Persahabatan di tempat kerja merujuk pada hubungan dekat secara personal dan emosional dengan rekan sejawat. Banyak orang memilih untuk berteman akrab dengan rekan kerjanya karena menghabiskan sebagian besar waktu bersama mereka.
Namun, menjalin persahabatan di tempat kerja dapat menimbulkan komplikasi dan berisiko merugikan profesionalisme serta produktivitas.
Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa persahabatan di tempat kerja bukanlah pilihan terbaik.
Konflik Kepentingan
Berteman dekat dengan rekan kerja dapat mengaburkan batasan antara keputusan pribadi dan profesional. Sulit bagi seorang pemimpin atau supervisor untuk bersikap adil jika harus menilai kinerja, memberi tugas, atau memutasi teman dekatnya.
Ini berisiko pada perlakuan favoritisme yang dapat menimbulkan ketidakpuasan dan perpecahan di antara karyawan lainnya. Demi menjaga profesionalisme, batasan yang jelas harus dipertahankan.
Gangguan Produktivitas
Berteman akrab di tempat kerja dapat mengganggu fokus dan produktivitas karena waktu banyak dihabiskan untuk mengobrol santai tentang hal-hal di luar pekerjaan. Sulit bagi teman dekat untuk menegur atau meminta satu sama lain agar kembali fokus bekerja.
Komplikasi Emosional
Persahabatan rentan ditumbuhi drama dan emosi negatif yang dapat mempengaruhi hubungan kerja. Misalnya, jika ada pertengkaran atau saling tidak suka di antara teman dekat, hal itu bisa mempengaruhi mood mereka dalam bekerja bersama.
Pembentukan Kelompok
Kelompok pertemanan yang erat di tempat kerja berpotensi membentuk kelompok eksklusif yang dapat memicu perpecahan dengan karyawan lain. Ini dapat memicu politik kantor yang tidak sehat dan persaingan yang merugikan perusahaan.
Kesulitan Menjaga Privasi
Berbagi cerita atau informasi pribadi secara berlebihan dengan teman kerja berisiko sensitifitas yang disebarluaskan tanpa sengaja. Hal ini dapat menimbulkan gossip yang merusak reputasi atau hubungan kerja.
Risiko Hubungan yang Berakhir
Bila persahabatan di tempat kerja berakhir, akan sangat sulit bagi mereka untuk kembali profesional. Kondisi ini juga berdampak pada rekan kerja lainnya. Melepas ikatan emosional untuk kembali netral sangatlah rumit dilakukan.
Kesimpulan
Menjalin hubungan yang sehat dan profesional dengan rekan kerja sangat penting, namun tanpa melibatkan emosi dan ikatan pribadi yang terlalu kuat. Hal terbaik adalah berteman tanpa harus 'bersahabat karib' demi menjaga profesionalisme dan produktivitas di tempat kerja.
Request Pelatihan SDM Satu Persen x Life Skills ID
Untuk Perusahaan, NGO dan Pemerintahan:
+62 882-9762-5596 (Margareth, Whatsapp)
Untuk Organisasi dan Kemahasiswaan:
+62 851-7317-1568 (Sheila, Whatsapp)
Referensi
Methot, J. R., Lepine, J. A., Podsakoff, N. P., & Christian, J. S. (2016). Are workplace friendships a mixed blessing? Exploring tradeoffs of multiplex relationships and their associations with job performance. Personnel Psychology, 69(2), 311-355.
Morrison, R. (2009). Are Women Tending and Befriending in the Workplace? Gender Differences in the Relationship Between Workplace Friendships and Organizational Outcomes. Sex Roles, 60(1), 1–13.
Sias, P. M., & Cahill, D. J. (1998). From coworkers to friends: The development of peer friendships in the workplace. Western Journal of Communication (includes Communication Reports), 62(3), 273-299.