Buat kamu para pelajar atau mahasiswa, pasti sudah sangat akrab dengan istilah PJJ yang kerap mewarnai hari-harimu. PJJ, singkatan dari Pembelajaran Jarak Jauh, adalah kebijakan yang mengharuskan kita untuk belajar di rumah aja dengan bantuan internet.
Tentu saja, kebijakan ini mengubah total kehidupan pelajar dan mahasiswa. Hal itu jelas terlihat dari berbagai unggahan yang kebanyakan berisi keluhan dari pelajar di dunia maya soal belajar di rumah. Banyak kendala yang dirasakan, mulai dari mahalnya memperoleh kuota internet dan jaringan yang tidak stabil, banyaknya tugas yang diberikan tenaga pengajar yang tidak selaras dengan pemberian materi, hingga hilangnya motivasi pelajar untuk menimba ilmu sehingga tidak dapat belajar di rumah dengan efektif.
Apakah kamu juga merasa demikian?
Jika iya, tenang, kamu tidak sendirian. Faktanya, perubahan memang selalu terasa sulit. Kamu harus beradaptasi dengan situasi baru—menanggalkan kebiasaan lama yang sudah sangat nyaman untuk dilakukan. Meskipun demikian, karena waktu terus melaju, tentu tidak ada pilihan lain selain kita berjuang sebisa mungkin untuk beradaptasi dengan kondisi belajar di rumah aja.
Kamu mungkin akrab juga dengan kalimat “Adaptasi itu jauh lebih mudah untuk dikatakan daripada dilakukan”. Jawabannya, ya. Benar sekali. Namun, tenang aja! Artikel ini akan membantumu belajar dengan efektif walau di rumah aja. Sebelum melangkah lebih jauh, ada satu pertanyaan yang sering diutarakan para pelajar, yaitu:
Mengapa sih belajar di rumah aja rasanya sulit sekali?
Pertanyaan yang menarik! Sebenarnya, bukan belajar di rumah yang sulit, tetapi perubahan itu sendiri. Kamu sebetulnya sadar bahwa kamu harus berubah, atau bahkan sudah tahu apa yang harus kamu lakukan. Namun, untuk benar-benar mengambil aksi dari apa yang seharusnya kamu lakukan, rasanya sulit sekali.
Tenang, kamu tidak sendirian, lho. Faktanya, itu adalah bentuk reaksi normal dari dirimu sendiri. Kenyataannya, manusia itu memiliki resistansi untuk mengubah dirinya. Peneliti psikologi dan neurologi pun mendalami alasan manusia sulit menerima perubahan, tidak peduli seberapa menguntungkannya perubahan itu. Konsep ini dinamakan inersia, sebuah tendensi untuk tidak berubah. Sekarang hanya satu yang harus kamu pastikan, bagaimana bisa melawan kecenderungan itu dan bertindak sebaliknya.
“Belajar di rumah aja tuh benar-benar membuatku sulit fokus.”
“Entah mengapa… materi yang kupelajari tidak dapat benar-benar kupahami.”
dan mungkin ada ribuan keluhan lainnya soal ketidaknyamanan belajar di rumah aja. Rasanya mustahil untuk dilakukan, terutama ketika kamu bahkan sudah mengumpulkan niat untuk benar-benar belajar hari itu. Lantas, apa sih alasannya?
Sebenarnya, otak kita mengolah informasi baru dengan mengaitkannya dengan informasi yang sudah kita miliki sebelumnya. Hal itu juga ternyata berpengaruh nih terhadap kebiasaan kita.
Sebagai contoh, ketika kamu belajar di sekolah atau kampus, otakmu menerima sinyal-sinyal yang ditangkap oleh inderamu saat kamu hendak belajar. Misalnya, rangkaian kegiatan bangun pagi, berangkat, berjalan menuju kelas, duduk, dan bercengkrama dengan teman adalah kegiatan-kegiatan yang selalu terjadi sebelum kamu mulai belajar dengan bimbingan pengajar.
Oleh karena itu, ketika mendeteksi sinyal-sinyal dari aktivitas tersebut, otakmu sudah tahu nih bahwa kamu hendak belajar sehingga ia pun membantumu menyiapkan diri.
Berbeda dengan kondisi belajar di rumah aja ketika kamu harus belajar di kamar. Kamu mengasosiasikan kamar sebagai tempat beristirahat. Alhasil, kamu kerap kali merasa mengantuk di dalam kamar dan menghasilkan respons yang semakin menghambat kita untuk belajar. Meski demikian, sinyal ini dapat diubah dan ketika kita telah memberikan respon yang tepat terhadap sinyal tersebut, kita akan dapat memelihara kebiasaan itu.
Terus, bagaimana caranya biar tetap belajar efektif meskipun tetap di rumah aja?
Pertama, yuk kita simak sebenarnya apa sih yang dilakukan selama proses belajar. Sebenarnya, proses belajar itu selalu kita lakukan sehari-hari. Proses ini juga yang diaplikasikan ke dalam kehidupan pembelajaran di sekolah dan kampus.
Secara umum, proses pembelajaran terbagi dalam 3 proses yang berkesinambungan: asses atau mengidentifikasi diri, acquire atau memperoleh keterampilan, dan apply atau mengukur keberhasilan. Di dalam aplikasinya di sekolah atau kuliah, proses assess dilakukan dengan dilaksanakannya ujian sebelum penyampaian materi untuk menguji pemahaman awal. Kemudian, proses acquire dijalankan melalui kegiatan perkuliahan tatap muka, praktikum, maupun tugas mandiri. Selanjutnya, proses apply ditandai dengan pemberian ujian setelah penyampaian materi.
