Pelatihan Self-Efficacy di Makassar: Membangun Keyakinan Tim untuk Melampaui Target

Ahmad Faris Maulana
27 Okt 2025

Key Takeaways

  • Definisi Self-Efficacy: Self-efficacy (efikasi diri) adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuannya sendiri untuk berhasil dalam situasi atau tugas tertentu.
  • Pentingnya di Bisnis: Karyawan dengan self-efficacy tinggi lebih termotivasi, tangguh (resilien) dalam menghadapi kegagalan, dan lebih proaktif dalam memecahkan masalah.
  • Manfaat Pelatihan: Workshop self-efficacy terbukti meningkatkan motivasi intrinsik, mengoptimalkan kemampuan problem-solving, dan menurunkan risiko burnout di tempat kerja.
  • Konteks Makassar: Di tengah iklim bisnis Makassar yang dinamis dan kompetitif, tim dengan self-efficacy tinggi sangat penting untuk inovasi dan adaptasi yang cepat.
  • Implementasi Efektif: Pelatihan yang sukses membutuhkan materi yang disesuaikan, fasilitator ahli, dan rencana tindak lanjut yang jelas untuk memperkuat keyakinan tim pasca-workshop.

Sebagai seorang manajer HR atau pemimpin perusahaan, Anda pasti pernah mengalaminya. Anda memiliki tim yang brilian, kompeten secara teknis, dan memiliki semua sumber daya yang dibutuhkan. Namun, ketika dihadapkan pada target yang menantang atau proyek yang kompleks, tim tersebut tampak ragu, menunda-nunda, atau bahkan menyerah sebelum mencoba. Mereka memiliki kemampuan, tetapi mereka kekurangan sesuatu yang lebih fundamental, yaitu keyakinan atas kemampuan tersebut.

Fenomena ini dikenal dalam psikologi sebagai self-efficacy atau efikasi diri. Ini adalah keyakinan internal yang dimiliki seseorang bahwa ia mampu menjalankan tugas yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Ini adalah suara di dalam kepala yang berkata, "Saya bisa melakukan ini," bahkan ketika situasinya sulit.

Di lingkungan bisnis yang serba cepat, self-efficacy bukanlah sekadar "soft skill" yang "bagus untuk dimiliki". Ini adalah prediktor utama kinerja, motivasi, dan ketangguhan. Kurangnya self-efficacy dalam tim dapat menyebabkan hilangnya peluang, produktivitas yang mandek, dan tingginya tingkat stres. Kabar baiknya adalah, self-efficacy bukanlah sifat bawaan yang kaku. Ini adalah pola pikir yang dapat dibangun dan dilatih.

Melalui program pelatihan dan workshop yang terstruktur, perusahaan dapat secara strategis menumbuhkan keyakinan ini di dalam tim mereka. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengapa pelatihan self-Efficacy adalah investasi krusial, terutama bagi perusahaan yang beroperasi di lanskap bisnis yang dinamis seperti Makassar.

Manfaat Workshop Self-Efficacy untuk Performa Karyawan

Menginvestasikan waktu dan sumber daya untuk pelatihan self-efficacy memberikan dampak langsung dan terukur, baik bagi individu maupun bagi kesehatan organisasi secara keseluruhan.

1. Meningkatkan Motivasi Intrinsik dan Inisiatif Kerja

Karyawan dengan self-efficacy rendah cenderung membutuhkan dorongan eksternal yang konstan. Mereka bekerja untuk menghindari hukuman atau sekadar memenuhi daftar periksa. Sebaliknya, karyawan yang memiliki keyakinan kuat terhadap kemampuan mereka akan didorong oleh motivasi intrinsik.

Mereka melihat tugas yang menantang bukan sebagai ancaman, tetapi sebagai kesempatan untuk membuktikan kemampuan mereka. Bagi perusahaan, ini berarti tim Anda akan lebih proaktif. Mereka tidak akan menunggu instruksi mendetail untuk setiap langkah. Mereka akan mengambil inisiatif, mencari solusi secara mandiri, dan memiliki rasa kepemilikan yang lebih besar terhadap pekerjaan mereka.

2. Membangun Ketangguhan (Resilience) dalam Menghadapi Kegagalan

Dalam bisnis, kegagalan dan kemunduran adalah hal yang tidak terhindarkan. Perbedaan antara tim yang sukses dan tim yang stagnan terletak pada cara mereka merespons kegagalan. Tim dengan self-efficacy rendah melihat kegagalan sebagai bukti ketidakmampuan mereka. Mereka mudah putus asa dan sulit untuk bangkit kembali.

