Halo, Perseners!
Pernahkah kamu merasa kehilangan pemahaman tentang dirimu sendiri? Seketika kamu berada dalam situasi di mana tidak lagi paham apa yang kamu inginkan atau butuhkan.
Lalu, pernahkah kamu merasa tidak mampu memahami orang lain? Kamu merasa apa yang dia lakukan tidak masuk akal atau berbeda jauh dari bagaimana kamu melakukannya. Jika kamu merasa demikian, sudah saatnya kamu mengenal kepribadianmu dan orang lain lebih jauh lagi, nih!
Tahukah kamu, mengenali kepribadian dapat dilakukan dengan banyak cara. Selain menilai menggunakan cara pandangmu sendiri, kamu juga dapat menggunakan sarana lain, seperti meminta feedback dari orang lain atau menggunakan tes psikologi sebagai sarana.
Apa sih gunanya tes psikologi?
Tentu saja untuk membantumu memotret keadaanmu saat ini menggunakan kacamata psikologis. Dengan bantuan tes psikologi, kamu jadi mampu melihat banyak hal dari dirimu yang sebelumnya tak kamu sadari. Penting sekali, kan?
Salah satu tes psikologi yang cukup populer untuk mengenali kepribadian yaitu MBTI. MBTI atau the Myers-Briggs Personality Test adalah tes kepribadian berisi pertanyaan-pertanyaan terhadap preferensi seseorang di empat domain berbeda.
Dari penilaian keempat domain ini, kamu akan dikelompokkan dalam satu dari 16 tipe kepribadian yang tersedia. Dari pengelompokkan tersebut, kamu diharapkan dapat lebih mudah untuk memahami kesukaan, ketidaksukaan, kekurangan, kelebihan, jenis karir yang cocok untuk dipilih, serta kecocokan dengan orang lain di sekitarmu. Penasaran dengan tes MBTI? Yuk, baca lebih lanjut artikel ini.
Sebenarnya, kapan awal mula hadirnya tes MBTI ini?
MBTI awalnya dikembangkan pada tahun 1940-an oleh Katharine Cook Briggs dan putrinya, Isabell Briggs Myers. MBTI sendiri dikembangkan berdasarkan tipologi kepribadian yang diciptakan oleh psikoanalis Carl Jung yang sangat menarik perhatian Briggs dan Myers.
Berharap teori pengelompokkan kepribadian ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata, Briggs dan Myers mulai mengadakan riset dan pengembangan indikator terhadap tipe-tipe kepribadian agar dapat digunakan untuk memahami perbedaan tiap-tiap karakter individu saat Perang Dunia II. Kemudian, dikeluarkanlah tes kepribadian MBTI pertama yang disebarluaskan secara langsung oleh kedua penciptanya kepada keluarga dan sahabat dekat untuk diisi menggunakan pulpen dan pensil.
Hingga saat ini, Tes MBTI terus menerus dikembangkan. Bahkan, kamu saat ini dengan mudah dapat mengambil tes tersebut secara online menggunakan gadget-mu sendiri.
Coba, Yuk: Tes Kepribadian MBTI Bahasa Indonesia gratis!
Lalu, apa yang akan dinilai dari tes MBTI ini?
Seperti penjelasan sebelumnya, Tes MBTI akan menilai empat domain dari kepribadianmu. Empat domain tersebut masing-masing terbagi menjadi dua jenis. Kombinasi dari jenis-jenisnya yang akan menentukan kelompok kepribadianmu. Nah, apa saja sih jenis-jenisnya? Ini dia!
Extraversion (E) - Introversion (I)
Menurut teori tipe psikologi yang dibuat oleh Carl Jung, pembagian ekstrovert dan introvert merujuk kepada bagaimana manusia berinteraksi dengan manusia lainnya.
Kemudian, banyak juga teori yang menyatakan extraversion sebagai kecenderungan seseorang menerima dan menyalurkan energinya. Buat orang-orang yang memiliki kecenderungan extrovert, mereka lebih sering mengikuti kegiatan yang terdiri dari interaksi sosial yang intens dan merasa bersemangat saat menghabiskan waktu bersama orang lain.
