UKT PTN Malaysia vs Indonesia: Lebih Murah yang Mana?

Dilsa Ad'ha
11 Mar 2025

Key Takeaways:

  • Biaya kuliah di universitas negeri Malaysia memang terlihat lebih terjangkau dalam beberapa jurusan, apalagi jika tanpa uang pangkal seperti di Indonesia.
  • Universitas negeri di Indonesia memiliki sistem UKT dan IPI yang bervariasi tergantung jalur masuk dan kemampuan ekonomi mahasiswa.
  • Kualitas pendidikan gak bisa dilihat dari biaya saja, tapi juga dari pengalaman, fasilitas, hingga jaringan alumni.
  • Penting untuk mempertimbangkan biaya hidup, bahasa, dan rencana jangka panjang sebelum memilih kuliah di luar negeri.

Belakangan ini, muncul tren baru yang menarik perhatian banyak pelajar dan orang tua di Indonesia: membandingkan biaya kuliah di dalam negeri dengan universitas negeri di luar negeri, terutama Malaysia. Bukan cuma karena jaraknya dekat, tapi juga karena anggapan bahwa kuliah di Malaysia bisa lebih murah dan kualitas pendidikannya gak kalah saing.

Tapi, bener gak sih kuliah di Malaysia lebih hemat daripada kuliah di PTN Indonesia jalur mandiri? Dan kalau iya, apa itu berarti lebih “menguntungkan”?

Gue bakal bantu lo bahas satu per satu biar lo bisa ambil keputusan lebih realistis dan gak cuma ngikutin tren aja.

Universitas Malaysia vs Indonesia: Siapa Lebih Ringan?

Buat lo yang lagi mikir kuliah di Malaysia, lo mungkin sering dengar nama-nama kayak Universiti Malaya (UM), Universiti Teknologi Malaysia (UTM), atau Universiti Sains Malaysia (USM). Ketiga universitas ini emang masuk dalam jajaran kampus top di Asia, bahkan punya peringkat dunia yang lebih tinggi dari banyak kampus Indonesia.

Secara biaya, UM misalnya, punya program sarjana dengan biaya sekitar Rp35 juta sampai Rp79 juta per tahun. Sementara di UTM, program seperti teknik elektro bisa mencapai sekitar Rp315 juta untuk 4 tahun kuliah, alias Rp39 juta per semester.

Gimana dengan kampus negeri di Indonesia?

Kalau lo kuliah di Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), atau Institut Teknologi Bandung (ITB) lewat jalur mandiri, biaya semesteran UKT-nya bisa mulai dari Rp500 ribu sampai Rp20 juta tergantung kemampuan ekonomi dan jurusan. Tapi, di jalur mandiri biasanya ada juga biaya IPI alias uang pangkal, yang nilainya bisa tembus Rp30 juta sampai Rp125 juta sekali bayar di awal.

Kalau dijumlahin, biaya kuliah total bisa hampir sama—atau bahkan lebih mahal di Indonesia, khususnya untuk jurusan kedokteran atau teknik.

Tapi, biaya kuliah itu bukan satu-satunya pertimbangan. Jangan lupa faktor-faktor lain kayak:

  • Biaya hidup harian (kos, makan, transport)
  • Adaptasi bahasa dan budaya
  • Kesempatan magang atau kerja part time
  • Jaringan alumni dan reputasi lokal

Misalnya, di Malaysia lo perlu adaptasi dengan bahasa Melayu dan Inggris. Lo juga harus siap dengan sistem pendidikan yang beda, dan tentu aja, jauh dari keluarga.

Sementara di Indonesia, walaupun mungkin lebih mahal dari sisi uang pangkal, lo tetap dekat dengan support system dan gak perlu adaptasi bahasa yang berat.

Nah, buat lo yang bener-bener niat kuliah di luar negeri karena pertimbangan biaya atau kualitas, lo juga bisa mikir ke depan: “Apakah kuliah di luar negeri ini membuka pintu kerja yang lebih luas? Atau justru bakal balik lagi ke Indonesia tanpa perbedaan signifikan?”

