Pertukaran Guru ke Korea Dibuka, Dapat Tunjangan dan Akomodasi!

Dilsa Ad'ha
12 Mar 2025

Key Takeaways

  • Program pertukaran guru Indonesia-Korea 2025 dibuka dari 17 Februari hingga 18 Maret 2025.
  • Guru akan tinggal di Korea selama 3 bulan untuk mengajar dan mengikuti pelatihan.
  • Tunjangan bulanan, tiket PP, akomodasi, dan asuransi ditanggung penyelenggara.
  • Syarat utama: guru ASN/GTY usia 30–45 tahun dengan pengalaman minimal 5 tahun.
  • Program bertujuan memperkuat pemahaman budaya dan mengembangkan metode pengajaran.

Pernah bayangin ngajar di Korea Selatan sambil bawa misi budaya dari Indonesia? Nah, sekarang lo bisa wujudin mimpi itu. Program Indonesian-Korean Teacher Exchange (IKTE) resmi dibuka lagi di tahun 2025. Program ini dibuka oleh Kemendikdasmen dan Ditjen GTK, kerja sama langsung dengan Kementerian Pendidikan Korea Selatan.

Melalui program ini, guru-guru dari Indonesia akan dikirim ke sekolah-sekolah di Korea Selatan buat tinggal dan mengajar selama 3 bulan. Lo nggak cuma ngajar, tapi juga ikut pelatihan penyesuaian lokal. Nggak cuma itu, lo juga bakal jadi wakil budaya Indonesia dan ngajarin nilai toleransi, global citizenship, dan keberagaman ke siswa-siswa di sana.

Yang bikin makin keren, semua komponen utama seperti tiket pesawat pulang-pergi, akomodasi, tunjangan bulanan, dan asuransi kesehatan ditanggung. Lo cuma perlu urus paspor dan beberapa kebutuhan pribadi aja.

Kebayang kan pengalaman yang bakal lo dapet dari program ini? Bukan cuma soal karier, tapi juga pengalaman hidup yang bisa bawa perubahan di cara lo ngajar dan berinteraksi di kelas. Setelah pulang, lo diharapkan bisa nerapin gaya belajar yang lebih inovatif, fleksibel, dan nyambung sama perkembangan global.

Tapi program ini nggak asal terima semua guru. Lo harus punya pengalaman minimal 5 tahun, aktif di komunitas guru, punya kemampuan bahasa Inggris yang baik, dan idealnya punya prestasi atau keahlian seni tradisional. Oh iya, hanya guru dari provinsi-provinsi tertentu yang bisa daftar—kayak Riau, Papua, Maluku, Kalimantan, sampai Sulawesi.

Gue pribadi sih ngeliat program ini bukan cuma buat guru yang mau cari pengalaman internasional, tapi juga jadi jalan buat ngenalin Indonesia ke dunia, lewat pendidikan. Dan yang paling penting: lo bakal belajar banyak hal baru, dapet perspektif global, dan bisa bawa pulang ilmu yang bisa lo adaptasi di sekolah asal.

Pendaftaran program dibuka sampai 18 Maret 2025, jadi masih ada waktu buat nyiapin berkas dan mulai apply. Semua info lengkap bisa lo cek langsung di laman resmi GTK: gtk.dikdasmen.go.id/ikte.

Belajar Mengajar Sekaligus Menyebarkan Budaya: Apa Manfaat Besar dari Program Ini?

Kalau lo mikir program pertukaran guru cuma soal ngajarin pelajaran di negara lain, lo harus tahu bahwa yang dibawa guru Indonesia ke Korea Selatan jauh lebih besar dari sekadar materi kelas.

Dalam program Indonesian-Korean Teacher Exchange (IKTE) ini, lo bukan cuma guru—tapi juga duta budaya, fasilitator nilai toleransi, dan pelaku langsung diplomasi pendidikan. Kedengarannya serius banget, ya? Tapi justru ini yang bikin program ini powerful dan penuh makna.

