Lorong pelataran sukma
Garis berbaris nestapa
Menakar ukuran hina
Potret kelesuan bingkai rupa
Kecamuk pikiran terasa gila
Sibuk bertengkar dalam isi kepala
Kosong berantakan jiwa
Terbelenggu malapetaka
Adapun langkah demi langkah
Berhalang tingkah mulut sampah
Kutapaki jalan retak tanpa arah
Ijinkan cahaya kembali rekah
Menyiram kusam nurani resah
“Tertuang kala logika berpacu di utara,
mencumbu pusat kesadaran berada.”
Oleh Faris Aziz