Tingkatkan Kualitas Tim Marketing dengan Pelatihan Soft Selling Skill di Surabaya

Product Satu Persen
14 Jun 2025

Key Takeaways

  • Soft selling mengandalkan empati dan komunikasi, bukan tekanan penjualan.
  • Pelatihan ini melatih tim marketing membangun relasi dan menawarkan solusi nyata, bukan sekadar menjual produk.
  • Metode seperti workshop, e-learning, dan coaching sangat efektif dalam menumbuhkan skill soft selling.
  • Skill ini penting untuk membangun loyalitas pelanggan, reputasi merek, dan konversi yang berkelanjutan.

Pernahkah Anda mendapat keluhan dari pelanggan yang risih saat ditawari produk secara agresif di DM atau sales call yang terlalu memaksa? Nah, hal ini banyak dikeluhkan oleh pelanggan di zaman sekarang. Mereka lebih menyukai pendekatan yang subtil, empatik, dan solutif. Di sinilah soft selling hadir sebagai strategi yang lebih relevan.

Soft selling bukan cuma soal cara menjual, tapi juga cara membangun hubungan. Fokus utamanya adalah memahami pelanggan secara mendalam dan menawarkan solusi yang tepat tanpa kesan memaksa. Sangat cocok untuk  generasi muda dan tim marketing yang ingin menjaga kredibilitas serta menciptakan loyalitas jangka panjang.

Dalam pelatihan Soft Selling, peserta akan belajar banyak hal krusial: mulai dari riset target pasar, membangun narasi personal lewat storytelling, hingga bagaimana menunjukkan empati saat membantu pelanggan. Bahkan, pelatihan ini juga mengajarkan teknik komunikasi yang bisa bikin interaksi dengan klien terasa lebih hangat dan berkesan.

Untuk Anda yang berada di dunia marketing dan merasa strategi yang digunakan saat ini “kurang nyambung” dengan audiens, pelatihan soft selling ini bisa jadi langkah awal yang signifikan. Apalagi jika Anda bekerja dalam tim, skill ini bisa meningkatkan kolaborasi dan kohesi internal tim juga.

Soft selling juga sangat cocok digabungkan dalam program In-House Training dari Life Skills Indonesia. Karena, pelatihannya bisa dicustom sesuai kebutuhan tim dan studi kasus real di lapangan.

Mengapa Soft Selling Penting di Era Sekarang

1. Pelanggan Lebih Sadar dan Selektif
Pelanggan masa kini sudah sangat teredukasi. Mereka bisa membandingkan produk dengan cepat, membaca review, bahkan mencari tahu siapa tim di balik produk yang mereka beli. Jika pendekatan marketing tim Anda terlalu “pushy” atau menekan, mereka bisa langsung kehilangan kepercayaan. Soft selling dilakukan dengan membangun relasi terlebih dahulu, membuat calon pelanggan merasa dihargai dan dimengerti.

2. Meningkatkan Loyalitas dan Repeat Order
Saat pelanggan merasa dipahami dan tidak ditekan, kemungkinan mereka untuk kembali membeli jauh lebih besar. Hubungan yang terbangun menjadi aset penting jangka panjang. Bahkan, banyak brand besar yang sukses karena pendekatan relationship-first mereka, bukan hanya produk yang mereka jual.

3. Mendukung Personal Branding Tim Marketing
Skill soft selling juga mendukung pengembangan personal branding bagi para marketer. Mereka akan terlihat lebih profesional, empatik, dan solutif. Apalagi jika digabungkan dengan pelatihan Personal Branding, pendekatan ini bisa meningkatkan visibilitas individu di mata klien dan perusahaan.

4. Meningkatkan Efektivitas Kampanye
Komunikasi yang personal dan relevan terbukti lebih berdampak daripada komunikasi massal. Pelatihan soft selling membantu tim Anda menyusun pesan yang berbasis insight pelanggan. Akibatnya, konversi pun lebih tinggi, dan kampanye terasa lebih otentik.

Jika Anda ingin memulai perubahan dalam strategi tim marketing, coba mulai dari pelatihan yang berfokus pada empati dan komunikasi efektif. Kami rekomendasikan Anda mengikuti program In-House Training dari Life Skills Indonesia yang bisa dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan tim. Mulailah berkonsultasi dengan kami melalui WhatsApp di http://wa.me/6285150793079.

