Hai, Perseners! Kenalin, aku Nida.
Temen terdekat mungkin mengenalku sebagai orang yang suka banget curhat. Aku bisa curhat tentang apapun, mulai dari hal yang penting banget sampai yang gak penting sama sekali. Aku bersyukur soalnya aku punya “tempat tumpah” yang selalu siap menampung dan siap dengerin curhatanku sehari-hari.
Dari kecil aku juga udah dibiasain buat cerita tentang apapun, khususnya untuk hal-hal yang terjadi selama di sekolah. Setiap pulang sekolah, aku bakal duduk sama ibuku untuk curhat tentang kegiatanku seharian ngapain aja. Sampai saat aku kuliah dan merantau, setiap malem ibuku juga masih rutin nelpon untuk dengerin ceritaku.
Selain ibu, aku juga punya pasangan yang selalu aku sebut sebagai “tempat tumpah”-ku. Yap! Karena dia selalu siap dengerin curhatanku, entah lewat chat, telepon, maupun ketemu langsung. Aku sadar, curhat jadi salah satu caraku untuk menjaga kesehatan mental.
Tapi, aku juga sering nih ketemu sama temen-temen yang lebih memilih untuk gak curhat sama siapapun tentang keadaan atau masalahnya. Kadang aku juga bingung ngeliat mereka kok bisa hidup tanpa curhat. Gimana ya kalau mereka dihadapkan sama masalah? Terus dipendem aja gitu?
Jangan-jangan kalian juga kayak gitu, ya?
Buat kalian yang kalau ada masalah suka dipendem, pasti ngerasa aneh pas tau aku mudah curhat sama pasangan, bahkan sama ibuku. Tapi sebenernya seberapa penting sih curhat itu?
Oke, tadi aku sempat bilang kalau curhat jadi salah satu caraku menjaga kesehatan mental. Bener gitu gak sih? Terus gimana kalau misalnya kita gak punya tempat curhat?
Nah, melalui tulisanku kali ini, aku pengen ngajak kalian buat mengenal lebih dalam tentang curhat, manfaat curhat, dan tips untuk memilih tempat curhat yang tepat.
Kalian tau gak, ternyata gak semua orang bisa kita jadikan tempat curhat, loh.
Bisa dibilang, tempat curhat tuh sama kayak dokter, cocok-cocokan. Kalau kita salah memilih tempat curhat, manfaat dari curhat untuk menjaga kesehatan mental ya bakal sia-sia.
Sebenarnya curhat itu apa sih?
Curhat adalah singkatan dari Curahan Hati. Kalau dari dua kata tersebut, kita udah punya sedikit gambaran nih tentang apa itu curhat. Iya, curhat berarti mengeluarkan atau mencurahkan isi hati, perasaan, atau mungkin pikiran.
Curhat dalam istilah psikologi dikenal sebagai ventilasi. Sama kayak rumah, kita juga wajib punya ventilasi. Maksudku ventilasi yaitu untuk ngebantu ngeluarin perasaan dari dalam diri, dan ngebantu untuk memprosesnya.
Kalau dalam konseling atau psikoterapi, ventilasi ini adalah salah satu sesi untuk mengekspresikan perasaan atau emosi klien dengan bebas.
Dr. Stubits, seorang Psikolog Klinis dari Houston, menganalogikan ventilasi pada manusia kayak pressure cooker. Kalau kamu gak membuka tutupnya secara berkala, uap yang dihasilkan pasti akan terus menumpuk. Sama kayak pas kamu gak membuka diri untuk bercerita, masalah yang kamu miliki akan terus menumpuk, sampe bikin kamu ngerasa stres atau tertekan.
Itulah kenapa meskipun curhat dipandang sebagai kegiatan yang sederhana, tapi ternyata ini merupakan hal yang penting dalam hidup kita.
Mungkin kamu juga udah sadar pentingnya curhat dalam hidupmu, cuma memang belum ketemu aja sama tempat curhat yang bikin kamu bener-bener nyaman untuk mengekspresikan dan mengeluarkan segala unek-unekmu.
Alasan kenapa kamu harus curhat
Sebelum aku ngasih tips buat memilih tempat curhat, aku pengen kamu tau dulu nih alasan kenapa sih kamu membutuhkan curhat dalam hidupmu.
1. Punya rencana
Curhat merupakan suatu kegiatan yang aktif, bukan pasif.
Maksudnya apa? Gini nih, dengan kamu curhat ke orang lain, kamu akan mencurahkan perasaan dan pikiran. Nah, hal ini yang akan membantu kamu untuk menemukan inti masalah yang kamu hadapi.
Bahkan kamu juga bisa dapet solusi dari masalah yang kamu alami. Jadi, kamu bisa tau apa yang harus kamu lakuin selanjutnya.
2. Positive thinking
Curhat bikin kamu lebih memahami apa yang kamu rasain. Awalnya kamu berpikir “kayaknya aku gak bisa deh”, tapi setelah curhat, kamu akan menemukan insight dan kamu bisa bilang, “coba deh pake cara lain, siapa tau bisa”.
3. Masalahmu gak seserem itu
Curhat bikin kamu sadar kalau ternyata masalah kita tuh gak seserem itu. Yang biasanya bikin masalah kita serem itu karena pikiran kita dipendem sendirian, sampe akhirnya kita mikir yang enggak-enggak.
Dengan curhat, kamu bisa nemuin sudut pandang yang baru dari masalahmu, dan ngerasa kalau kamu tuh gak sendirian.
Tips memilih tempat curhat!
1. Kenali siapa yang dapat kamu percaya
Pilihlah pendengar yang bisa kamu percaya dan menghormati privasimu. Kamu mungkin punya temen deket, tapi ternyata gak semua temen deket bisa jadi tempat curhat yang memiliki kemampuan mendengarkan.
