Sakit karena Sugesti, Kenali Gangguan Somatisasi dan Cara Mencegahnya

Kesehatan Mental
Zahra Putri Fauziyah
28 Okt 2021

Perseners, coba deh bayangin, ketika lo lagi ngerasain sakit, tapi saat periksa, dokter bilang kalau apa yang lo rasain itu nggak bener. Terus, lo bersikukuh buat meyakinkan rasa sakit itu. Tapi lagi-lagi nggak disetujui sama dokter dan berakhir membuat lo frustasi sendiri sama apa yang lo rasain.

Bentar-bentar, ngeri nggak sih kalau sampai kejadian kayak gitu?

Gangguan somatisasi
Cr: Spongebob.fandom.com

Nah, di dunia psikologi, ada loh istilah yang dinamakan gangguan somatisasi. Gangguan ini membuat seseorang menganggap bahwa dirinya sedang sakit, padahal sebenarnya itu hanya sugesti dari pemikiran mereka. Orang dengan gangguan somatisasi benar-benar merasakan sakit pada fisik mereka, tetapi sulit untuk dijelaskan secara medis.

“Hah? Kok bisa, ya?”

Nah, artikel kali ini gue akan menjelaskan tentang gangguan somatisasi. Baca sampai akhir, ya!

Apa itu Gangguan Somatisasi?

Gangguan somatisasi merupakan gangguan dengan gejala fisik tanpa adanya penyakit secara medis. Ketika seseorang mengalami gangguan somatisasi, maka mereka akan mudah mengalami nyeri, sesak napas, atau lemah saat stres.

Pada mulanya, gangguan somatisasi disebut sebagai Sindrom Briquet pada tahun 1859. Namun sekarang DSM-IV-TR (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) menyebutnya sebagai gangguan somatisasi atau Somatization Disorder.

Bagaimana Gejala Somatisasi?

Gejala somatisasi muncul dari alam bawah sadar, sehingga perwujudan dari dampaknya tergantung pada apa yang sedang ada di dalamnya. Keluhan fisik berulang (biasanya setidaknya selama 6 bulan) yang dialami oleh penderita somatisasi ada pada usia sebelum 30 tahun. Gangguan ini biasanya juga lebih banyak dialami pada wanita daripada laki-laki.

Gejala somatisasi dapat menyerang satu bahkan lebih dalam tubuh kita secara bersamaan, seperti nyeri kepala, nyeri perut, nyeri punggung, nyeri kaki, nyeri mata. Selain itu, seseorang yang mengalami gangguan somatisasi biasanya juga merasakan beberapa gejala, antara lain:

1. Merasa cemas yang berlebihan (Illness Anxiety Disorder)

Rasa cemas yang berlebihan timbul terhadap keluhan fisik yang seolah-olah dirasakan. Mereka akan merasa bahwa dirinya benar-benar sedang terkena penyakit dan menganggap hal tersebut sangat serius. Selain itu, seseorang dengan gangguan somatisasi sering merasa khawatir terhadap aktivitas fisik yang dilakukan dapat membahayakan tubuh mereka.

2. Gejala yang dirasakan tidak dapat dibuktikan secara medis

Seperti penjelasan dari pengertian gangguan somatisasi, penderita biasanya mengalami keluhan fisik namun tidak dapat dibuktikan kebenarannya oleh pemeriksaan medis. Di samping itu, gejala-gejala ringan sering dianggap serius dan dicemaskan. Seperti ketika sakit kepala, dianggap sebagai sinyal tumor otak, atau sesak napas dianggap menunjukkan timbulnya asma.

3. Berulang kali memeriksakan kesehatan ke dokter

Rasa cemas dan khawatir terhadap keluhan fisik yang dialami, membuat penderita memeriksakan diri ke dokter. Namun saat dokter mengatakan bahwa tubuhnya baik-baik saja, orang yang mengalami gangguan somatisasi akan denial atau menolak jawaban dokter tersebut, bahkan menganggap dokter tidak serius dengan gejala yang dialami.

Alih-alih mempercayai hasil periksa dokter, orang yang mengalami gangguan somatisasi akan mencoba untuk mencari dokter lain demi mendapat jawaban yang lebih memuaskan.

Gangguan somatisasi apabila dibiarkan akan membahayakan penderitanya. Hal ini dikarenakan rasa stres dan frustasi yang timbul tiap kali setelah memeriksakan diri ke dokter. Mereka akan merasa tidak puas jika tidak ada penjelasan fisik yang lebih baik untuk gejala yang dialami. Stres sering membuat seseorang menjadi lebih khawatir tentang kesehatan mereka, dan ini menciptakan lingkaran setan yang dapat bertahan selama bertahun-tahun.

