (ilmu, harta, ataupun kekuasaan) kepada orang lain, merasa siap untuk memiliki anak/keturunan, dan memiliki keterampilan untuk mengajarkan skill kehidupan kepada orang lain.
Building Life Skills: A Step-by-Step Guide
Di awal chapter, kita sudah sempat membahas tentang bagaimana mungkin terdapat jarak antara kehidupan ideal dan kehidupan yang saat ini sedang kita jalani. Kita juga sudah mengulik aset-aset kehidupan pada Level 1 hingga Level 4 yang dapat membawa kita menuju kehidupan ideal.
Lalu, bagaimana cara kita dapat mencapainya?
- Ketahui dan sadari risiko yang kita punya!
Setiap individu pasti memiliki risikonya masing-masing; risiko yang perlu dimitigasi demi mencegah kehancuran hidup. Kita dapat mengambil contoh dari Johnny Depp--bagaimana seorang aktor terkenal sepertinya pun memiliki risiko kehidupan, karena tumbuh bersama kekerasan di masa kecilnya, yang mana dapat digolongkan sebagai hubungan toxic (Level 1). Akibatnya, berbagai risiko kehidupan seperti perceraian dan alkoholisme pun menimpanya.
Karenanya, tahapan pertama menuju kehidupan ideal adalah mengetahui dan menyadari risiko kehidupan yang kita miliki, yang biasanya datang dari tidak terpenuhinya Level 1 dan Level 2.
2. Penuhi level-per-level!
Kehidupan ideal dimulai dari terpenuhinya aset pada Level 1 dan 2. Bahkan, kita bisa menggunakan uang dan aset kita lainnya untuk memenuhi level 1 terlebih dahulu secara optimal, sebelum melangkah ke level 2.
Misalnya, ketika kita sudah memenuhi kebutuhan pangan dengan cukup (Level 1), kita bisa melakukan ‘investasi’ pada diri kita untuk bisa membeli makanan yang lebih bergizi (Level 2).
Tak hanya sekadar terpenuhi, pemenuhan secara optimal pada Level 1 dan 2 akan membawa dampak lebih pada kehidupan kita. Misalnya, ketika kebutuhan kita akan aset basic infrastructure (Level 1) sudah terpenuhi dengan cukup, lagi-lagi kita dapat melakukan ‘investasi’ kepada diri kita.
Dengan cara apa? Gawai dan internet yang kita punya bisa kita jadikan alat untuk meng-upgrade aset uang dan aset intelektual kita! Misalnya dengan memanfaatkan sosmed sebagai tempat memperluas jaringan, interaksi sosial, ataupun sebagai tempat berjualan baik barang maupun jasa. Selain itu, kita juga bisa memberi makan otak kita dengan berbagai ilmu, seperti melalui lewat konten YouTube Satu Persen :D, mengikuti bootcamp, atau mempelajari bahasa asing.
Dengan demikian, aset Level 1 dan Level 2 dapat terpenuhi dengan optimal.
Selamat bertumbuh dan mencapai #HidupSeutuhnya!