1. Mewakili Indonesia di Dunia Internasional

Dengan tinggal dan bekerja di Korea, lo nggak cuma adaptasi sama sistem pendidikan baru, tapi juga memperkenalkan nilai-nilai dan budaya Indonesia ke masyarakat Korea. Lo bisa pakai alat bantu ajar khas Indonesia, memperkenalkan seni tradisional, dan mengajarkan keberagaman kepada siswa Korea. Ini bukan cuma jadi pengalaman berharga buat lo, tapi juga membangun citra positif Indonesia di mata internasional.

2. Pengembangan Profesional yang Nggak Main-Main

Program ini bakal buka banyak perspektif baru tentang cara mengajar yang inovatif. Sekolah-sekolah di Korea terkenal dengan teknologi dan sistem yang efisien. Lo bisa belajar langsung soal metode belajar yang efektif, pengelolaan kelas yang fleksibel, sampai penggunaan media digital dalam proses belajar-mengajar.

Dan bukan cuma belajar dari sistem di Korea, lo juga bakal dapat pelatihan penyesuaian lokal yang bantu lo adaptasi dan berkembang di lingkungan baru. Semua ini bakal nambah skill lo sebagai guru yang punya mindset global dan siap menghadapi tantangan dunia pendidikan masa depan.

3. Transfer Wawasan dan Skill ke Sekolah Asal

Nah, bagian ini yang nggak kalah penting. Setelah program selesai dan lo balik ke Indonesia, lo diharapkan bisa "mentransfer" semua pengalaman dan wawasan yang lo dapet ke sekolah asal. Mulai dari metode pengajaran, pendekatan ke siswa, sampai manajemen kelas yang lebih dinamis dan kontekstual.

Ini bisa jadi bekal banget buat bantu murid-murid lo biar siap hadapi dunia yang makin terhubung dan kompetitif. Bisa juga jadi inspirasi buat rekan guru lain di sekolah.

Biar Lolos, Ini Cara Daftarnya

Pengen daftar tapi bingung harus mulai dari mana? Tenang, gue rangkumin step-step pentingnya buat lo siapin dari sekarang:

1. Cek Dulu Lo Masuk Syarat atau Nggak

Syarat utama:

  • Usia 30–45 tahun
  • Guru ASN atau GTY
  • Pengalaman ngajar minimal 5 tahun
  • Bisa bahasa Inggris aktif
  • Aktif di komunitas guru
  • Sehat jasmani dan rohani
  • Punya prestasi, apalagi di seni tradisional, bakal jadi nilai plus
  • Berdomisili atau mengajar di salah satu dari 15 provinsi terpilih

Kalau semua syarat itu lo centang, langsung lanjut ke tahap berikutnya!

2. Siapkan Berkas yang Diminta

  • Biodata atau CV terbaru
  • Foto berwarna ukuran 4x6
  • Surat izin dari pimpinan satuan pendidikan
  • Bukti prestasi atau keaktifan di komunitas (kalau ada)
  • Sertifikat kemampuan bahasa Inggris (lebih bagus lagi kalau punya)

3. Akses Situs Resmi GTK

Daftar langsung di gtk.dikdasmen.go.id/ikte dan ikuti panduan pendaftaran di sana. Pendaftaran dibuka sampai 18 Maret 2025, jadi jangan mepetin deadline, ya.

4. Ikuti Pelatihan dan Seleksi

Kalau lolos administrasi, lo bakal ikutan pelatihan dan workshop sebagai persiapan keberangkatan. Lo juga bakal ikut tahap seleksi akhir, biasanya berupa wawancara atau asesmen lainnya.

Transformasi Diri dan Dampaknya Setelah Ikut Program

Gue ngerti banget, salah satu hal yang bikin lo ragu buat daftar program kayak gini adalah: “Emang sepadan ya semua effort-nya?”

