Pelatihan Kepemimpinan Terbuka di Surabaya: Tingkatkan Aksesibilitas dan Kepercayaan terhadap Atasan

Product Satu Persen
10 Jun 2025

Key Takeaways

  • Atasan yang sulit diakses biasanya karena jarang komunikasi rutin dan tidak adanya ruang aman bagi staf menyampaikan pendapat.
  • Hambatan komunikasi seperti penyaringan informasi dan persepsi selektif memperburuk hubungan atasan-staf.
  • Pelatihan kepemimpinan terbuka mendorong atasan untuk lebih responsif, membangun komunikasi dua arah yang transparan, dan meningkatkan kepercayaan staf.
  • Strategi pelatihan meliputi penciptaan ruang aman komunikasi, penggunaan teknologi yang tepat, dan empati dalam berinteraksi.

Banyak organisasi mengalami masalah ketika atasan sulit diakses oleh bawahan. Hal ini sering menimbulkan jarak emosional dan hambatan komunikasi yang berakibat pada rendahnya keterlibatan dan produktivitas staf. Tidak jarang, staf merasa enggan untuk menyampaikan pendapat atau keluhan karena tidak ada ruang yang aman dan nyaman untuk berkomunikasi.

Masalah ini bukan hanya soal kesibukan atasan, tapi juga bagaimana cara mereka membangun hubungan dan komunikasi dengan tim. Atasan yang jarang berkomunikasi secara rutin dan kurang responsif dapat menciptakan suasana kerja yang kaku dan penuh ketidakpastian. Bahkan hambatan komunikasi seperti penyaringan informasi atau persepsi selektif seringkali memperburuk keadaan, membuat staf merasa tidak didengar dan kurang dihargai.

Untungnya, pelatihan kepemimpinan terbuka hadir sebagai solusi efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Pelatihan ini fokus pada membangun komunikasi dua arah yang konsisten dan transparan serta meningkatkan kemampuan atasan untuk lebih terbuka menerima feedback dari staf.

Dalam artikel ini, akan dibahas lebih dalam tentang penyebab atasan sulit diakses dan bagaimana pelatihan kepemimpinan terbuka bisa menjadi jalan keluar. Selain itu, akan diuraikan strategi dan praktik yang dapat diterapkan untuk memperbaiki hubungan kerja dan komunikasi dalam organisasi.

Life Skills x Satu Persen menyadari pentingnya kepemimpinan terbuka untuk membangun organisasi yang sehat dan produktif. Melalui program In-House Training, kami membantu perusahaan meningkatkan kemampuan komunikasi dan kepemimpinan para atasan agar lebih dekat dengan tim mereka dan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis.

Mengapa Atasan Sulit Diakses Dapat Menimbulkan Masalah?

Atasan yang sulit diakses dapat menciptakan jarak yang tidak hanya hadir secara fisik tetapi juga emosional antara pimpinan dan karyawan/anggota organisasi. Ketika komunikasi hanya berjalan satu arah atau juga berjalan secara minim, staf/karyawan akan merasa kurang dihargai dan kurang percaya diri untuk menyampaikan ide atau masalah yang mereka hadapi kepada para pimpinan. Hal ini akan berdampak pada menurunnya minat staf/karyawan atas keterlibatan dalam tim sekaligus menurunkan motivasi kerja yang akhirnya menurunkan produktivitas tim.

Selain itu, ketiadaan ruang aman dalam komunikasi membuat staf/karyawan enggan berbicara terbuka karena dilingkupi perasaan takut dihakimi atau mendapatkan konsekuensi negatif. Hambatan komunikasi seperti penyaringan informasi, persepsi selektif, dan emosi yang tidak terkelola dengan baik juga dapat memperparah hubungan antara pimpinan dengan karyawan/staf, sehingga sering terjadi miskomunikasi dan ketidaksepahaman.

Dalam konteks ini, pelatihan kepemimpinan terbuka menjadi sangat penting. Dengan pelatihan ini, pimpinan atau juga calon pemimpin akan belajar untuk lebih responsif dan transparan, membangun komunikasi dua arah yang efektif sehingga staf/karyawan merasa lebih mudah didengar dan dihargai. Hal ini mendorong terbentuknya budaya kerja yang lebih sehat, harmonis, dan produktif, sehingga akhirnya akan mengurangi risiko terjadinya ketidaksepahaman atau miskomunikasi antara pimpinan dengan karyawan/staf.

Bagaimana Cara Menerapkan Kepemimpinan Terbuka?