Nah, ketika melakukan pembelajaran di rumah, ketiga proses tersebut tetap dicoba untuk dilakukan meskipun tidak dapat dilakukan secara langsung, melainkan dengan bantuan internet. Karena tidak dapat dilakukan langsung, proses ini juga harus kamu lakukan secara mandiri nih untuk memastikan agar semua komponen dapat terlaksana dengan baik.
Alasannya, karena dilakukan secara jarak jauh, sangat mungkin ada aspek-aspek yang terlewatkan dari tenaga pengajar dan tentu, yang benar-benar paham kondisimu hanyalah dirimu sendiri. Berikut hal-hal yang dapat kamu lakukan agar belajarmu tetap efektif:
Ciptakanlah dorongan dalam diri
Seringkali, karena kita tidak lagi berada dalam ruang-ruang kelas, kita tidak lagi memiliki dorongan yang kuat untuk belajar. Alasannya, karena kita tidak dapat melihat hasil positif yang mungkin dapat kita capai dengan usaha kita. Padahal, menurut psikolog B.F.
Skinner, ketika kita memiliki motivasi yang kuat akibat hasil baik yang mungkin kita hasilkan, kita lebih mungkin untuk menyelesaikan tugas dengan baik. Nah, saat kamu di rumah aja, kamu bisa mencoba memberikan imbalan untuk dirimu sendiri ketika selesai mengerjakan sesuatu, misalnya kamu dapat bermain games atau menonton drama Korea favoritmu setelah mengerjakan semua tugasmu.
Tahap assess: Ujilah dirimu sendiri
Sebelum mulai belajar, penting buatmu untuk tahu sebenarnya sampai sejauh mana pemahamanmu mengenai suatu topik. Seringkali kamu merasa sudah paham suatu materi karena kamu belajar secara pasif—melihat soal dan jawabannya tanpa benar-benar berusaha mengerjakannya secara mandiri. Akibatnya, kamu percaya ilusi bahwa kamu sudah paham, padahal kamu belum. Inilah yang membuat tahap menguji diri sendiri menjadi penting.
Cobalah kerjakan beberapa soal dan lihatlah seberapa jauh pemahamanmu. Jika ternyata kamu belum paham, jangan sedih. Itu berarti ini adalah kesempatanmu untuk mempelajari kembali materi yang diberikan. Justru, kamu jadi tahu apa-apa saja yang perlu kamu pelajari.
Tahap acquire: Bagilah topik yang harus dipelajari dalam bagian-bagian kecil
Serius deh, jangan pernah belajar Sistem Kebut Semalam (SKS). Peneliti memori menyatakan bahwa itu cara belajar yang buruk. Pasalnya, untuk bisa mengolah informasi baru ke dalam otak, otak sendiri punya keterbasan informasi baru yang dapat di-input dan dibentuk menjadi infrastruktur memori yang solid.
Jika kamu memaksakan, informasi tersebut tidak akan memahaminya, tetapi kamu hanya familiar dengannya. Akibatnya, ketika ujian, kamu jadi merasa blank. Kamu merasa kamu pernah melihat informasi itu sebelumnya, tetapi tidak dapat benar-benar recall informasi tersebut. Belum lagi kamu akan merasa anxious sepanjang ujian karena merasa tidak benar-benar siap untuk ujian tersebut.
Jadi, penting nih buat kamu untuk breakdown hal-hal yang perlu kamu pelajari dan buat schedule untuk membahas tiap-tiap materi tersebut. Karena rencana itu akan sangat percuma tanpa realisasi, jangan lupa untuk berkomitmen menjalankan itu semua ya. Merasa kehilangan motivasi? Kamu bisa re-visit poin pertama tadi.
Tahap apply: Ingatlah kembali yang telah dipelajari
Tahap ini penting sebelum kamu benar-benar mengerjakan soal ujian. Kamu dapat menghabiskan waktu untuk menuliskan topik-topik yang sudah kamu pelajari. Kamu juga dapat mengerjakan soal-soal sebelumnya atau soal latihan. Ini akan membuat otakmu berada dalam tahap mengingat kembali nih hal-hal yang sudah dipelajari dan membuat informasi di otakmu menjadi lebih solid dan lebih fokus sebelum ujian. Selain itu, kamu bisa mencoba Tes Tipe Produktivitas gratis supaya kamu menemukan cara terbaik sehingga lebih produktif saat belajar.
Belajar di rumah aja memang tidak mudah. Banyak sekali kesulitan yang mungkin kamu rasakan. Namun, dengan growth mindset, kamu tentu dapat lebih mudah beradaptasi dan menyesuaikan dengan keadaan. Kalau kamu menghadapi banyak kesulitan untuk belajar efektif, cobalah berkonsultasi dengan ahlinya. Kamu bisa mengikuti layanan mentoring online Satu Persen dan menceritakan masalahmu pada mentor.
Baca Yuk: Apa itu Growth Mindset?
Semoga tips-tips ini dapat membantumu belajar di rumah dengan lebih baik, setidaknya Satu Persen setiap harinya, menuju #HidupSeutuhnya.
Referensi
Ryback, R. (2017, January 25). Why We Resist Change. Retrieved July 11, 2020, from https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-truisms- wellness/201701/why-we-resist-change
Psych2go (2017, November 29). 7 Psychologically Proven Study Tips That Will Actually Improve Your Performance. Retrieved October 04, 2020, from https://psych2go.net/7-psychologically-tips-better-studying/#google_vignette
Stafford, T. (2014, November 18). Memory: Why cramming for tests often fails. Retrieved October 04, 2020, from https://www.bbc.com/future/article/20140917-the-worst-way-to-learn