Berkebalikan dengan itu, seorang introvert cenderung lebih sering menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri. Mereka lebih senang dengan interaksi yang dalam dan intim bersama sedikit orang, serta merasa lebih bertenaga ketika menghabiskan waktu secara personal.
Membedakan seseorang menjadi ekstrovert atau introvert bukanlah hal yang mudah. Ekstrovert dan introvert bukanlah dua hal yang hitam-putih, jika bukan yang satu, maka yang lainnya.
Sebaliknya, menurut salah seorang bagian Departemen Psikologi di Northwestern University, Dr. Dan McAdams (2017), ekstrovert dan introvert adalah suatu spektrum dengan rentang tertentu. Kamu dapat menjadi sangat dominan ekstrovert atau introvert, tetapi kamu tidak dapat menjadi 100% introvert atau introvert. Artinya, kemungkinan besar kamu merupakan kombinasi antara keduanya.
Sensing (S) - Intuition (N)
Kamu tentu sering bertemu orang lain yang belajar dengan spirit 'learning by doing'. Mereka senang melibatkan diri mereka dengan pengalaman-pengalaman baru agar dapat terjun langsung di bidang tersebut agar berkesempatan belajar dari pengalaman itu. Karena mereka mendalami dunia praktis, pemikiran mereka pun cenderung lebih practical dan realistis ketika menghadapi suatu masalah.
Sementara itu, ada pula orang-orang yang lebih mengandalkan intuisinya. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk berimajinasi dan berpikir secara abstrak.
Pertanyaannya, menurutmu, di antara dua hal itu, manakah yang lebih menggambarkan dirimu?
Melalui pertanyaan-pertanyaan Tes MBTI, kamu akan terbantu untuk menemukan kecenderunganmu dari dua hal tersebut. Membedakan berdasarkan kecenderungan diri terkait pengumpulan informasi soal dunia sekeliling adalah salah satu elemen Tes MBTI.
Thinking (T) - Feeling (F)
Setelah kamu mengumpulkan informasi dengan sensing-intuition, apa yang akan kamu lakukan? Yap! Tentu saja mengolah data yang ada menjadi sebuah pengetahuan yang akan menjadi pertimbanganmu dalam mengambil keputusan. Dalam hal ini, terdapat pula spektrum yang akan membandingkan caramu mempertimbangkan dan memutuskan.
Buatmu yang suka mengambil keputusan dengan data empiris atau teori yang objektif dan teruji, tentu kamu cenderung berada dalam spektrum thinking. Ketika kamu memutuskan sesuatu, kamu belajar dari fakta pengalaman masa lalumu maupun masa lalu orang lain untuk memastikan kamu tidak membuat kesalahan di masa depan.
Sementara itu, buat kamu yang memutuskan berdasarkan kata hatimu atau dengan mempertimbangkan orang lain di sekitarmu, kamu memiliki kecenderungan berada dalam spektrum feeling. Kecenderungan ini juga akan diuji melalui pertanyaan-pertanyaan di Tes MBTI.
Judging (J) - Preserving (P)
Setelah melihat ketiga elemen sebelumnya, tentu tak akan lengkap jika tidak melihat bagaimana caramu menangani hal-hal yang terjadi di dunia luar.
Hal ini juga berkaitan dengan caramu menjalankan keputusan-keputusan yang telah kamu buat sebelumnya. Buatmu yang memiliki kecenderungan judging, umumnya kamu lebih teguh kepada pendirianmu. Tidak mudah buatmu untuk berkompromi terkait hal-hal tertentu yang kamu nilai tidak sesuai denganmu.
Sebaliknya, untuk orang-orang yang memiliki kecenderungan preserving, mereka akan lebih fleksibel dan mampu beradaptasi dengan hal baru, terutama hal-hal yang tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya.