  1. Strategi Komunikasi yang Jelas dan Konsisten
    Atasan perlu membuat rencana komunikasi yang jelas, menentukan media dan frekuensi komunikasi yang sesuai dengan karakter tim. Contohnya, dengan mengadakan pertemuan rutin mingguan atau sesi tanya jawab terbuka yang memberikan kesempatan pada seluruh staf/karyawan untuk berbicara atau berpendapat.
  2. Menciptakan Ruang Aman untuk Berkomunikasi
    Ruang aman dapat diwujudkan dengan sesi diskusi empat mata atau forum terbuka yang membuat staf nyaman menyampaikan pendapat tanpa takut dihakimi. Atasan perlu belajar menerapkan active listening skill serta menunjukkan empati selama sesi diskusi, sehingga staf/karyawan akan merasa lebih dihargai.
  3. Terbuka pada Feedback
    Pelatihan mengajarkan atasan untuk secara aktif meminta dan menerima feedback dari staf, hal ini bisa dilakukan melalui survei atau diskusi langsung. Sikap terbuka ini akan meningkatkan rasa kepercayaan dan keterlibatan karyawan, dan menekankan bahwa keterlibatan mereka adalah hal yang penting.
  4. Pemanfaatan Teknologi Komunikasi
    Menggunakan berbagai aplikasi atau platform komunikasi yang dapat memudahkan akses komunikasi kapan saja dan di mana saja juga penting. Hal ini dapat menjadi solusi supaya atasan tetap mudah dijangkau/dihubungi meskipun berhalangan hadir secara langsung.
  5. Menghindari Sikap Menghakimi dan Membangun Empati
    Pelatihan membantu atasan belajar mengelola emosi dan melihat sudut pandang staf/karyawan, sehingga komunikasi dapat berjalan lebih efektif dan hubungan kerja antara pimpinan dan karyawan bisa terjalin lebih erat.

Bagi organisasi yang ingin meningkatkan kualitas kepemimpinan dan komunikasi, program In-House Training Life Skills Indonesia menyediakan berbagai program, mulai dari pelatihan, coaching dan mentoring, dan lainnya termasuk di dalamnya pelatihan kepemimpinan terbuka yang aplikatif dan dapat disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan spesifik perusahaan.

Kesimpulan

Atasan yang sulit diakses bukan hanya soal jarak fisik, tapi juga bagaimana komunikasi dan hubungan emosional antara pimpinan dan staf berjalan. Pelatihan kepemimpinan terbuka membantu atasan menjadi lebih responsif, membangun komunikasi dua arah yang transparan, dan menciptakan ruang aman bagi staf untuk berpendapat.

Dengan kepemimpinan terbuka, kepercayaan dan keterlibatan staf meningkat, suasana kerja menjadi lebih harmonis, dan pengambilan keputusan bisa dilakukan lebih efektif. Program In-House Training Life Skills Indonesia siap membantu organisasi Anda mengembangkan kepemimpinan yang lebih terbuka dan komunikasi yang lebih baik, demi produktivitas dan lingkungan kerja yang sehat. Untuk informasi atau konsultasi lebih lanjut., Anda dapat menghubungi kami melalui WhatsApp di sini atau bisa juga melalui email [email protected].

FAQ

1. Apa tanda atasan sulit diakses?
Tanda utamanya adalah kurangnya komunikasi rutin dengan staf atau komunikasi seringkali berjalan hanya satu arah, staf/karyawan merasa enggan terlibat atau menyampaikan pendapat, dan informasi sering tersaring sebelum sampai ke tim.

2. Apakah pelatihan kepemimpinan terbuka hanya untuk manajer senior?
Tidak, pelatihan ini bermanfaat untuk semua level kepemimpinan yang ingin meningkatkan kemampuan komunikasi dan hubungan dengan timnya. Pelatihan ini juga penting untuk mempersiapkan calon pemimpin yang akan mendukung kemajuan tim/perusahaan.

3. Berapa lama durasi pelatihan ini biasanya?
Durasi pelatihan bervariasi, mulai dari setengah hari hingga beberapa hari, bergantung pada kondisi serta kebutuhan organisasi.

4. Apakah pelatihan ini bisa dilakukan secara online?
Ya, Life Skills Indonesia menyediakan pelatihan secara online, offline, maupun secara hybrid sesuai situasi, kondisi, dan juga preferensi dari perusahaan.

5. Bagaimana cara mendaftar pelatihan In-House Training Life Skills Indonesia?
Anda dapat menghubungi konsultan kami melalui WhatsApp di nomor 0851-5079-3079 atau email [email protected] untuk konsultasi dan pemesanan pelatihan.

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.