Untuk itu, kenali dulu siapa di antara mereka yang bisa kamu percaya untuk menumpahkan isi hati dan pikiran agar kamu ngerasa nyaman dan aman pas curhat.
2. Pilihlah pendengar yang mau gak suka memotong
Salah satu alasan kenapa kamu gak pengen curhat, pasti karena males kalau ceritamu harus dipotong sama cerita dari temanmu. Iya kan?
Emang sih, rasanya gak nyaman pas permasalahan kita dianggap gak lebih berat dibandingkan permasalahannya. Ujung-ujungnya malah jadi adu nasib, alias berlomba-lomba siapa yang punya masalah terberat.
Untuk itu, penting untuk menemukan teman curhat yang bersedia untuk gak memotong curhatmu. Memang gak mudah buat nemuin orang yang bisa ngedengerin curhatan kita tanpa memotong.
Makanya kalau kamu udah nemuin orang ini, jangan lupa untuk berterima kasih karena udah memberikan telinga mereka untuk kamu.
3. Pilihlah seseorang yang pernah mengalami hal yang sama
Pas curhat sama temen yang pernah ngalamin hal yang sama denganmu, kamu akan ngerasa nyaman dan gak merasa sendirian. Pengalaman-pengalaman mereka pas menghadapi hal itu juga bisa ngasih kamu sudut pandang yang baru sehingga kamu bisa lebih semangat dalam mengatasi masalahmu.
Kamu pernah gak denger tentang support group? Nah, support group biasanya berisikan orang-orang dengan permasalahan yang sama dan saling mendukung satu sama lain. Boleh banget kamu coba buat join di situ.
Tapi, kalau kamu berniat untuk mengikuti support group, kamu perlu memastikan apakah di dalam grup tersebut ada fasilitator yang ahli. Dengan adanya fasilitator yang ahli, kegiatan di dalam support group bisa berjalan lebih terarah, dan tentunya terkoordinir dengan baik. Jangan sampai support group yang ada malah membuat kamu merasa semakin gak nyaman.
Tempat curhat yang bisa kamu coba
Kalau kamu ngerasa sulit untuk mencari tempat curhat yang aman dan nyaman di sekitarmu, mungkin kamu bisa coba untuk curhat ke orang-orang yang udah profesional kayak psikolog atau mentor.
Psikolog dan mentor merupakan seseorang yang memiliki keahlian untuk ngebantu kamu memahami dan memproses masalah yang sedang kamu hadapi. Mereka juga akan ngebantu kamu untuk lebih berdaya atas dirimu sendiri dan gak bergantung sama orang lain.
Layanan konseling dan mentoring dari Satu Persen bisa jadi solusi yang bagus buat kamu yang mungkin membutuhkan seorang pendengar yang baik. Psikolog dan mentor dari Satu Persen merupakan orang-orang yang udah terlatih untuk ngebantu kamu menghadapi permasalahan yang kamu alami dalam hidup.
Kamu gak hanya dapet seorang pendengar yang bisa memahamimu dengan baik, tapi kamu juga bakal dapet lembar kerja atau worksheet. Selain itu, untuk bisa memahami diri kamu lebih dalam, kamu juga bakal dikasih psikotest gratis dari Satu Persen. Informasi mengenai layanan itu bisa kamu cek di sini.
Baca juga: Tips Pertama Kali Konseling Online dengan Psikolog: Apa Saja yang Perlu Dipersiapkan?
Kamu juga bisa nonton video di bawah ini untuk tau lebih lanjut tentang layanan Konseling dan Mentoring Satu Persen
Terakhir, aku harap setelah membaca tulisan ini, kamu bisa menyadari manfaat curhat yang mungkin selama ini kamu abaikan. Curhat gak bikin kamu keliatan lemah, kok. Justru curhat jadi hal penting yang harus kamu perhatikan untuk menjaga kesehatan mental.
Kalau masalahmu udah mengganggu kehidupan sehari-hari dan kamu gak tau mau curhat ke siapa, coba deh kamu konsultasi dengan psikolog. Kamu bisa mencoba layanan konseling di Satu Persen. Semisal kamu ingin mengecek kondisi kesehatan mentalmu belakangan ini, kamu juga bisa mencoba tes sehat mental nih.
Buat kamu yang sayang sama diri sendiri dan pengen berkembang Satu Persen setiap harinya, bisa banget untuk pantengin informasi menarik tentang konseling, kelas online, dan webinar-webinar keren dari Satu Persen di Instagram dengan follow @satupersenofficial.
Selain itu, kamu juga bisa menjelajahi artikel menarik lainnya dengan langsung kunjungi blog Satu Persen. Jangan lupa juga buat subscribe channel YouTube Satu Persen untuk nonton video menarik tentang kesehatan mental dan self development. Oke?
Sekian tulisanku kali ini. Aku harap melalui tulisan ini, kita bisa sama-sama tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik menuju #HidupSeutuhnya, setidaknya Satu Persen setiap harinya!
Aku Nida, sampai ketemu di tulisan berikutnya. Thank you!
Reference
Porter, R. (Nov 18, 2020). I Need to Vent: Where To Turn. Retrieved on December 2, 2020 from https://www.betterhelp.com/advice/general/i-need-to-vent-where-to-turn/
Taibi, R. (Jan 13, 2019). Who Do You Talk To? Having someone you can be open with can make all the difference. Retrieved on December 2, 2020 from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/fixing-families/201901/who-do-you-talk
Witkin, G. (Aug 09, 2018). The Power of Talking. Retrieved on December 1, 2020 from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/the-chronicles-infertility/201808/the-power-talking