Itu kenapa penting juga buat lo ngembangin wawasan soal perencanaan pendidikan, bukan cuma ngikutin hype.

Perbandingan Gak Cuma Soal Angka, Tapi Juga Konteks

Kalau lo bandingin angka mentah—kayak total biaya kuliah per semester atau total 4 tahun studi—Malaysia memang bisa terlihat lebih murah di beberapa jurusan. Tapi di sisi lain, ada konteks yang bikin keputusan ini gak semudah kelihatannya.

1. Kualitas & Ranking Kampus

Misalnya Universiti Malaya (UM) ada di peringkat #60 QS World Ranking 2025. Bandingin sama Universitas Indonesia di peringkat #206. Tapi... peringkat ini belum tentu jadi penentu utama keberhasilan lo di masa depan. Kenapa?

Karena banyak juga alumni kampus Indonesia yang sukses secara karier, bahkan di skala internasional. Jadi, ranking penting, tapi bukan satu-satunya faktor.

2. Biaya Hidup Sehari-hari

Malaysia emang punya biaya kuliah yang kompetitif, tapi lo juga harus pertimbangkan biaya hidupnya. Mulai dari kos, makan, transportasi, sampai izin tinggal pelajar.

Kalau lo kuliah di Indonesia, terutama dekat rumah, lo bisa potong banyak biaya dari sisi tempat tinggal dan makan. Tapi kalau lo kuliah di luar negeri, biaya hidup bisa nambah 30-50% dari biaya kuliah tahunan.

3. Adaptasi Sosial & Budaya

Gue gak bilang adaptasi di Malaysia itu susah. Tapi tetap aja, lo harus siap dengan sistem pendidikan yang beda, aturan hidup yang lebih ketat (terutama soal visa pelajar), dan lingkungan sosial yang mungkin asing. Lo bakal jauh dari support system kayak keluarga, sahabat, bahkan makanan favorit.

Ada yang bilang justru itu tantangan yang bikin lo tumbuh. Tapi buat lo yang belum pernah tinggal jauh dari rumah, ini patut dipikirin serius.

4. Peluang Kerja Setelah Lulus

Pertanyaan penting: setelah lulus, lo mau kerja di mana? Beberapa kampus luar negeri punya program kerja setelah kuliah (kayak post-study work visa), tapi Malaysia belum tentu punya itu buat semua jurusan.

Sebaliknya, lulusan PTN Indonesia bisa langsung apply ke berbagai perusahaan dalam negeri dengan nama kampus yang udah dikenal luas.

Kalau lo berharap bisa kerja di luar negeri habis kuliah di Malaysia, lo harus cek dulu apakah ada program magang, networking, atau visa kerja yang mendukung. Kalau enggak, besar kemungkinan lo balik lagi ke Indonesia dan harus bersaing dengan lulusan lokal.

Biar Gak Bingung, Lo Bisa Mulai dari Sini

Gue tahu, milih kampus dan negara buat kuliah itu keputusan besar. Makanya, lo gak perlu buru-buru. Biar gak makin galau, lo bisa mulai dari:

  • Evaluasi jurusan yang lo minati, terus bandingin kurikulumnya di kampus dalam dan luar negeri
  • Hitung semua komponen biaya: kuliah, hidup, dokumen, dan biaya tak terduga
  • Tanya ke alumni atau mahasiswa aktif yang pernah kuliah di sana
  • Pikirin rencana setelah lulus: kerja, lanjut studi, atau balik ke Indonesia?

Dan kalau lo lagi nyiapin masa depan pendidikan lo, terutama soal mindset dan wawasan tentang keuangan pendidikan, gue saranin banget buat Follow & Subscribe Transfer Wawasan.

