Dampak Dedikasi Berlebihan Terhadap Pekerjaan

Life Skills
Product Satu Persen
3 Okt 2023

Dedikasi dalam pekerjaan merujuk pada rasa tanggung jawab, komitmen, dan antusiasme seseorang terhadap pekerjaannya. Dedikasi penting agar kita dapat memberikan yang terbaik bagi perusahaan atau organisasi tempat kita bekerja.

Namun, terkadang dedikasi berlebihan justru dapat berdampak negatif bagi kesejahteraan dan kinerja kita. Tulisan ini akan membahas bagaimana mengenali tanda dedikasi berlebihan serta konsekuensinya agar kita dapat menemukan keseimbangan yang tepat.

Tingkat Dedikasi yang Sehat

Dedikasi yang sehat ditandai dengan kemauan memberikan upaya terbaik saat bekerja tanpa harus mengorbankan aspek penting kehidupan lainnya. Karakteristiknya antara lain:

  • Bekerja dengan fokus penuh selama jam kerja.
  • Mampu melepaskan diri dari pekerjaan saat waktu luang.
  • Tetap memiliki waktu berkualitas untuk keluarga dan aktivitas lain
  • Tidak membiarkan pekerjaan menyita waktu istirahat yang dibutuhkan tubuh.

Dedikasi pada level ini membantu produktivitas dan kesejahteraan psikologis.Dedikasi Berlebihan: Tanda dan Gejala

Berikut tanda-tanda seseorang memiliki dedikasi berlebihan:

  • Kerap lembur dan bekerja di akhir pekan atau libur.
  • Sulit melepaskan diri dari pekerjaan dan selalu memikirkannya.
  • Mengabaikan kebutuhan istirahat, sosialisasi, dan aktivitas lain di luar pekerjaan.
  • Merasa tidak berdaya atau gelisah saat tidak bekerja.
  • Sangat terbebani dengan target kerja tetapi tetap bekerja melebihi kapasitas
  • Memiliki obsesi kuat untuk terus maju dalam karir tanpa memperhatikan kesejahteraan diri.

Konsekuensi dari Dedikasi Berlebihan

Dedikasi berlebihan dapat berdampak negatif, di antaranya:

Dampak Kesehatan:

  • Kelelahan fisik dan mental yang kronis
  • Gangguan pola tidur
  • Peningkatan risiko penyakit fisik dan mental

Dampak Sosial:

  • Menarik diri dari pergaulan dan hobi
  • Berkurangnya kualitas waktu bersama pasangan, anak, atau teman
  • Konflik dalam relasi akibat jarang ada waktu luang bersama

Dampak Profesional:

  • Potensi burnout dan penurunan kinerja
  • Kesalahan kerja akibat kelelahan
  • Konflik dengan rekan kerja karena mudah tersinggung

Kasus Nyata

Sebagai contoh, seorang karyawan perusahaan telekomunikasi bekerja rata-rata 70 jam per minggu. Ia kerap melewatkan acara keluarga demi lembur. Setelah beberapa tahun, ia mengalami kelelahan kronis, depresi, dan konflik dengan keluarga akibat waktu bersama yang sangat berkurang. Produktivitasnya di kantor juga menurun tajam.

Cara Menghindari Dedikasi Berlebihan

Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:

  • Membatasi jam kerja dan menetapkan waktu khusus untuk keluarga serta diri sendiri.
  • Mengambil cuti atau liburan saat merasa kelelahan mental dan fisik.
  • Berdiskusi dengan atasan untuk menyeimbangkan beban kerja.
  • Melakukan refleksi diri untuk mengenali tanda-tanda burnout.
  • Mencari dukungan psikologis jika diperlukan.

Kesimpulan

Dedikasi terhadap pekerjaan penting, namun berlebihan justru merugikan. Amati tanda-tanda berlebihan dan segera lakukan langkah preventif demi kesejahteraan diri. Keseimbangan adalah kuncinya.

Request Pelatihan SDM Satu Persen x Life Skills ID

Untuk Perusahaan, NGO dan Pemerintahan:

+62 882-9762-5596‬ (Margareth, Whatsapp)

Untuk Organisasi dan Kemahasiswaan:

+62 851-7317-1568 (Sheila, Whatsapp)

Referensi

Clark, M. A., Michel, J. S., Stevens, G. W., Howell, J. W., & Scruggs, R. S. (2014). Workaholism, work engagement and work-home outcomes: Exploring the mediating role of positive and negative emotions. Stress and Health, 30(4), 287-300.

Shimazu, A., Schaufeli, W. B., Kamiyama, K., & Kawakami, N. (2015). Workaholism vs. work engagement: the two different predictors of future well-being and performance. International journal of behavioral medicine, 22(1), 18-23.

Van Beek, I., Taris, T. W., & Schaufeli, W. B. (2011). Workaholic and work engaged employees: dead ringers or worlds apart?. Journal of occupational health psychology, 16(4), 468.

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.