Workshop self-efficacy melatih karyawan untuk membingkai ulang kegagalan. Mereka akan belajar melihatnya sebagai bagian dari proses belajar, bukan sebagai akhir dari segalanya. Mereka mengembangkan ketangguhan atau resiliensi psikologis. Bagi perusahaan, ini sangat berharga. Anda akan memiliki tim yang tidak takut mengambil risiko yang diperhitungkan, mampu beradaptasi dengan cepat setelah mengalami kemunduran, dan tetap fokus pada tujuan jangka panjang.

3. Mengoptimalkan Kemampuan Problem-Solving dan Pengambilan Keputusan

Ketika seseorang merasa tidak mampu, kemampuan kognitifnya untuk memecahkan masalah sering kali "terkunci". Mereka mengalami keraguan yang melumpuhkan (analysis paralysis) atau mengambil keputusan impulsif karena panik.

Pelatihan self-efficacy membantu individu untuk tetap tenang dan jernih di bawah tekanan. Karena mereka percaya pada kemampuan analisis mereka, mereka dapat mengevaluasi opsi secara lebih objektif, mempertimbangkan berbagai skenario, dan membuat keputusan yang lebih cerdas. Di level tim, ini mendorong budaya diskusi yang lebih sehat. Anggota tim merasa cukup percaya diri untuk menyuarakan ide dan solusi mereka, yang mengarah pada pemecahan masalah kolaboratif yang lebih efektif.

4. Mendorong Penetapan Target yang Lebih Ambisius (Growth Mindset)

Karyawan dengan self-efficacy rendah cenderung bermain aman. Mereka menetapkan target pribadi yang mudah dicapai untuk menghindari kemungkinan gagal. Pola pikir ini, jika menyebar dalam tim, akan membatasi potensi pertumbuhan perusahaan.

Pelatihan ini secara langsung menumbuhkan growth mindset (pola pikir bertumbuh). Karyawan mulai memahami bahwa kemampuan mereka dapat dikembangkan melalui usaha dan dedikasi. Hasilnya, mereka tidak lagi takut pada tantangan. Mereka secara sukarela menetapkan target yang lebih tinggi untuk diri mereka sendiri dan tim mereka. Bagi perusahaan, ini adalah bahan bakar untuk inovasi dan keunggulan kompetitif. Anda menciptakan siklus positif di mana keberhasilan kecil membangun keyakinan, yang kemudian mendorong pencapaian yang lebih besar lagi.

5. Menurunkan Tingkat Stres Kerja dan Risiko Burnout

Salah satu sumber stres terbesar di tempat kerja adalah perasaan tidak mampu mengendalikan beban kerja atau tuntutan pekerjaan. Karyawan merasa tenggelam, kewalahan, dan tidak berdaya. Jika dibiarkan, ini adalah jalan cepat menuju burnout.

Self-efficacy bertindak sebagai penyangga psikologis terhadap stres. Ketika karyawan percaya bahwa mereka memiliki sumber daya dan kemampuan untuk mengatasi tuntutan pekerjaan, tingkat stres mereka akan menurun secara signifikan. Mereka tidak lagi melihat tumpukan pekerjaan sebagai ancaman eksistensial, melainkan sebagai serangkaian tugas yang dapat dikelola. Bagi perusahaan, ini berarti tingkat absensi yang lebih rendah, lingkungan kerja yang lebih sehat secara mental, dan retensi karyawan yang lebih baik.

Mengapa Pelatihan Self-Efficacy Sangat Dibutuhkan di Makassar?

Makassar telah memantapkan dirinya sebagai gerbang ekonomi utama dan pusat pertumbuhan bisnis di Indonesia Timur. Dinamika ini menciptakan lanskap yang unik, penuh peluang sekaligus tantangan. Persaingan bisnis di Makassar semakin ketat, menuntut perusahaan untuk tidak hanya efisien, tetapi juga inovatif dan adaptif.

Dalam konteks inilah pelatihan self-efficacy menjadi sangat relevan bagi perusahaan di Makassar.