Bagaimana Cara Menerapkan Pelatihan Soft Selling?

1. Pelajari Audiens Anda Secara Mendalam
Sebelum menyusun strategi komunikasi, Anda perlu melakukan riset target pasar. Pelatihan ini akan membimbing tim memahami karakteristik pelanggan secara psikografis, bukan hanya demografis. Insight ini jadi dasar untuk menyusun pesan yang lebih personal.

2. Bangun Koneksi Lewat Cerita
Storytelling menjadi alat utama dalam soft selling. Melalui cerita, tim bisa menyampaikan keunggulan produk tanpa terasa menjual. Anda akan belajar teknik membangun narasi yang memancing emosi dan membentuk kedekatan.

3. Latihan Role-Play dan Simulasi
Melalui sesi role-play, peserta bisa belajar bagaimana menghadapi pelanggan nyata, merespons keberatan dengan empati, dan tetap tenang dalam situasi sulit. Ini juga meningkatkan rasa percaya diri dalam berkomunikasi.

4. Gunakan Pendekatan Digital
Pelatihan ini juga membahas bagaimana menggunakan media sosial dan email marketing dengan cara yang soft-selling. Termasuk bagaimana menulis copywriting yang persuasive namun tidak menekan.

Anda juga bisa melengkapi pelatihan ini dengan kelas Communication for Teams dari Life Skills x Satu Persen untuk mempertajam kemampuan mendengarkan dan membangun hubungan.

Kesimpulan

Soft selling bukan hanya tentang teknik menjual dengan pendekatan halus, tetapi ini adalah paradigma baru dalam menjalin hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Di era yang makin kompetitif dan sensitif terhadap pendekatan marketing yang “to the point”, soft selling memberi ruang untuk membangun kepercayaan, memahami kebutuhan pelanggan lebih dalam, dan menciptakan pengalaman pembelian yang menyenangkan.

Melalui pelatihan Soft Selling, peserta akan belajar untuk mampu:

  • Meningkatkan empati dan keahlian komunikasi.
  • Merancang kampanye yang relevan dan menyentuh sisi emosional pelanggan.
  • Memberikan solusi nyata, bukan sekadar “jualan”.
  • Menumbuhkan loyalitas dan meningkatkan repeat order.
  • Berkontribusi langsung pada pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

Pendekatan ini sejalan dengan nilai growth mindset dan realist-optimistic yang diusung oleh Life Skills x Satu Persen, yakni mendorong individu untuk terus berkembang secara sadar dan bertanggung jawab terhadap kontribusinya.

Untuk Anda yang ingin mengembangkan tim marketing dengan pendekatan yang lebih human-centered, kami sangat merekomendasikan program In-House Training Soft Selling dari kami. Pelatihan ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, termasuk integrasi dengan pelatihan Personal Branding, Purpose-Driven Work, dan Effective Communication for Teams. Hubungi Kami melalui WhatsApp http://wa.me/6285150793079 atau melalui email di  [email protected] dan mulailah konsultasi secara gratis!

FAQ

1. Apakah soft selling hanya cocok untuk tim sales?
Tidak. Soft selling relevan untuk tim marketing, customer service, bahkan tim internal yang sering berkomunikasi lintas departemen. Ini adalah skill komunikasi yang aplikatif luas.

2. Apa bedanya soft selling dan hard selling?
Soft selling menekankan pendekatan emosional, membangun relasi, dan memberi solusi. Sementara hard selling cenderung langsung menawarkan produk dengan urgensi tinggi. Keduanya bisa dikombinasikan sesuai konteks.

3. Bagaimana cara mengukur keberhasilan pelatihan soft selling?
Beberapa indikatornya adalah peningkatan engagement pelanggan, repeat order, kepuasan pelanggan, dan kemampuan komunikasi tim yang meningkat secara signifikan setelah pelatihan.

4. Apakah pelatihan ini tersedia online?
Ya. Kami menyediakan format tatap muka dan juga format In-House Training online yang fleksibel dan tetap interaktif melalui LMS dan sesi coaching.

5. Bisa nggak digabung dengan pelatihan lain seperti Leadership atau Team Building?
Bisa banget. Salah satu keunggulan program kami adalah fleksibilitas desain pelatihan lintas tema. Konsultasikan saja kebutuhan spesifik Anda.

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.