Penyebab Gangguan Somatisasi

Secara umum, gejala fisik yang muncul akibat gangguan somatisasi dipicu oleh alam bawah sadar ataupun pikiran seseorang. Namun secara lebih detail, gangguan somatisasi juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

1. Dihadapkan oleh stres berat yang sulit untuk dihadapi

2. Mengalami kecemasan atau depresi

3. Faktor genetik, seperti sensitivitas berlebih mengenai sinyal-sinyal atau tanda-tanda ancaman

4. Kecenderungan memiliki pandangan atau kepribadian yang negatif

5. Adanya trauma di masa lalu

Cara Mencegah Gangguan Psikosomatis

Sebenarnya, nggak ada satu solusi konkret untuk mengatasi somatisasi seutuhnya. Hal ini karena somatisasi hadir akibat kondisi mental dan pikiran alam bawah sadar kita. Maka cara pertama adalah menerima dan menyadari terlebih dahulu apa yang sesungguhnya terjadi. Namun jika sudah parah, penderita dapat melakukan Cognitive behavioral therapy (CBT) dengan terapis.

Tapi ada beberapa cara nih, yang bisa dijadikan usaha untuk meminimalisir terkena gangguan somatisasi, antara lain:

1. Belajar mengelola stres

Karena gangguan somatisasi salah satunya timbul akibat stres yang berat, maka salah satu cara mencegahnya adalah dengan mengelola stres itu sendiri. Mengelola stres memang bukan hal mudah dan nggak bisa dipelajari satu dua hari. Apalagi mengelola stres sangat bergantung pada masing-masing manusia yang sifatnya pun dinamis.

Baca juga: Belajar Mengelola Stres Untuk Hidup Lebih Bahagia

Tapi, poin penting yang bisa lo jadiin kunci untuk mengelola stres adalah lo bisa tau penyebab dari stres yang lo alami. Ketika lo tau nih penyebab lo merasa stres, lo juga bisa dengan mudah tau cara-cara alternatif mengurangi bahkan menghilangkan stres tersebut.

2. Menerapkan pola hidup sehat

Pola hidup sehat dapat membantu seseorang untuk menghindari stres dan mengatasi rasa cemas. Menerapkan pola hidup sehat dapat dilakukan sesederhana tidur yang cukup. Di samping itu juga dapat dilakukan dengan aktif bergerak dan berolahraga, maupun mengonsumsi makan-makanan sehat.

YouTube Satu Persen - Cara Hidup Lebih Sehat Menurut Psikologi

3. Berhubungan baik dengan orang terdekat

Berhubungan baik dengan orang terdekat amatlah penting sebagai sarana recharge diri. Terlebih orang terdekat dalam hidup yang tentu udah tau dong, gimana diri kita. Perasaan saling terbuka dengan orang terdekat akan mendorong untuk dapat menceritakan keluh kesah kehidupan secara terbuka. Di mana keluh kesah ini mungkin dapat menimbulkan stres. Feedback dari teman terdekat seperti saran dan penyemangat juga mampu untuk meredakan kecemasan.

Spongebob dan Patrick
Cr. Duniaku.com

4. Melakukan konsultasi dengan tenaga profesional

Ketika seseorang mengalami gangguan somatisasi dan memeriksakannya pada dokter fisik, tentu dokter akan mengarahkan kepada psikoterapis atau dokter jiwa untuk melakukan terapi. Namun sebelum ke langkah yang lebih besar, bisa loh Perseners melakukan konsultasi terlebih dahulu bahkan dengan online counseling. Tentu langkah awal ini akan lebih hemat biaya dan tenaga sebelum berkunjung ke dokter jiwa.

Kabar baiknya, Satu Persen punya layanan online konseling dengan berbagai paket yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan lo. Konseling online Satu Persen juga ditangani langsung oleh Psikolog lulusan S2 profesi psikolog klinis dewasa dan lo juga bisa dapetin terapi tertentu jika diperlukan.

Lo bisa klik di bawah ini ya, untuk cari tau lebih lengkap dan mendaftar!

CTA-Blog-Post-06-1-5

Kalau lo masih ragu apakah konseling adalah layanan yang tepat atau belum, lo boleh ikut tes konsultasi dulu sebelum memutuskan layanan mana yang bisa lo pilih.

Di akhir, gue Zahra Blog Writer Satu Persen, mau ngingetin kalian buat jangan pernah lupa istirahat seberapa sibuk pun aktivitas kalian. Salam #HidupSeutuhnya dan sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Referensi:

  1. Joel E. Dimsdale. 2020. Somatic Symptom Disorder. MD, University of California, San Diego.
  2. Brenda Goodman, MA. 2020. Somatic Symptom and Related Disorders retireved from Somatoform Disorders: Symptoms, Types, and Treatment (webmd.com)
  3. Somatic symptom disorder. American Psychiatric Association. https://www.psychiatry.org/psychiatrists/practice/dsm/educational-resources/dsm-5-fact-sheets.
  4. Honest Doc Editorial Team. 2019. Gangguan Somatisasi - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati. Retrieved from Gangguan Somatisasi Adalah? - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati | HonestDocs

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.