Pertama, tingkat persaingan yang tinggi menuntut tim Anda untuk terus melampaui standar. Ini bukan lagi tentang "melakukan pekerjaan", tetapi tentang "memenangkan persaingan". Tim penjualan harus gigih dalam mengejar klien baru, tim layanan harus proaktif dalam memberikan pengalaman pelanggan yang luar biasa, dan tim operasional harus terus mencari cara untuk menjadi lebih efisien. Semua ini membutuhkan keyakinan diri yang kuat bahwa target tersebut dapat dicapai.

Kedua, sebagai pusat pertumbuhan, Makassar mengalami perubahan pasar yang cepat. Model bisnis baru muncul, teknologi baru diadopsi, dan harapan pelanggan berevolusi. Perusahaan Anda tidak bisa mengandalkan cara-cara lama untuk berhasil. Anda membutuhkan tenaga kerja yang tidak takut terhadap perubahan. Karyawan dengan self-efficacy tinggi lebih mudah beradaptasi. Mereka melihat perubahan bukan sebagai gangguan, tetapi sebagai kesempatan untuk mempelajari keterampilan baru dan membuktikan nilai mereka.

Ketiga, untuk berkembang secara berkelanjutan, perusahaan di Makassar perlu mengembangkan talenta lokal menjadi pemimpin masa depan. Kepemimpinan pada intinya adalah tentang self-efficacy. Seseorang tidak dapat memimpin tim dengan percaya diri jika ia tidak memiliki keyakinan pada kemampuannya sendiri untuk membuat keputusan yang tepat dan menginspirasi orang lain. Berinvestasi dalam self-efficacy karyawan Anda hari ini adalah cara Anda membangun barisan pemimpin yang tangguh untuk perusahaan Anda di masa depan.

Cara Mengadakan Workshop Self-Efficacy yang Efektif di Perusahaan Anda

Mengadakan workshop self-efficacy bukan sekadar seminar motivasi satu arah. Agar berdampak nyata, program ini harus dirancang secara strategis. Berikut adalah beberapa langkah kunci untuk memastikan pelatihan Anda berhasil:

1. Sesuaikan Materi dengan Kebutuhan Spesifik Tim Anda

Setiap tim memiliki tantangan self-efficacy yang berbeda. Tim sales mungkin berjuang dengan keyakinan diri setelah menghadapi penolakan beruntun. Tim IT mungkin merasa ragu saat dihadapkan pada proyek teknologi baru yang kompleks. Pelatihan yang efektif dimulai dengan asesmen untuk memahami di mana letak keraguan terbesar tim Anda. Materi kemudian harus disesuaikan untuk mengatasi tantangan spesifik tersebut, memberikan studi kasus dan latihan yang relevan dengan pekerjaan mereka sehari-hari.

2. Libatkan Fasilitator Ahli yang Berpengalaman

Membangun self-efficacy adalah proses psikologis. Ini membutuhkan fasilitator yang tidak hanya pandai berbicara di depan umum, tetapi juga memahami prinsip-prinsip psikologi perilaku. Fasilitator ahli, seperti yang kami miliki di Life Skills ID x Satu Persen, tahu cara menggunakan teknik yang terbukti secara ilmiah, seperti membangun mastery experiences (pengalaman keberhasilan kecil), vicarious learning (belajar dari kesuksesan orang lain), dan social persuasion (umpan balik positif yang konstruktif).

3. Ciptakan Ruang Aman untuk Diskusi dan Interaksi

Karyawan tidak akan terbuka tentang keraguan diri mereka jika mereka merasa akan dihakimi. Workshop yang efektif harus interaktif dan menciptakan lingkungan yang aman secara psikologis. Gunakan sesi kelompok kecil, diskusi terbuka, dan latihan bermain peran (role-playing) di mana karyawan dapat berlatih mengatasi situasi sulit dalam lingkungan yang suportif sebelum mereka harus menghadapinya di dunia nyata.

4. Lakukan Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut (Follow-up)

Perubahan pola pikir tidak terjadi dalam satu malam. Antusiasme dari workshop bisa memudar jika tidak diperkuat. Rencanakan sesi tindak lanjut, baik dalam bentuk coaching kelompok, modul micro-learning, atau tantangan kecil yang dirancang untuk memperkuat keyakinan baru mereka. Para manajer juga harus dilatih tentang cara memberikan umpan balik yang membangun self-efficacy dalam interaksi sehari-hari dengan tim mereka.