Jawaban jujurnya? Iya. Tapi bukan cuma soal pengalaman ke luar negeri atau jalan-jalan di Korea aja. Yang lebih berharga adalah bagaimana program Indonesian-Korean Teacher Exchange (IKTE) ini bisa bener-bener ngerombak cara lo mikir, cara lo mengajar, dan cara lo berinteraksi di lingkungan kerja.

Jadi Guru yang Lebih Adaptif

Selama 3 bulan lo tinggal dan ngajar di Korea, lo bakal menghadapi berbagai situasi yang nggak familiar. Mulai dari gaya komunikasi yang beda, cara siswa Korea belajar, sampai teknologi belajar yang lebih canggih.

Tapi justru dari tantangan itu, lo bakal belajar gimana caranya tetap tenang, berpikir cepat, dan nyari solusi secara kreatif. Skill ini tuh penting banget buat dunia pendidikan masa sekarang yang berubah terus.

Mindset Internasional dan Empati Budaya

Lo juga bakal belajar bahwa jadi guru itu bukan cuma soal ngasih materi, tapi juga soal membentuk karakter dan empati lintas budaya. Lo nggak cuma ngajarin siswa Korea tentang pelajaran, tapi juga nilai-nilai Indonesia seperti gotong royong, toleransi, dan keberagaman.

Dan ketika lo balik ke Indonesia, lo bakal punya perspektif baru tentang cara mengajar yang lebih manusiawi, fleksibel, dan relevan dengan kondisi global. Hal kayak gini nggak bisa lo dapetin dari buku atau webinar aja.

Jadi Agen Perubahan di Sekolah Asal

Setelah lo kembali, lo bisa jadi penggerak perubahan di sekolah. Lo bisa berbagi metode belajar baru, ngasih pelatihan kecil ke rekan guru, atau bahkan ngajak murid lo diskusi soal pengalaman internasional.

Kalau lo aktif berbagi, bukan cuma murid yang terbantu, tapi lo juga bisa dikenal sebagai guru yang punya nilai lebih—yang peduli, visioner, dan mau berkembang.

Kesimpulan

Ikut program pertukaran guru ke Korea bukan cuma soal “mengajar di luar negeri”. Ini soal membuka perspektif, belajar hal baru, dan jadi versi diri lo yang lebih kaya secara pengalaman dan wawasan. Kalau lo merasa stuck, jenuh, atau pengin tantangan baru dalam karier sebagai guru—ini waktunya buat berani coba.

Dan biar nggak ketinggalan info penting dan diskusi seputar pendidikan, pengembangan diri, dan peluang internasional, jangan lupa buat follow dan subscribe Transfer Wawasan. Karena kadang, satu informasi bisa bawa lo ke perjalanan yang mengubah hidup.

FAQ

Q: Apakah harus bisa bahasa Korea?
A: Nggak harus. Tapi lo minimal wajib bisa bahasa Inggris secara aktif (lisan dan tulisan) karena sebagian besar pengajaran akan dilakukan dalam bahasa Inggris.

Q: Apa semua biaya ditanggung pemerintah?
A: Sebagian besar iya. Lo bakal dapat tiket PP, tempat tinggal, tunjangan bulanan, dan asuransi. Tapi lo tetap harus tanggung beberapa hal pribadi seperti paspor, makanan, dan transportasi pribadi.

Q: Bisa daftar kalau bukan dari provinsi yang disebut?
A: Sayangnya nggak. Program ini tahun ini dibuka khusus untuk guru dari 15 provinsi tertentu yang sudah ditentukan oleh Kemendikdasmen.

Q: Ada peluang lanjut kerja atau studi di Korea?
A: Nggak ada jaminan. Tapi banyak alumni yang akhirnya punya koneksi atau dapat peluang lanjutan, entah itu kolaborasi sekolah, beasiswa studi, atau undangan konferensi internasional.

Q: Apa program ini hanya sekali seumur hidup?
A: Program ini dibuka tiap tahun, tapi nggak semua orang bisa ikut dua kali. Jadi manfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin.

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.