Nantinya keempat elemen ini akan membentuk kombinasi kepribadianmu. Dari tiap-tiap tipe kepribadian tersebut, kamu dapat memperoleh insight soal kekuatan yang ada dalam dirimu. Bahkan hingga peluang karir yang mungkin cocok untukmu!
Tak hanya itu, dengan mempelajari tipe kepribadian orang lain, kamu juga dapat memahami dirinya dan membuatmu dapat menjalin interaksi yang lebih baik. Penting banget, kan?
Lantas, apakah aku selama-lamanya akan berkepribadian sama sesuai hasil tesku?
Jawabannya, tidak. Seorang penulis bernama Benjamin Hardy dalam bukunya Personality Isn’t Permanent menyebutkan bawa tes kepribadian seperti MBTI dapat membawa pengaruh buruk jika kamu membiarkannya melimitasi dirimu.
Riset menunjukkan bahwa kecenderungan seseorang bisa berubah dan tentunya, keenambelas kepribadian ini terlalu sedikit untuk bisa menjelaskan kepribadian seseorang yang amat kompleks.
Berdasarkan pengalaman pribadiku, sejak awal aku mengisi Tes MBTI empat tahun lalu, aku yang awalnya ENFP sudah dua kali berganti tipe, menjadi ETFP dan kemudian menjadi ENFJ hingga sekarang.
Tes psikologi, seperti Tes MBTI, membantumu untuk mengenali dirimu sendiri secara lebih baik berdasarkan citramu saat ini. Tentu tes ini tidak 100% memberikan jawaban yang benar sehingga kamu harus merefleksikan kembali hasil tesmu dengan keadaanmu sebenarnya.
Jika kamu ingin mengubah kekuranganmu, itu sangat mungkin untuk dilakukan. Aku menganjurkan kamu untuk mengambil Tes MBTI secara berkala agar mendapatkan hasil terkini soal keadaanmu saat ini.
Kamu terus berkembang, maka tentu kamu harus mendeteksi perubahan itu, bukan?
Perjalanan mengenali diri sendiri memang tidak mudah. Meskipun demikian, dengan menggunakan bantuan tes psikologi, seperti Tes MBTI, semoga kamu mampu merefleksikan diri dengan lebih baik.
Supaya kamu tidak terjebak dengan menjadikan deskripsi Tes MBTI sebagai penghambat dirimu untuk berkembang, kamu harus memastikan hidupmu terus dilengkapi dengan growth mindset.
Penasaran soal growth mindset? Kamu bisa membaca artikel tentang itu di sini. Kamu juga dapat mengetahui lebih lanjut soal tipe-tipe kepribadian melalui video YouTube Satu Persen.
Kamu juga bisa melakukan mentoring bersama mentor Satu Persen. Klik banner di bawah ini ya untuk informasi lebih lanjut.
Jangan lupa untuk terus mengikuti informasi menarik lainnya dari Satu Persen melalui Instagram, Youtube, Blog, dan Podcast yang merupakan gudang ilmu tentang kesehatan mental dan self development. Semoga konten-konten Satu Persen dapat membantumu bertumbuh lebih baik. Setidaknya satu persen setiap harinya menuju #HidupSeutuhnya!
See you!
Referensi
Cherry, K. (2020, September 17). Myers-Briggs Type Indicator: The 16 Personality Types. Retrieved November 05, 2020, from https://www.verywellmind.com/the-myers-briggs-type-indicator-2795583
Escalante, A., M.D. (2020, June 13). This New Book Argues That Many Personality Tests Are Flawed. Retrieved November 05, 2020, from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/shouldstorm/202006/new-book-argues-many-personality-tests-are-flawed
Houston, E., B.Sc. (2020, October 12). Introvert vs Extrovert: A Look at the Spectrum and Psychology. Retrieved November 05, 2020, from https://positivepsychology.com/introversion-extroversion-spectrum/
MBTI. (2020). Myers-Briggs. Retrieved November 05, 2020, from https://www.psychologytoday.com/intl/basics/myers-briggs
Sumber foto:
Photo by Gabrielle Henderson on Unsplash
https://unsplash.com/photos/5HqtJT2l9Gw