Kesimpulan

Pada akhirnya, aset terbesar perusahaan Anda bukanlah gedung, teknologi, atau bahkan produk Anda. Aset terbesar Anda adalah potensi kolektif dari sumber daya manusia Anda. Potensi tersebut hanya dapat terbuka sepenuhnya ketika didukung oleh keyakinan yang kuat.

Mengadakan pelatihan self-efficacy untuk tim Anda di Makassar bukanlah biaya operasional, melainkan sebuah investasi strategis. Ini adalah investasi pada produktivitas yang lebih tinggi, inovasi yang lebih berani, dan tim yang lebih tangguh. Dengan membekali karyawan Anda dengan keyakinan untuk berhasil, Anda tidak hanya membantu mereka mencapai potensi penuh mereka, tetapi Anda juga memposisikan perusahaan Anda untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dan kesuksesan jangka panjang di pasar yang kompetitif.

Jika Anda tertarik untuk memperdalam lagi kemampuan tim Anda dalam Self-Efficacy: Membangun Keyakinan Diri untuk Mencapai Target, pertimbangkan untuk mengikuti In-House Training yang kami tawarkan dari Life Skills ID x Satu Persen. Kami menyediakan berbagai program pelatihan yang dirancang khusus sesuai dengan kebutuhan unik perusahaan Anda. Dengan pendekatan yang tepat, workshop ini bisa menjadi investasi terbaik dalam meningkatkan kinerja dan kesejahteraan tim Anda.

Mau tau lebih lanjut tentang pelatihannya? Hubungi Kami untuk Konsultasi:

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa perbedaan utama antara self-efficacy (efikasi diri) dan self-esteem (harga diri)?

Self-esteem adalah tentang perasaan nilai diri Anda secara umum ("Apakah saya orang yang berharga?"). Sementara self-efficacy jauh lebih spesifik dan terkait dengan tugas ("Apakah saya percaya saya bisa berhasil dalam presentasi penjualan ini?"). Seseorang bisa memiliki self-esteem yang tinggi secara umum, tetapi memiliki self-efficacy yang rendah dalam tugas tertentu, dan sebaliknya.

2. Apakah self-efficacy benar-benar bisa dilatih? Bukankah itu bagian dari karakter?

Ya, self-efficacy sangat bisa dilatih. Psikolog Albert Bandura mengidentifikasi empat cara utama untuk membangunnya: (1) Mengalami kesuksesan kecil secara langsung (mastery experiences), (2) Melihat orang lain yang mirip dengan kita berhasil (vicarious learning), (3) Menerima dorongan dan umpan balik positif (social persuasion), dan (4) Mengelola keadaan emosional kita (emotional states). Workshop yang baik akan berfokus pada keempat elemen ini.

3. Berapa lama durasi workshop self-efficacy yang ideal?

Durasi ideal bisa bervariasi, tetapi program yang efektif biasanya bukan hanya satu sesi singkat. Program ini bisa berupa workshop intensif satu hari penuh (6-8 jam) yang dilanjutkan dengan sesi tindak lanjut (misalnya, 2-3 jam) beberapa minggu kemudian. Pendekatan ini memberikan waktu bagi peserta untuk menerapkan apa yang mereka pelajari dan kembali dengan pertanyaan di dunia nyata.

4. Siapa yang paling mendapatkan manfaat dari training ini, karyawan baru atau karyawan senior?

Keduanya mendapat manfaat dengan cara yang berbeda. Karyawan baru akan membangun fondasi keyakinan yang kuat untuk memulai peran mereka, mengurangi kecemasan awal, dan mempercepat adaptasi. Karyawan senior atau manajer akan belajar cara mempertahankan self-efficacy mereka saat menghadapi tantangan yang lebih besar (seperti memimpin tim atau mengelola proyek bernilai tinggi) dan cara menularkan self-efficacy tersebut kepada tim yang mereka pimpin.

5. Bagaimana kami sebagai perusahaan dapat mengukur keberhasilan pelatihan self-efficacy?

Keberhasilan dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif, Anda bisa melihat peningkatan inisiatif, bahasa yang lebih positif dalam rapat tim, dan kemauan yang lebih besar untuk mengambil proyek baru. Secara kuantitatif, Anda dapat melacak metrik kinerja yang relevan sebelum dan sesudah pelatihan, seperti: pencapaian target penjualan, penurunan tingkat kesalahan (error rate), peningkatan skor survei keterlibatan karyawan (employee engagement), atau bahkan penurunan tingkat turnover karyawan.

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.