Belajar Empati dari Fenomena Bystander Effect

Pemahaman Diri
Gabriel Luciana
2 Des 2021

Perseners, coba bayangin deh kalau kamu lagi berada di situasi di mana ada dua orang lagi berantem dan di sekitarmu ada banyak orang. Kira-kira kamu bakal lari gak buat ngelerai mereka? Atau diem aja nontonin mereka saling asyik baku hantam?

Terus pas ada salah satu dari mereka yang jatuh habis dipukul, kira-kira kamu bakal samperin dan nolongin dia gak? Atau diem di tempat aja? Nunggu ada orang lain yang nolongin korban? Pasti kamu bakal jawab, ya ditolong dong, masa dibiarin aja? Tapi kalau kejadian itu benar-benar ada di depan matamu, apa kamu bakal tetap ngelakuin sesuai dengan jawabanmu barusan?

Ini mungkin kedengarannya sepele ya, Perseners, tapi nyatanya sering banget terjadi di sekitar kita. Pada pertengahan Oktober lalu, aku sempat baca berita kalau ada seorang perempuan yang diperkosa di dalam kereta komuter di Amerika Serikat. Dia dilecehkan selama 40 menit, tapi penumpang lain gak ada yang bantu atau lapor ke pihak berwenang, mereka malah ngarahin handphone-nya buat ngerekam pelecehan itu.

Miris banget gak sih bacanya? Tapi, nyatanya mungkin kita sendiri bisa jadi juga gak peduli dan gak ambil tindakan apa-apa pas ada kejadian serupa di depan kita.

Nah, Perseners ternyata fenomena sosial ini ada istilah psikologinya yaitu bystander effect. Apa itu bystander effect? Di artikel kali ini aku, Gaby, Part-time Blog Writer Satu Persen bakal jelasin lebih mendalam soal fenomena ini dan gimana caranya biar kita gak cuma jadi pengamat di situasi yang urgent.

So, baca artikel ini sampai habis ya, biar bisa dapat insight yang berguna buat kamu!

Apa Itu Bystander Effect?

bystander effect
cr: iStock

Bystander effect adalah sebuah fenomena sosial di mana semakin besar jumlah orang yang hadir, semakin kecil kemungkinan seseorang buat membantu orang lain yang dalam kesulitan. Saat ada di situasi darurat, orang bakal cenderung ngambil tindakan kalau cuma ada sedikit orang atau bahkan gak ada saksi lain sama sekali di sekitarnya. Jadi bagian dari kerumunan besar malah bikin mereka jadi gak merasa bertanggung jawab buat nolong atau ngambil tindakan.

Psikolog sosial Bibb Latané dan John Darley bahkan bilang berdasarkan studi eksperimen sosialnya, kalau jumlah waktu yang dibutuhin orang buat mengambil tindakan atau mencari bantuan bervariasi tergantung pada berapa banyak “pengamat” lain di satu tempat yang sama. Pengamat yang dimaksud di sini adalah orang-orang lain di sekitar lokasi kejadian.

bystander effect
cr: pinterest

Terus, kok bisa sih muncul fenomena bystander effect ini? Latané dan Darley juga bilang kalau ada dua faktor utama yang berkontribusi sama efek ini. Pertama, kehadiran orang lain bikin adanya difusi tanggung jawab. Jadi, semakin banyak yang nonton kejadian itu, semakin dikit tanggung jawab yang dirasain individu buat mengambil tindakan. Mereka merasa kalau orang lain bisa bantu kok, gak harus aku.

Faktor kedua adalah pengaruh sosial. Maksudnya gimana tuh? Jadi, sebagai manusia biasanya kita butuh validasi atau pembenaran dari orang lain. Orang biasanya memantau perilaku orang lain di sekitar mereka buat nentuin gimana cara mereka sendiri bertindak. Ini dilakuin buat melihat gimana cara berperilaku yang benar dan dapat diterima sosial.

Contohnya, siapa di sini yang pernah gak ngerjain PR karena temen-temenmu juga pada gak ngerjain PR? Itu terjadi karena kamu merasa kalau semua ngelakuin hal yang sama jadi gak masalah kalau kamu juga ngelakuin hal tersebut. Eh, tapi jangan begitu ya, Perseners! PR tetep harus kamu kerjain, hehe.