Di situ, lo bisa dapetin banyak insight soal:

  • Perencanaan keuangan buat kuliah
  • Mental & strategi menghadapi dunia perkuliahan
  • Tips memilih jurusan dan kampus sesuai passion dan kondisi lo

Kadang, kita butuh nambah wawasan dulu sebelum bikin keputusan besar. Karena keputusan yang tepat datang dari informasi yang cukup, bukan dari tekanan sosial atau tren sesaat.

Kesimpulan

Setelah lo baca semua perbandingan dari biaya kuliah sampai peluang karier, mungkin lo mikir, “Terus gue harus pilih yang mana dong?” Jawabannya simpel: tergantung prioritas dan tujuan hidup lo sendiri.

Kalau lo ngerasa:

  • Kuliah di luar negeri bisa ngasih lo pengalaman dan growth yang lebih cepat,
  • Lo punya kesiapan mental buat tinggal jauh dari rumah,
  • Lo punya dana (atau beasiswa) yang cukup buat nutup semua kebutuhan sampai lulus,

Maka kuliah di Malaysia bisa jadi pilihan yang pas.

Tapi kalau:

  • Lo lebih nyaman di lingkungan yang familiar,
  • Lo mau aktif di komunitas atau organisasi lokal,
  • Dan lo mau punya akses langsung ke pasar kerja Indonesia setelah lulus,

Kuliah di dalam negeri, apalagi di PTN top, bukan pilihan yang buruk sama sekali.

Karena pada akhirnya, yang bikin kuliah lo bermakna bukan tempatnya, tapi apa yang lo lakukan selama prosesnya.

Gue ngerti banget kalau lo masih ragu dan butuh diskusi lebih lanjut soal pilihan kuliah. Mungkin lo bingung milih jurusan, ngerasa belum siap mental, atau khawatir soal biayanya. Kalau lo relate, mungkin ini saat yang tepat buat cari perspektif tambahan.

Follow & Subscribe Transfer Wawasan, karena di sana lo bakal nemu konten-konten yang relevan kayak:

  • Gimana cara milih jurusan berdasarkan minat dan kepribadian
  • Mindset yang perlu dimiliki biar gak insecure sama pilihan hidup lo
  • Tips biar gak FOMO pas lihat teman kuliah di luar negeri
  • Strategi ngatur keuangan sebelum dan selama kuliah

Belajar dari situ bisa jadi langkah kecil yang bakal bantu lo ngambil keputusan besar nantinya. Lo juga bisa minta bantuan di Life Coaching dari Life Consultation buat cari solusinya.

FAQ

1. Apakah kuliah di luar negeri selalu lebih mahal?
Nggak selalu. Biaya kuliah di luar negeri bisa lebih murah, apalagi kalau lo dapat subsidi, beasiswa, atau kuliah di negara-negara tetangga kayak Malaysia. Tapi jangan lupa, biaya hidup dan dokumen juga harus dihitung.

2. Apa lulusan luar negeri lebih gampang dapet kerja?
Tergantung. Kalau lo aktif, punya pengalaman magang, dan tahu cara “menjual diri” di CV dan wawancara, lulusan lokal pun bisa saingan sama alumni luar negeri. Jadi bukan soal kampusnya aja.

3. Jurusan apa yang lebih cocok dipelajari di luar negeri?
Kalau lo minat di bidang yang belum terlalu berkembang di Indonesia, kayak teknologi tinggi, fashion, atau riset mutakhir, kuliah di luar negeri bisa kasih lo exposure lebih besar.

4. Bagaimana kalau gue belum siap mental kuliah jauh dari rumah?
Itu valid banget. Mental juga bagian dari kesiapan kuliah. Lo bisa mulai dari kuliah dalam negeri dulu sambil ngembangin kemandirian. Atau kalau mau coba, ikut program pertukaran pelajar dulu buat adaptasi pelan-pelan.

5. Gimana kalau orang tua maksa gue kuliah di tempat tertentu?
Coba ajak ngobrol baik-baik, kasih tahu alasan lo, dan tunjukkan kalau lo udah riset dan serius. Banyak orang tua berubah pikiran saat mereka lihat anaknya punya visi jelas soal masa depan.

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.