So, dalam bystander effect kalau orang di sekitar pada diem aja di situasi urgent bisa jadi individu juga ikutan diem dan gak ambil tindakan karena merasa kalau mereka emang gak perlu ambil tindakan.

Bagaimana Cara Menghindari Bystander Effect?

bystander effect meme
cr: memecrunch

Sebenernya wajar banget sih, kalau kita tiba-tiba malah nge-freeze pas liat kejadian darurat yang butuh pertolongan. Kenapa? Karena itu juga termasuk respon terhadap rasa takut kita. Bisa jadi kamu takut karena merasa kalau kamu terlalu lemah buat ngasih pertolongan atau takut kalau ikut campur bisa-bisa malah bakal membahayakan diri sendiri. Hal ini normal banget sih, tapi sebenernya kita bisa melatih diri buat gak cuma jadi pengamat atau stuck di fenomena bystander effect ini. Gimana caranya?

1. Sadari kalau kamu sedang jadi pengamat

Beberapa psikolog bilang kalau menyadari kecenderungan kita yang biasanya diam membeku dan cuma jadi pengamat di situasi darurat adalah cara terbaik buat terhindar dari fenomena bystander effect ini. Pahami kalau di saat ada situasi yang membutuhkan pertolongan, biasanya bystander effect ini bakal menahan kamu buat bertindak. Setelah itu baru secara sadar ambil langkah atau tindakan berikutnya.

Tapi Perseners, bukan berarti kamu harus menempatkan diri kamu dalam bahaya juga, lho. Kamu bisa ambil tindakan seperti menghubungi pihak yang berwenang dalam menangani masalah yang terjadi.

2. Belajar empati

Buat terhindar dari bystander effect pastinya kamu bukan cuma harus punya rasa simpati tapi juga empati. Emang apa bedanya? Gampangnya sih empati itu bukan cuma ikut merasakan tapi juga disertai tindakan.

Rasa empati itu bisa dilatih kok. Coba buat melihat situasi dari sudut pandang korban. Lalu, kurangin rasa khawatir kamu tentang konsekuensi dari membantu. Pikirin kalau tindakan membantumu ini bisa jadi contoh juga buat orang lain biar bisa saling membantu. Dengan begitu kamu bakal tulus dan bertindak lebih cepat buat membantu orang lain di situasi darurat.

Baca juga: Apa Itu Altruisme? Mengapa Manusia Melakukan Hal-Hal Baik?

Nah, pertanyaan selanjutnya adalah gimana kalau justru kita yang butuh bantuan? Gimana cara bikin orang bantu kita? Salah satu taktik yang sering direkomendasiin oleh para psikolog adalah dengan milih satu orang dari kerumunan.

Coba lakuin kontak mata dengan orang itu dan minta bantuan. Biasanya orang bakal membantu kalau diberi kesempatan. Dengan membiarkan orang tau kalau kamu butuh bantuan harapannya adalah mereka bakal ngambil tindakan buat bantu kamu.

So, Perseners jangan berharap orang lain jadi yang pertama bertindak dalam situasi darurat. Kamu bisa mulai dari diri kamu sendiri dan beri arahan orang lain buat ikut terlibat dalam membantu. Lakuin yang terbaik buat keselamatan korban dan jangan takut buat cari bantuan kalau kamu memang butuh bantuan!

Ngomongin bantuan, Satu Persen juga menyediakan bantuan buat kamu yang butuh tempat cerita, dalam bentuk mentoring yang bisa kamu akses dengan cara klik banner di bawah ini! Kalau belum yakin, coba ikut tes konsultasi dulu ya supaya kamu paham layanan yang cocok untukmu.

Mentoring-5

Referensi:

Cherry, K. (2020, February 23). How Psychology Explains the Bystander Effect. Retrieved on November 21, 2021 from https://www.verywellmind.com/the-bystander-effect-2795899

Psychology Today. Bystander Effect. Retrieved on November 21, 2021 from https://www.psychologytoday.com/intl/basics/bystander-effect

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.